
Surabaya (Trigger.id) – Jack Osbourne tak kuasa menahan air mata ketika mengenang bagaimana operasi tulang belakang yang dijalani ayahnya, legenda rock Ozzy Osbourne, pada tahun 2019 berdampak besar terhadap kualitas hidup sang musisi di tahun-tahun terakhirnya. Kisah menyentuh ini terungkap dalam dokumenter terbaru Ozzy: No Escape From Now yang tayang di Paramount+.
“Masalah utama adalah kerusakan saraf akibat operasi leher yang gagal,” ujar Jack dalam film dokumenter tersebut. “Ya, Parkinson-nya memang terus berkembang, tapi yang benar-benar menghancurkan hidupnya adalah kehilangan kemampuan untuk bergerak.”
Sambil menahan emosi, Jack melanjutkan, “Dokter itu benar-benar telah merampas kemampuan ayahku untuk bergerak. Aku sangat marah, karena aku merasa semua ini sebenarnya bisa dihindari. Ini tidak seharusnya terjadi.”
Operasi yang Justru Memperburuk Kondisi
Ozzy Osbourne menjalani operasi tulang belakang pada tahun 2019 setelah terjatuh ketika hendak naik ke tempat tidur. Namun, menurut Aimee Osbourne, putri tertuanya, operasi yang awalnya dimaksudkan untuk menstabilkan tulang belakang justru memicu cedera tambahan di bagian bawah luka awal.
Istri Ozzy, Sharon Osbourne, mengungkapkan bahwa sejak operasi itu, rasa sakit suaminya tak pernah berhenti. “Dia harus menjalani operasi demi operasi hanya untuk mencoba memperbaiki masalah yang ditimbulkan prosedur pertama,” jelas Sharon. Ia menambahkan, seorang ahli bedah lain kemudian menilai bahwa operasi pertama tersebut dilakukan secara “terlalu agresif” dan mencakup tindakan “yang sebenarnya tidak perlu dilakukan.”
“Dokter itu memasang pelat di kedua sisi lehernya dengan banyak sekrup,” kata Sharon. “Padahal, hal itu tidak perlu dilakukan, dan malah menyebabkan kerusakan yang lebih parah.”
Pada September 2021, keluarga akhirnya memutuskan untuk melakukan operasi korektif guna mengangkat pelat logam dan delapan sekrup dari leher Ozzy. Namun Sharon mengakui, “Kerusakan utama sudah terlanjur terjadi.”
Dampak Emosional dan Perpisahan Terakhir
Akibat kondisi tersebut, Ozzy terpaksa membatalkan tur dunianya pada tahun 2023. Ketidakmampuannya tampil di atas panggung sangat memukul sang vokalis legendaris. Dalam wawancara terakhirnya, Ozzy sempat mengaku merasa menjadi beban bagi keluarganya.
“Aku bilang ke Sharon, ‘Maaf karena aku jadi beban buatmu.’ Tapi dia langsung berkata, ‘Apa sih yang salah denganmu?’” kenang Ozzy. “Tapi begitulah perasaanku. Aku bukan orang yang pandai menghadapi sakit.”
Sharon pun menambahkan bahwa sang suami kerap berharap bisa mengakhiri penderitaannya. “Ada hari-hari ketika dia begitu kesakitan sampai berkata ingin pergi saja,” ujarnya lirih.
Meski kondisi fisiknya memburuk, Ozzy sempat kembali ke panggung untuk terakhir kalinya dalam konser amal “Back to the Beginning”, yang menjadi pertunjukan perpisahan Black Sabbath, kurang dari tiga minggu sebelum ia meninggal dunia pada usia 76 tahun.
Acara tersebut mengumpulkan dana untuk Cure Parkinson’s, Birmingham Children’s Hospital, dan Acorn Children’s Hospice, serta menampilkan penampilan dari band-band metal besar seperti Metallica, Slayer, Pantera, Mastodon, dan Anthrax.
Dalam pidato perpisahannya di atas panggung, Ozzy menyampaikan rasa terima kasih kepada para penggemarnya.
“Atas nama seluruh anggota Black Sabbath dan diriku sendiri, aku ingin mengucapkan terima kasih atas dukungan kalian selama ini. Berkat kalian, kami bisa hidup seperti ini,” katanya penuh haru. “Terima kasih dari lubuk hatiku. Aku mencintaimu. Kami semua mencintaimu.”
Film dokumenter Ozzy: No Escape From Now kini sudah dapat disaksikan di Paramount+. (ian)
Tinggalkan Balasan