
“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka….”.
Oleh: Isa Anshori (Pemred Trigger.id)

Kehadiran anak itu luar biasa dan anugerah terbesar bagi mereka yang berumah tangga. Karenanya, kehadiran anak harus kita syukuri dan cara bersyukur yang baik adalah menjaga, merawat, dan mendidik anak tersebut.
Terkadang anak-anak tak sama dengan harapan kita sebagai orang tua. Saat menjumpai anak kita memiliki perangai yang kurang baik, jangan sekali-kali menyalahkan anak dan berprasangka buruk terhadap Allah Swt.
Kita harus koreksi diri kita sendiri, kenapa anak kita menjadi tidak nurut, nakal dan sebagainya. Dibalik itu semua, setiap anak memiliki bakat, potensi dan kecerdasan masing-masing. Ketika potensi-potensi tersebut tidak muncul, jangan lantas menyalahkan anak. Koreksi kenapa kita sebagai orang tua tak mampu menumbuhkan dan menyalurkan potensi anak secara optimal.
Sederhananya, seringkali kita terkaget-kaget dengan tingkah laku anak kita. Ini karena mungkin kita terlalu sibuk dan tidak sempat memperhatikan betul kebutuhan anak. Kita merasa sudah cukup memenuhi kebutuhan mereka secara fisik. Namun seringkali kita gagal memenuhi kebutuhan psikis anak-anak.
Bahwa kebutuhan fisik itu penting memang benar. Dan hal tersebut yang paling mudah terlihat dan paling mudah kita penuhi. Tetapi kebutuhan psikis ternyata jauh lebih penting dan lebih sulit kita penuhi karena tak kasat mata.
Mental spiritual anak menjadi kunci yang harus kita perhatikan dari waktu ke waktu. Percuma saja anak kita penuhi kebutuhan fisiknya, tetapi ruh dan jiwa mereka kering akan sentuhan kasih orang tuanya.
Banyak contoh orang tua gagal mendidik anak, Bahkan Nabi Nuh sendiri pun juga gagal mendidik anaknya, Kan’an. Jika Nabi Nuh saja gagal, apalagi kita yang bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa.
Anak dididk dan dibimbing matian-matian saja ada resiko gagalnya, apalagi yang kita biarkan. Tetapi catatan tebalnya, sekeras dan sesulit apapun usaha atau ikhtiar kita, dan sekhusyuk apapun doa kita, Allah-lah yang menentukan mau jadi apa anak-anak kita.
Jangan sampai kita meninggalkan generasi-generasi lemah, generasi yang justru menyulitkan pertanggung-jawaban kita di akhirat kelak. Dalam Al Quran surat An Nisa ayat 9 Allah Swt berfirman:
وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوْا عَلَيْهِمْۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا
Artinya: Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.
Ini menjadi ibrah atau pelajaran betapa penting peran orang tua terhadap anak. Jangan tinggalkan mereka dalam kondisi lemah. Lemah ekonominya, pendidikannya apalagi lemah imannya.
Tinggalkan Balasan