
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.”
Oleh: KH. Ali Muaffa, M.Ag. (Khadimul Ma’had/Pesantren Al Quran Nurul Falah Surabaya)

Berkomunikasi menjadi bagian dari kehidupan manusia. Berkomunikasi verbal maupun non verbal setiap hari kita lakukan. Ada sebagian orang yang memahami betul tentang bagaimana berkomunikasi secara efektif, baik dan benar. Sebaliknya banyak pula yang tidak memiliki ilmu komunikasi yang baik sehingga seringkali pesan yang ingin disampaikan menjadi tidak atau kurang jelas ditangkap oleh lawan bicara (komunikan).
Berkomunikasi menurut Islam telah diatur sedemikian rupa di Al Quran sebagai pedoman umat muslim. Islam mengatur bagaimana cara dan tata krama kita dalam berkomunikasi. Berkomunikasi dengan anak, dengan pasangan hidup (suami/istri), dengan teman sebaya, dengan orang yang lebih muda dan juga berkomunikasi dengan orang yang lebih tua atau orang tua.
Salah satu contoh di dalam Al Quran Allah SWT berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَقُولُوا۟ قَوْلًا سَدِيدًا
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, (Al Ahzab: 70)
Disini Allah menyandingkan antara beriman dan bertaqwa dengan berkomunikasi atau berkata dengan benar (qaulan sadida). Kalimat berkata dengan benar ini menunjukkan perintah (fiil amar). Jadi jika hal tersebut merupakan perintah berarti sifatnya wajib. Dan karena sifatnya wajib maka akan berdosa jika kita sebagai muslim tidak melakukannya.
Sekarang, apa pentingnya atau apa kontribusinya perkataan yang benar itu dalam konteks kehidupan sehari-hari. Perkataan yang benar itu tidak hanya penting dan harus dilakukan di dunia, tetapi memiliki implikasi dengan kehidupan di akhirat kelak. Implikasi di dunia, dengan perkataan yang baik maka hidup ini akan menjadi baik, lebih mengerucut lagi hidup ini akan menjadi indah dan menyenangkan.
Perkataan yang benar akan menjadikan hidup menyenangkan. Menyenangkan bagi pasangan hidup kita, menyenangkan anak kita, bagi para pebisnis perkataan yang benar akan menyenangkan partner bisnisnya, dan seterusnya.
Hidup ini butuh yang namanya performa atau penampilan. Salah satu penunjang performa adalah perkataan kita. Perkataan yang benar dan bisa dipercaya akan menunjukkan kualitas performa kita. Begitu juga sebaliknya. Semakin banyak berkata tidak benar atau bohong, maka performanya akan jelek dan tidak bisa dipercaya.
Untuk bisa berkata dengan benar membutuhkan latihan terus menerus. Semakin sering kita berkata benar akan menjadi kebiasan dan kebiasan tersebut akan menjadi karakter. Sebaliknya, seseorang jika sering berkata tidak benar akan menjadi terbiasa juga dan nantinya akan menjadi karakter dari orang tersebut.
Dalam Islam, Allah SWT tidak hanya memerintahkan kita untuk berkata dengan benar. Tetapi lebih dari kitu Allah juga memerintahkan kita untuk berkata dengan perkataan yang mulia, dibarengi dengan rasa hormat dan mengagungkan, enak didengar, lemah-lembut, dan bertatakrama (qaulan karimah).
۞ وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
Artinya: Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (QS Al Isra 23)
Berkata dengan penuh perhormatan, memuliakan orang yang kita ajak berbicara, terutama berkata-kata atau berkomunikasi dengan orang yang lebih tua dari kita. Betapa detailnya Islam mengatur tentang ilmu komunikasi ini.
Jika dalam teori dasar ilmu komunikasi adalah yang menyebutkan yang penting pesannya tersampaikan. Tetapi ternyata Islam jauh daripada hal tersebut. Selain pesannya harus tersampaikan dengan jelas dan benar, Islam juga mengatur tentang pentingnya berkata dengan benar, lemah lembut. kasih sayang, penuh penghormatan, enak didengar, mengagungkan atau memuliakan dan seterusnya.
Islam juga menuntun kita untuk bisa berkata dengan benar dan efektif agar lawan bicara mengerti tentang pesan yang kita sampaikan. Dan hal tersebut termaktub dalam doa yang sering kita baca:
رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي
Artinya: “Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku.” (QS. Thaha ayat 25-28).
Banyak sekali kejadian gara-gara salah ucap menjadi masalah, gara-gara pesan tidak tersampaikan secara utuh bisa jadi masalah, gara-gara nada atau intonasi bicara yang salah juga akan menjadi masalah.
Karena itu, kontribusi qaulan sadidah dan qaulan karimah dalam kehidupan sehari-hari sangatlah besar.
Bagi orang yang paham dan tahu betul tentang ilmu komunikasi maka orang tersebut sudah bisa menghitung apa dampak dari ucapannya. Bahkan sebelum berbicara ia sudah tahu resikonya, bermanfaat atau tidak perkataannya. Berpikirlah sebelum berbuat atau berkata-kata.
Tinggalkan Balasan