
Gaza (Trigger.id) – Hamas menuduh Israel menghalangi upaya pemulangan pengungsi Palestina ke Jalur Gaza bagian utara, meskipun gencatan senjata telah diberlakukan sejak pekan lalu. Tindakan tersebut dinilai oleh Hamas sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap kesepakatan yang telah disepakati.
Dalam wawancara dengan jaringan TV Al Araby pada Ahad, juru bicara Hamas, Hazem Qassem, mengungkapkan bahwa meskipun pihaknya telah memberitahu para mediator tentang kondisi Arbel Yehud, seorang perempuan Israel yang mereka tahan, Israel tetap menolak memfasilitasi pemulangan pengungsi. Hazem menegaskan bahwa Yehud masih dalam keadaan hidup.
Ia juga mendesak mediator gencatan senjata, yaitu Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar, untuk menekan Israel agar segera mengizinkan pengungsi Palestina kembali ke tempat asal mereka di Gaza utara.
Sementara itu, pada Sabtu (25/1), kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa pengungsi Palestina tidak diizinkan kembali ke Gaza utara hingga Arbel Yehud dibebaskan.
Hamas sebelumnya mengindikasikan bahwa pembebasan Yehud dijadwalkan pada Sabtu mendatang, seperti yang diungkapkan oleh seorang sumber dekat kelompok tersebut kepada stasiun TV Al Jazeera Qatar. Namun, klaim Israel bahwa Yehud adalah seorang warga sipil dibantah oleh sumber dari kelompok Jihad Islam Palestina, yang menyebut bahwa Yehud sebenarnya adalah seorang polisi yang dilatih dalam program ruang angkasa militer Israel dan saat ini ditahan oleh sayap militer Hamas, Brigade Al Quds.
Ketegangan terkait gencatan senjata ini menunjukkan tantangan besar dalam menyelesaikan konflik di wilayah tersebut dan memastikan hak pengungsi Palestina untuk kembali ke tanah mereka. (bin)
Tinggalkan Balasan