• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

“Frenemy”, Ambiguitas Jurnalistik di Era Kemajuan Teknologi Komunikasi

18 September 2024 by isa Tinggalkan Komentar

Ilustrasi gambar: Linkedin
Oleh: Isa Anshori*

Di era kemajuan teknologi komunikasi saat ini, dunia jurnalistik menghadapi sebuah fenomena ambivalen yang dikenal dengan istilah “frenemy,” yang berasal dari kata friend (teman) dan enemy (musuh).

Istilah ini semakin relevan ketika mengacu pada hubungan antara jurnalis dengan kecerdasan buatan (AI) dan teknologi modern lainnya. Di satu sisi, teknologi ini merupakan alat yang mempermudah dan meningkatkan kualitas produksi jurnalistik. Di sisi lain, mereka juga membawa ancaman potensial bagi profesi jurnalis.

AI sebagai Teman Jurnalis

Banyak proses yang sebelumnya memakan waktu lama dengan kehadiran AI dapat disederhanakan. Misalnya, automated journalism memungkinkan AI menulis artikel sederhana seperti laporan cuaca, hasil pertandingan, dan berita keuangan. AI juga dapat membantu jurnalis dengan analisis data secara cepat, mengidentifikasi pola dalam ribuan dokumen, atau melacak perkembangan cerita di berbagai platform berita.

Teknologi lain seperti media sosial dan algoritma mesin pencari juga mempermudah penyebaran berita secara luas dan cepat, membantu jurnalis menjangkau lebih banyak audiens dalam waktu singkat.

AI bahkan membantu dalam proses investigasi dengan kemampuan data mining yang kuat, membantu jurnalis dalam menemukan dan memverifikasi fakta lebih cepat dari sebelumnya.

AI sebagai Musuh Profesi Jurnalis

Namun, di balik segala kemudahan tersebut, ada kekhawatiran bahwa AI berpotensi menggantikan peran jurnalis manusia. Artikel yang dihasilkan oleh AI terkadang sudah cukup untuk menggantikan jurnalis di beberapa area tertentu, terutama di berita sederhana atau repetitif. Perusahaan media mungkin melihat ini sebagai cara untuk mengurangi biaya operasional dengan mengurangi jumlah jurnalis yang dipekerjakan.

Selain itu, algoritma AI yang digunakan oleh platform media sosial dan mesin pencari sering kali lebih fokus pada konten yang menarik perhatian (klik, komentar, dan share), yang bisa mereduksi kualitas berita dan memprioritaskan sensasi ketimbang kedalaman informasi. Akibatnya, jurnalis berisiko kehilangan kontrol terhadap narasi berita, karena algoritma memprioritaskan tren berdasarkan data daripada prinsip-prinsip jurnalisme yang mengutamakan keakuratan dan etika.

Tantangan Etika di Era Teknologi

Peran AI dalam jurnalistik juga memunculkan pertanyaan etis. Bagaimana akurasi dan kebenaran berita yang dihasilkan oleh AI dapat dipastikan? Bagaimana jika ada bias yang disematkan dalam algoritma atau AI mengambil informasi dari sumber yang tidak dapat diverifikasi? Hal ini mengancam kredibilitas jurnalisme sebagai pilar informasi yang dapat dipercaya oleh masyarakat.

Bagi jurnalis, frenemy ini adalah suatu dilema. Mereka harus mampu memanfaatkan teknologi tanpa kehilangan sentuhan manusia yang menciptakan kedalaman, kreativitas, dan perspektif unik dalam berita yang mereka sajikan.

Istilah “frenemy” dalam jurnalistik di era teknologi mencerminkan ambiguitas bagi jurnalis dalam merespons perkembangan AI dan alat komunikasi modern. Teknologi ini menjadi sahabat yang menawarkan efisiensi dan percepatan kerja, tetapi sekaligus musuh yang bisa mengancam keberlangsungan profesi jurnalis.

Tanggapan para pakar komunikasi terkait istilah “frenemy” dalam dunia jurnalistik di era kecerdasan buatan (AI) cukup beragam. Prof. Jay Rosen, seorang pakar komunikasi dari Universitas New York, menyatakan bahwa AI dapat membantu mempercepat proses verifikasi fakta, analisis data, serta distribusi berita. Dalam pandangan ini, AI adalah teman yang memungkinkan jurnalis untuk lebih fokus pada investigasi mendalam dan analisis kritis, sementara tugas-tugas rutin dapat diotomatisasi.

Tetapi Dr. Julia Sonnevend, pakar komunikasi dari Universitas New School, mengungkapkan kekhawatiran bahwa AI dapat mereduksi sentuhan manusia dalam jurnalisme. AI mungkin unggul dalam memproduksi laporan dasar, tetapi gagal menangkap nuansa emosi, kreativitas, dan pendekatan manusia dalam pemberitaan yang mendalam. Kekhawatiran ini mencerminkan bahwa, meskipun AI bisa menjadi alat yang berguna, ia tidak dapat menggantikan kemampuan manusia dalam memberikan narasi yang kaya konteks dan empati.

AI dan Tantangan Etika

Pakar komunikasi seperti Dr. Zizi Papacharissi, dari Universitas Illinois di Chicago, juga menyoroti tantangan etika yang muncul dari penggunaan AI dalam jurnalistik. Menurutnya, AI dapat menimbulkan masalah transparansi dan bias algoritmik. Jika jurnalis terlalu bergantung pada AI untuk menentukan apa yang layak diberitakan atau disebarluaskan, maka ada risiko bahwa algoritma yang bias bisa memengaruhi keputusan editorial. Hal ini dapat menyebabkan prioritas berita yang sensasional atau viral, ketimbang berita yang mendidik dan bermanfaat.

