Apa hubungan antara keselamatan atau kesuksesan dengan pentingnya menjaga mulut. Hubungannya sangat-sangat dekat. Mulut sebagai pintu masuk semua hal yang dibutuhkan oleh organ tubuh, memegang peranan kunci pada keselamatan dan kesuksesan seseorang. Mulut juga berfungsi mengeluarkan apa saja yang ada di dalam pikiran dan hati kita lewat kata-kata.
Hal tersebut berangkat dari hadist Nabi Muhammad Saw, yang merupakan jawaban dari pertanyaan yang diajukan sahabatnya bernama Uqbah bin Amir, yang bertanya tentang apa arti selamat atau sukses tersebut. Lalu Rasulullah Saw menjawab pertanyaan dari Uqbah bin Amir al-Juhani mengenai keselamatan atau sukses dalam kehidupan:
“Dari Uqbah bin Amir, dia berkata: ‘Aku bertanya wahai Rosulullah, apakah sebab keselamatan atau sukses?’. Beliau menjawab: ‘Kuasailah lidahmu, hendaklah rumahmu luas bagimu, dan tangisilah kesalahanmi’.” (H.R. Tirmidzi).
Baca juga: Rahasia Selamat dan Sukses Dalam Kehidupan Menurut Rasulullah Saw.
Antara Makanan dan Keselamatan
Setiap orang yang ingin hidupnya selamat atau sukses pasti menghindari makan makanan dan minuman yang tidak baik. Mereka tentu akan memilih makanan dan minuman yang baik, sehat dan bergizi, yang dalam konteks Islam disebut makanan yang halalan toyyiban. Mereka juga berusaha menghindarkan diri dari perkataan yang jelek dan kurang bermanfaat.
Makanan dikatakan halal tentu minimal dari dua unsur (zatnya dan cara mendapatkannya). Sementara toyyib artinya baik. Kenapa Islam mensyaratkan minimal dua hal tersebut?. Karena untuk orang-orang tertentu makanan tidak cukup halal. Misal daging kambing atau sapi. Jelas makanan tersebut halal. Tetapi tidak baik dikonsumsi untuk orang yang pantang memakan daging.
Dalam Islam, keselamatan dan kesuksesan bukan hanya diukur dari segi material tetapi juga dari segi spiritual dan moral. Makanan yang halal dan toyyib mencakup semua aspek ini, menjadikannya komponen penting dalam mencapai keseimbangan hidup yang membawa kepada keselamatan dan kesuksesan secara holistik.
Mengkonsumsi makanan yang halal dan toyyib adalah bentuk ketaatan kepada perintah Allah SWT. Dalam Al-Qur’an, Allah memerintahkan umat Islam untuk memakan makanan yang halal dan baik. Ketaatan ini diharapkan dapat mendatangkan berkah dan ridha Allah, yang merupakan faktor penting dalam keselamatan dan kesuksesan hidup.
Makanan yang halal dan toyyib dapat menjaga kebersihan jiwa dan hati. Jiwa yang bersih lebih mudah menerima hidayah dan petunjuk dari Allah, yang bisa membantu seseorang dalam mengambil keputusan yang benar dan sukses dalam hidup.
Makanan yang toyyib berarti makanan yang baik secara kualitas dan gizi. Mengkonsumsi makanan yang sehat dapat menjaga tubuh tetap fit dan terhindar dari penyakit, yang pada gilirannya meningkatkan produktivitas dan kemampuan seseorang untuk mencapai kesuksesan.
Antara Perkataan dan Keselamatan atau Kesuksesan
Islam mengajarkan bahwa perkataan yang baik dan benar adalah komponen penting dalam mencapai keselamatan dan kesuksesan. Menjaga lisan dari perkataan buruk, memotivasi orang lain dengan kata-kata positif, dan berbicara dengan jujur adalah beberapa cara untuk mencapai kebahagiaan dan kesuksesan yang berkelanjutan dalam pandangan Islam.
Perkataan yang positif, baik kepada diri sendiri maupun orang lain, dapat membangun kepercayaan diri. Seseorang yang percaya diri lebih mungkin mencapai kesuksesan karena ia lebih berani mengambil langkah-langkah besar dan menghadapi tantangan.
Dalam perspektif Islam, perkataan memiliki dampak yang signifikan terhadap keselamatan dan kesuksesan seseorang, baik di dunia maupun di akhirat.
Islam sangat menekankan pentingnya kejujuran. Dalam Al-Qur’an dan hadis, banyak disebutkan bahwa kejujuran adalah karakter yang harus dimiliki oleh setiap Muslim. Perkataan yang jujur mendatangkan keberkahan dan ridha Allah, yang merupakan kunci keselamatan dan kesuksesan. Sebaliknya, kebohongan dapat merusak hubungan dengan orang lain dan mengundang murka Allah.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَقُولُوا۟ قَوْلًا سَدِيدًا
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar,
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadis ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga lisan dari perkataan yang tidak baik, yang bisa merugikan diri sendiri dan orang lain. Perkataan yang baik bisa mempererat hubungan sosial dan mendatangkan kebaikan, sedangkan perkataan yang buruk bisa menimbulkan permusuhan dan masalah.
Islam mengajarkan umatnya untuk mengendalikan emosi dan tidak berkata-kata dalam keadaan marah. Perkataan yang diucapkan saat marah sering kali berujung pada penyesalan dan kerugian. Kontrol diri dalam berbicara membantu menjaga hubungan baik dengan orang lain dan menghindari konflik.
Baik, itu baru satu hal tentang resep selamat atau sukses ditinjau dari mulut. Orang yang dapat menjaga mulutnya, baik apa yang dikonsumsi apa yang dikatakan, maka hidupnya akan sukses. Insya Allah pada kesempatan mendatang kami akan melanjutkan hadist yang diriwayatkan oleh Uqbah bin Amir tersebut di atas.
—000—
*Ketua Dewan Pembina Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah dan Komunikasi Islam (STIDKI) Ar Rahmah Surabaya
Tinggalkan Balasan