
Surabaya (Trigger.id) – Era 80 sampai 90-an, era dimana angkutan kota berupa kendaraan minibus yang dimodifikasi atau arek Suroboyo menyebutnya dengan istilah Lyn atau Mobil Penumpang Umum (MPU), benar-benar menjadi raja jalanan.
Maklum saja saat itu moda transportasi sangatlah terbatas. Naik taksi terkesan mahal dan memang relatif mahal dibanding angkot itu sendiri. Jumlah motor pribadi juga masih terbatas, apalagi ojek online juga belum ada bayangan dibenak kita.
Saat itu, izin trayek yang dikeluarkan Dinas Perhubungan menjadi “barang dagangan” yang nilainya bahkan lebih tinggi daripada harga kendaraan MPU itu sendiri. Aneh untuk ukuran sekarang tetapi benar-benar terjadi dimasa lalu.
Sekarang, lihat saja banyak MPU di banyak juusan atau trayek sering kosong melompong atau hanya ada satu dua penumpang saja. Tidak usah bertanya, apa ngga rugi ya?.
Kondisi saat ini, MPU benar-benar terdesak. Jumlah motor peribadi terus bertambah, penetrasi ojek dan taksi online makin membanjir, belum lagi Pemkot Surabaya bersiap menyediakan puluhan unit bus ber-ac keluar masuk kampung. Sehingga, makin “tamatlah” riwayat MPU minibus di kota Surarabaya.
Ada dilema bagi pemilik MPU plus para sopirnya. Mau ganti haluan usaha yang lain mereka tidak atau belum memiliki pengalaman. Mau “dilipat” MPU kesayangan, belumlah cukup untuk digunakan uang muka pembelian unit baru.
Berkali-kali mereka menyuarakan nasibnya, ke pemerintah dan anggota dewan, berkali-kali juga minim solusi dan bahkan kegagalan yang diperloleh.
Misal beberapa hari lalu Komisi C DPRD Surabaya kabarnya akan terus memperjuangkan nasib sopir angkot atau lyn di Kota Pahlawan ini.
Selain mendesak direkrut sebagai bagian dari pengembangan transportasi massal milk Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, semua kebijakan juga harus berpihak pada sopir angkot ini.
“Mereka punya keluarga. Para sopir angkot harus diberdayakan agar tetap bekerja. Menjadi sopir Suroboyo Bus atau sopir angkutan feeder (pengumpan) yang segera diadakan,” kata Ketua Komisi C Baktiono usai rapat bersama Dinas Perhubungan (Dishub) dan perwakilan sopir angkot, di Gedung DPRD Surabaya, Rabu (6/7/2022).
Para sopir lyn itu menyampaikan keluh kesah makin terpinggirkannya angkutan mereka.
Tidak saja karena keberadaan Suroboyo Bus, tetapi juga karena makin maraknya angkutan online.
Mereka juga menagih janji Pemkot yang menjanjikan merekrut para sopir angkot menjadi sopir dan kru Suroboyo Bus.
Bahkan saat ada rencana angkutan feeder, mereka juga dijanjikan akan direkrut. Semoga tidak sekedar janji lagi Pak Sopir. (ian)
Tinggalkan Balasan