Sidoarjo (Trigger.id) – Kemajuan kehidupan perempuan, diyakini menjadi cermin majunya sebuah bangsa. Penempatan perempuan yang hanya sebagai “konco wingking” harus terus dikikis. Saatnya perempuan mendapatkan perhatian lebih, dengan tidak meninggalkan kodratnya sebagai perempuan.
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali (Gus Muhdlor) dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) sektoral kaum perempuan menyampaikan beberapa hal.
Pertama, pengarusutamaan Gender bukan lagi isu “kelas dua”. Selama ini mungkin kita melihat masalah pertumbuhan ekonomi, ketersediaan infrastruktur, perbaikan jalan, banjir, upah buruh, bahkan fasilitas olahraga lebih mendesak daripada isu tentang pengarusutamaan gender.
“Ke depan, setiap organisasi perangkat daerah (dinas/badan/dan sebagainya) harus memiliki kepekaan terhadap pengarusutamaan gender,” kata Gus Muhdlor.
Karena kesadaran inilah awal dari munculnya program-program untuk memupus kesenjangan maupun ketidakadilan gender.
Kedua, Ketersediaan Data Terpilah. Salah satu problem utama dan menjadi penyebab analisis gender sulit dilakukan adalah karena tidak atau belum adanya data yang terpilah antara perempuan dan laki-laki. Sejauh mana ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan tentang angka putus sekolah, balita kurang gizi, pengangguran, dan lain-lain.
Padahal, tanpa didukung adanya data yang terpilah, maka berbagai OPD akan kesulitan untuk memetakan besaran masalah dan tidak bisa mengetahui sejauh mana telah terjadi kesenjangan maupun ketidakadilan gender.Gus Muhdlor menyampaikan terima kasih atas semua masukan dalam pengembangan program-program untuk pemberdayaan kaum perempuan ke depan. “InsyaAllah kami akan optimalkan,” janji Gus Muhdlor. (ian)
Tinggalkan Balasan