

Dalam pandangan Islam, fenomena pergantian tahun yang sering diiringi dengan perilaku destruktif seperti pesta berlebihan, hura-hura, atau perbuatan yang melampaui batas dipandang sebagai sesuatu yang tidak sesuai dengan prinsip hidup Islami. Islam menekankan keseimbangan antara kebahagiaan duniawi dan tanggung jawab akhirat. Pergantian tahun seharusnya dimaknai sebagai momentum untuk introspeksi dan memperbaiki diri, bukan ajang untuk melakukan perbuatan sia-sia atau bahkan merusak.
Dalam menghadapi fenomena sosial pergantian tahun, seorang Muslim dianjurkan untuk bersikap bijaksana dan tetap berpegang pada prinsip-prinsip syariat Islam. Sikap ini mencakup menjauhi perilaku negatif, mengisi waktu dengan hal-hal bermanfaat, serta memaknai pergantian tahun sebagai momentum untuk memperbaiki diri. Berikut beberapa panduan sikap seorang Muslim dalam menyikapi fenomena pergantian tahun:
1. Menjauhi Perbuatan Maksiat dan Hura-Hura
Pergantian tahun sering kali diwarnai dengan perilaku negatif seperti pesta berlebihan, mabuk-mabukan, atau kegiatan yang tidak bermanfaat. Islam melarang perbuatan sia-sia yang menjauhkan seorang Muslim dari ketaatan kepada Allah SWT.
- Dalil Al-Qur’an:“Dan janganlah kamu mengikuti orang-orang yang suka berbuat kerusakan di muka bumi.” (QS. Al-Qashash: 77)
- Hadis Rasulullah SAW:“Setiap umatku akan diampuni kecuali orang yang berbuat dosa secara terang-terangan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Seorang Muslim harus berupaya menghindari aktivitas yang melampaui batas dan tidak berfaedah.
2. Memanfaatkan Waktu untuk Muhasabah (Introspeksi Diri)
Pergantian tahun adalah momen yang tepat untuk melakukan muhasabah, yaitu merenungi amal perbuatan di tahun sebelumnya dan mempersiapkan diri untuk menjadi lebih baik di masa mendatang.
- Dalil Al-Qur’an:“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).” (QS. Al-Hasyr: 18)
Muhasabah meliputi:
- Mengevaluasi ibadah, akhlak, dan amal perbuatan.
- Bertaubat atas dosa-dosa yang telah dilakukan.
- Bertekad untuk memperbaiki diri dan meningkatkan amal kebaikan.
3. Menyibukkan Diri dengan Kegiatan Positif dan Bermanfaat
Islam sangat mendorong umatnya untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin, karena waktu adalah anugerah yang akan dipertanggungjawabkan di akhirat.
- Dalil Al-Qur’an:“Demi waktu. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.” (QS. Al-‘Asr: 1-3)
Contoh kegiatan positif yang bisa dilakukan:
- Mengadakan doa bersama atau pengajian untuk menyambut tahun baru dengan penuh kesadaran spiritual.
- Melakukan kegiatan sosial, seperti berbagi dengan fakir miskin atau berpartisipasi dalam kegiatan amal.
- Menulis resolusi dan perencanaan yang lebih baik untuk memperbaiki kehidupan duniawi dan ukhrawi.
4. Menghindari Sikap Tasyabbuh (Meniru Perilaku yang Tidak Sesuai Islam)
Rasulullah SAW melarang umatnya untuk meniru kebiasaan atau tradisi yang bertentangan dengan ajaran Islam, termasuk perayaan pergantian tahun yang berlebihan atau mengikuti budaya yang tidak bermanfaat.
- Hadis Rasulullah SAW:“Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Abu Dawud)
Seorang Muslim harus mampu membedakan mana tradisi yang bermanfaat dan mana yang hanya membawa kerusakan.
5. Menyadari Hakikat Waktu dalam Islam
Waktu dalam Islam adalah salah satu nikmat Allah yang sangat berharga. Pergantian tahun mengingatkan kita akan berkurangnya jatah usia dan mendekatnya kehidupan akhirat.
- Hadis Rasulullah SAW:“Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam pada hari kiamat, hingga ia ditanya tentang empat perkara: tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang ilmunya bagaimana ia amalkan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan dan ke mana ia keluarkan, serta tentang tubuhnya untuk apa ia gunakan.” (HR. Tirmidzi)
Muslim harus memanfaatkan setiap momen untuk mendekatkan diri kepada Allah, bukan malah menjauh dari-Nya.
6. Menyebarkan Kebaikan dan Menjadi Contoh yang Baik
Sebagai Muslim, kita memiliki kewajiban untuk menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Saat melihat fenomena pergantian tahun yang diwarnai dengan hal-hal negatif, kita bisa mengambil peran aktif untuk memberikan teladan baik di lingkungan sekitar.
- Ajak keluarga dan teman untuk bersama-sama melakukan kegiatan positif.
- Menyebarkan dakwah yang lembut tentang pentingnya menjaga waktu dan menjauhi hal sia-sia.
Muslim harus memandang pergantian tahun sebagai momen untuk introspeksi, memperbaiki diri, dan meningkatkan amal saleh. Hindari perbuatan yang melanggar syariat dan manfaatkan waktu dengan kegiatan yang positif serta mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan sikap yang benar, pergantian tahun bukan lagi menjadi fenomena destruktif, melainkan momen penuh keberkahan yang membawa perubahan ke arah kebaikan.
Tinggalkan Balasan