

Upaya memperbanyak amal di penghujung usia merupakan bentuk persiapan menghadapi kematian, karena dalam Islam, akhir hidup seseorang sangat menentukan nasib di akhirat.
Memperbanyak ibadah seperti shalat, puasa sunnah, membaca Al-Qur’an, dan berdzikir menjadi cara utama mendekatkan diri kepada Allah. Shalat tahajjud di malam hari, memperbanyak istighfar, dan senantiasa menjaga wudhu adalah upaya untuk meraih ketenangan batin dan mendekatkan diri kepada-Nya.
Al-Qur’an memerintahkan agar setiap muslim terus beribadah sampai ajal menjemput:
وَٱعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ ٱلْيَقِينُ
Artinya: Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).
Amal jariyah, atau amal yang pahalanya terus mengalir bahkan setelah kita wafat, sangat dianjurkan, terutama di usia senja. Contohnya adalah membangun masjid, sekolah, sumur air, atau wakaf. Rasulullah SAW bersabda:
إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Artinya: “Apabila anak adam (manusia) telah meninggal dunia, maka terputuslah amalnya darinya, kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah (sedekah yang pahalanya terus mengalir), ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang selalu mendoakannya.” (HR Muslim No. 1631).
Memperbanyak amal di penghujung usia didasarkan pada ajaran Islam yang tercermin dalam beberapa ayat Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad SAW. Salah satu prinsip utama adalah bahwa manusia tidak pernah mengetahui kapan ajalnya akan tiba, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an:
إِنَّ ٱللَّهَ عِندَهُۥ عِلْمُ ٱلسَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ ٱلْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِى ٱلْأَرْحَامِ ۖ وَمَا تَدْرِى نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًا ۖ وَمَا تَدْرِى نَفْسٌۢ بِأَىِّ أَرْضٍ تَمُوتُ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌۢ
Artinya: Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Surat Lukman: 34)
Ayat ini menekankan bahwa kematian datang tanpa peringatan, sehingga manusia didorong untuk terus meningkatkan amal baiknya, terutama ketika menyadari bahwa hidup mereka semakin mendekati akhir.
Selain ketidakpastian waktu kematian, alasan lain mengapa memperbanyak amal di penghujung usia sangat penting adalah:
- Amal yang baik bisa menghapus dosa-dosa sebelumnya, sesuai dengan hadis Nabi SAW: “Ikutilah keburukan dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu akan menghapuskan keburukan tersebut.” (HR. Tirmidzi).
- Kematangan spiritual: Seiring bertambahnya usia, seseorang biasanya memiliki kedewasaan dan kebijaksanaan yang lebih dalam memandang dunia dan akhirat, sehingga lebih fokus pada amal yang membawa manfaat di akhirat.
Dengan demikian, memperbanyak amal di penghujung usia adalah wujud kesadaran akan kematian yang tidak pasti waktunya dan upaya untuk mendapatkan akhir yang baik (husnul khatimah).
—000—
*Penceramah, tinggal di Surabaya
Tinggalkan Balasan