
Surabaya (Trigger.id) – Membangun personal branding yang kuat menjadi cara jitu para pembuat konten untuk menggaet follower di sosial media. Namun personal branding yang dibangun haruslah dilandasi dengan kejujuran agar konten yang dibuat juga bernilai positif.
Hal ini disampaikan oleh Niko Julius, praktisi dan konsultan digital marketing, dalam kegiatan webinar Insight KPK bertajuk: Inventing Anna: The Secret Code of Personal Branding. Niko mengatakan, terkadang produsen konten hanya mengikuti tren dalam membangun personal branding. Akhirnya, mereka membuat personal branding yang palsu.
“Jangan membuat personal branding yang tidak genuine, dengan tidak menjadi dirinya sendiri, dibuat-buat. Membangun personal branding seperti itu akan sangat melelahkan,” kata Niko dalam webinar yang bisa disaksikan rekamannya di Youtube ACLC.
Personal branding, kata Niko, adalah persepsi setiap orang terhadap orang lain. Persepsi ini tidak bisa dipaksakan, sehingga pandangannya akan berbeda setiap orangnya. Personal branding yang dibuat-buat dan tidak sesuai dengan kepribadian aslinya, bisa membuat seseorang stres. Bahkan, kata Niko seperti dikutip laman KPK.
Nic
ko menegaskan, tidak jarang kondisi stres memicu depresi bahkan sampai berlanjut bunuh diri.
“Hal yang harus diperhatikan adalah keaslian. Hati-hati saat mengejar tren yang tidak sesuai dengan karakter kita,” ujar Niko.
Spesialis Kampanye Antikorupsi KPK Epi Handayani, mengatakan bahwa mengedepankan kejujuran dalam membangun personal branding selaras dengan nilai antikorupsi yang digaungkan KPK. Karena menurut Epi, jujur adalah salah satu dari sembilan nilai integritas.
Kesembilan nilai integritas itu adalah Jujur, Mandiri, Tanggung Jawab, Berani, Sederhana, Peduli, Disiplin, Adil dan Kerja Keras yang disingkat “Jumat Bersepeda KK”.
“KPK ingin menggaet influencer untuk bersama-sama mengedukasi publik dengan mem-branding dirinya sebagai pribadi yang jujur. Dengan cara ini, publik bisa mencontoh,” kata Epi.
Niko menambahkan, kejujuran dalam membangun personal branding akan membuat produsen konten nyaman dalam menciptakan karya. Jangan sampai ada hal-hal yang mengganjal dalam menciptakan konten.
Personal branding ini juga sangat penting buat KPK. Bahkan KPK ingin menciptakan personal branding bahwa lembaga antirasuah ini tidak hanya bertugas untuk menangkap koruptor.
Padahal menurut EPI, KPK memiliki enam tugas pokok, yaitu melakukan pencegahan korupsi, berkoordinasi dengan instansi berwenang untuk pemberantasan korupsi, monitoring penyelenggaraan negara, melakukan supervisi instansi pemberantasan korupsi, melakukan penyelidikan, penyidikan dan penuntutan, dan yang terakhir adalah melaksanakan putusan hakim.
Dalam tugas pencegahan, KPK memiliki berbagai program pendidikan antikorupsi. Epi menjelaskan, edukasi antikorupsi ini tidak hanya dialamatkan untuk penyelenggara negara tetapi semua lapisan masyarakat termasuk anak-anak. Itulah sebabnya KPK mengadakan berbagai program yang dapat dikonsumsi oleh berbagai lapisan masyarakat.
“KPK memiliki tugas mendidik masyarakat mulai dari PAUD sampai maut, dari jenjang pendidikan awal sampai atas,” kata Epi. (kai)
Tinggalkan Balasan