
Surabaya (Trigger.id) – Penggunaan gawai dan media sosial kini sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, pemakaian berlebihan justru sering menjebak penggunanya dalam perilaku adiktif.
Fenomena ini menjadi topik utama dalam Sharing Session “Teman Cerita, Teman Solusi: Bersama Mendengar, Bersama Menguatkan”, rangkaian kegiatan Bulan Kesehatan Mental Fakultas Psikologi (Fpsi) Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Kamis (18/9/2025).
Kecanduan Digital Semakin Mengkhawatirkan
Dalam paparannya, dosen Fpsi Unesa Muhammad Nuril Mukminin menjelaskan bahwa berdasarkan intensitas pemakaian gadget dan media sosial di Indonesia, kecenderungannya sudah dapat digolongkan sebagai kecanduan.
“Kita sering lupa waktu, menunda pekerjaan, bahkan terganggu pola tidur. Fakta lainnya, 87 persen orang mengaku tidak nyaman bila jauh dari ponsel,” ujarnya.
Menurutnya, kecanduan digital tidak hanya menurunkan produktivitas, tetapi juga memicu masalah psikologis serius seperti phantom ringing syndrome (merasakan ponsel bergetar padahal tidak), nomophobia (cemas tanpa akses ponsel), hingga fear of missing out atau FOMO.
“Jika tidak segera disadari, kondisi ini bisa mengikis kualitas hidup dan kesehatan mental seseorang,” tambah dosen yang juga menekuni bidang Psikologi Positif tersebut.
Strategi Mengatasi Kecanduan
Sebagai langkah pencegahan, Nuril mengajak mahasiswa untuk mencoba digital detox. Tiga langkah praktis yang bisa diterapkan adalah:
- Mengatur durasi penggunaan gadget,
- Membatasi ruang aktivitas digital,
- Menemukan alternatif kegiatan di luar layar.
“Kalau tidak dilakukan, kita akan terus terjebak dalam kenyamanan palsu, layaknya kecanduan cinta yang tidak kita sadari,” selorohnya yang disambut tawa peserta.
Ruang Aman untuk Berbagi
Kegiatan yang dikemas secara santai ini tidak hanya memberi wawasan, tetapi juga menghadirkan ruang aman bagi mahasiswa untuk saling berbagi pengalaman. Para peserta diajak merefleksikan kebiasaan digital mereka serta mendiskusikan cara-cara sehat dalam mengelola teknologi.
Dengan pendekatan yang interaktif, Sharing Session ini menjadi pengingat penting bahwa kesehatan mental dapat terjaga bila seseorang mampu menyeimbangkan penggunaan gadget dengan aktivitas lain yang lebih bermakna. (bin)
Tinggalkan Balasan