Beberapa ahli juga menyuarakan kekhawatiran bahwa AI dapat menjadi musuh bagi keberlangsungan profesi jurnalis. Prof. Victor Pickard dari Universitas Pennsylvania berpendapat bahwa pengurangan jumlah jurnalis manusia akibat otomatisasi bisa mengancam keragaman perspektif dalam media.

Jika semakin banyak media yang mengandalkan AI untuk menulis berita, maka kapasitas jurnalis untuk menggali isu-isu lokal atau marginal bisa tergerus, sementara berita menjadi lebih homogen dan kurang mewakili berbagai sudut pandang masyarakat.

—000—

*Pemimpin Redaksi Trigger.id

Share This :

Ditempatkan di bawah: nusantara, update, wawasan Ditag dengan:Ambiguitas, Frenemy, Jurnalistik, Kecerdasan Buatan, Teknologi Komunikasi

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Menlu Sugiono: Pengiriman 10 Ribu Ton Beras ke Gaza Terkendala Akses Masuk

1 Juli 2025 By admin

Fluminense Singkirkan Inter Milan di 16 Besar Piala Dunia Antarklub 2025

1 Juli 2025 By admin

Film Terakhir Fast & Furious Tayang 2027, Vin Diesel: Brian Kembali Hadir

1 Juli 2025 By admin

Makepung, Pacuan Kerbau Pelestari Tradisi dan Identitas Budaya Bali

1 Juli 2025 By admin

Jazz: Simbol Kebebasan, Pemberontakan, dan Pertukaran Budaya Global

1 Juli 2025 By admin

Cristiano Ronaldo Tolak Piala Dunia Antarklub Demi Mimpi Terakhir di Piala Dunia 2026

30 Juni 2025 By admin

AS Desak Israel Capai Gencatan Senjata dan Pertukaran Tawanan di Gaza

30 Juni 2025 By admin

Indonesia Harus Siapkan Regulasi AI Demi Wujudkan Kedaulatan Digital

30 Juni 2025 By admin

Maratua Jazz & Dive Fiesta 2025 Dimulai, Kolaborasi Irama dan Alam Tarik Ribuan Wisatawan

30 Juni 2025 By admin

Dua Gol Harry Kane Antar Bayern Muenchen Lolos ke Perempat Final Piala Dunia Antarklub 2025

30 Juni 2025 By admin

Jeff Bezos dan Lauren Sanchez Akhiri Pesta Pernikahan Megah Selama Tiga Hari di Venesia

30 Juni 2025 By admin

Membuka Pintu Keberkahan Rezeki, Belajar Dari Kisah Abdurrahman bin Auf RA

30 Juni 2025 By admin

Yoan Bonny Segera Bergabung dengan Inter Milan dari Parma

30 Juni 2025 By admin

Marc Marquez Juarai MotoGP Belanda 2025, Samai Rekor Giacomo Agostini

30 Juni 2025 By admin

Waspada Empat Hal yang Meracuni Hati

29 Juni 2025 By admin

Katy Perry Absen dari Pernikahan Jeff Bezos dan Lauren Sánchez

29 Juni 2025 By admin

Riuhnya Festival Kuda Tradisional Cibogo, Warisan Budaya Rakyat Sumedang

29 Juni 2025 By admin

Berjalan Lebih dari 100 Menit Sehari Bisa Kurangi Risiko Sakit Punggung Bawah Kronis

29 Juni 2025 By admin

Israel Keluarkan Perintah Evakuasi Warga Palestina dari Gaza Tengah

29 Juni 2025 By admin

Tragedi Rinjani, Kemenparekraf Tegaskan Pentingnya Kepatuhan SOP Pendakian

29 Juni 2025 By admin

Makan Mangga Setiap Hari, Apa Dampaknya terhadap Kadar Gula Darah Anda?

29 Juni 2025 By admin

Wali Kota Surabaya Ajak Pelajar Teladani Bung Karno Lewat Tur Literasi

29 Juni 2025 By admin

Trump Sebut Gencatan Senjata di Gaza Mungkin Terjadi dalam Sepekan

29 Juni 2025 By admin

Remaja Suriah Didakwa Terkait Rencana Teror di Konser Taylor Swift di Wina

28 Juni 2025 By admin

BPH Kaji Masa Tinggal Jamaah Haji Jadi 30 Hari pada Musim Haji 1447 H

28 Juni 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

Juli 2025
S S R K J S M
 123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
28293031  
« Jun    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Ramadhan, Sebelas Bulan Akan Tinggalkan Kita

28 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Gen Z, Antara Fenomena Waithood dan Penyakit Menular Seksual
  • 418 Jemaah Haji Wafat, Kemenkes: Pentingnya Pengetatan Istitha’ah Kesehatan
  • 10 Film Terbaik Tahun 2025, dari Horor Distopia hingga Blockbuster Superhero
  • Kunjungan Presiden Prabowo ke Saudi Perkuat Kerja Sama Strategis di Bidang Haji
  • Menkes Ajak BGN Perkuat Intervensi Gizi Ibu Hamil untuk Tekan Angka Stunting

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.