

Seringkali kita “dipusingkan” dengan urusan anak. Pusing kenakalannya, pusing tidak shalatnya, pusing tidak patuhnya, pusing ketika akan sekolah karena tingginya biaya, pusing menyangkut keuangannya, pusing ketika sakit, dan banyak pusing-pusing lainnya…
Namun coba gali spirit dan motivasi ayat ini untuk meringankan pusing pusing diatas yaitu QS Thaha 132;
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا ۖ نَحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ
Artinya: Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.
Kalau ayat tersebut dipahami secara umum, maka ‘Ahlak’ itu bisa diartikan keluargamu. Artinya kita disuruh memeperhatikan shalat keluarga kita, dan termasuk keluarga adalah anak. Shalat di ayat itu sebagai simbol ibadah, artinya kepala keluarga harus benar-benar memperhatikan ibadahnya anak anak. Dan hal itu harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh kesabarannya.. hal itu bisa dilihat dari perintah Allah yang menggunakan kata
واصطبر (wash thobir), yang berasa dari اصبر (ishbir) dan ada ketambahan huruf ط untuk menunjukkan kesungguhan dan kesinambungan…
Al-Qur’an memberikan banyak petunjuk tentang pentingnya kesabaran, termasuk dalam menghadapi masalah yang terkait dengan anak-anak. Berikut beberapa ayat Al-Qur’an yang menekankan kesabaran dan bagaimana orang tua harus bersikap dalam mendidik dan menghadapi tantangan yang terkait dengan anak-anak, seperti surat Luqman Ayat 17:
يَٰبُنَىَّ أَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ وَأْمُرْ بِٱلْمَعْرُوفِ وَٱنْهَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَٱصْبِرْ عَلَىٰ مَآ أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ ٱلْأُمُورِ
Artinya: Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
Kemudian di Surat Al-Kahfi Ayat 82, Allah Swt berfirman:
مَّا ٱلْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَٰمَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِى ٱلْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُۥ كَنزٌ لَّهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَٰلِحًا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَن يَبْلُغَآ أَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنزَهُمَا رَحْمَةً مِّن رَّبِّكَ ۚ وَمَا فَعَلْتُهُۥ عَنْ أَمْرِى ۚ ذَٰلِكَ تَأْوِيلُ مَا لَمْ تَسْطِع عَّلَيْهِ صَبْرًا
Artinya: Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya”.
Kisah ini menggambarkan pentingnya kesabaran dalam menghadapi ujian yang terkait dengan anak-anak, dengan keyakinan bahwa Allah akan memberikan rahmat dan solusi pada saat yang tepat.
Kesabaran dalam Menghadapi Perilaku Anak
Dalam surah At-Tahrim (66:6) Allah Swt berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Ayat ini mengingatkan orang tua akan tanggung jawab mereka untuk melindungi diri dan keluarga mereka dari perilaku yang dapat menjerumuskan ke dalam neraka, yang memerlukan kesabaran dalam mengajarkan dan mendidik anak-anak.
Kesabaran adalah kunci utama dalam mendidik dan menghadapi masalah yang terkait dengan anak-anak. Al-Qur’an memberikan banyak petunjuk dan contoh tentang pentingnya kesabaran, baik dalam menghadapi cobaan umum maupun dalam konteks khusus seperti pendidikan dan perilaku anak. Orang tua diharapkan untuk selalu bersabar, berdoa, dan tawakal kepada Allah dalam menghadapi segala tantangan yang mungkin timbul. (kai)
—000—
*Penceramah, tinggal di Surabaya
Tinggalkan Balasan