
Surabaya (Trigger.Id)-Jika selama ini banyak generasi milenial lebih mengenal karakter tokoh Marvell dan atau Super Hero dibanding tokoh-tokoh pewayangan, mereka tidaklah salah. Karena dunia digital yang akrab dengan kehidupan mereka, memang dipenuhi cerita-cerita budaya asing.
Budayawan Surabaya, Heri Lentho menilai, secara umum minat generasi muda di Jawa Timur terhadap seni wayang masih kalah dengan bentuk seni budaya lainnya. “Para pemangku kepentingan pewayangan dan para pejabatnya kurang mengoptimalkan pergeseran transformasi wayang ke perkembangan teknologi informasi,” papar Heri Lentho.
Harusnya, kata Heri Lentho, ketika semua konten masuk ke digital dan mudah diakses melalui handphone, seharusnya wayang juga mampu mengimbangi. Itulah sebabnya generasi saat ini lebih akrab dengan karakter tokoh-tokoh Super Hero dan atau Marvell dibanding tokoh-tokoh yang ada dalam dunia pewayangan.
Padahal dalam dunia pewayangan, apapun karakter manusia hampir pasti bisa ditemukan diantara sekian banyak tokoh-tokoh wayang. Ketua Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi Jawa Timur), Ki Sinarto mengatakan, pihaknya tetap yakin wayang tidak akan punah dan bahkan wayang akan berkembang lebih besar lagi daripada saat ini.
Sebagai Ketua Pepadi Jawa Timur, Ki Sinarto tidak keberatan sama sekali dengan cara-cara dalang muda, mengkomunikasikan esensi wayang kepada masyarakat saat ini. Mereka menggunakan bahasa campuran antara bahasa Jawa dengan Bahasa Indonesia dan bahkan dengan bahasa Inggris sekalipun.
Ki Sinarto juga menyatakan, sebenarnya kita belum selesai mengeksplorasi tawaran-tawaran nilai filosofis dari wayang. “Filosofi dan karakter tokoh dalam wayang, ini menjadi kedung karakter yang saat ini dibutuhkan oleh bangsa manapun”, tegas Ki Sinarto.
Bahkan dalam tataran tertentu, wayang itu bisa membangun karakter siapapun orangnya. “Wayang itu bukan hanya gambaran anatomi orang, tapi itu adalah karakter”, tegas Sinarto.
Ketika nanti ada yang mau mengeksplorasi nilai atau simbol yang ada dalam wayang, kata Sinarto, maka semakin terbuka wawasan orang terhadap produk kebudayaan Indonesia, yang bisa membangun dan memperbaiki karakter siapapun orangnya.
Sebelumnya, melansir dari laman UNESCO, pertunjukan wayang kulit telah diakui menjadi Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity atau karya kebudayaan yang mengagumkan di bidang cerita narasi dan warisan budaya yang indah dan berharga. Ditetapkan UNESCO pada 7 November 2003.
Pada 2008, wayang kembali ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda dunia oleh UNESCO. Selanjutnya, Dalam situs resmi UNESCO, wayang disebut sebagai seni pertunjukan yang telah mengakar dalam budaya Indonesia.
Wayang kulit telah berkembang di kerajaan Jawa dan Bali sejak sepuluh abad lalu dan menyebar ke pulau-pulau lain di Indonesia. Wayang memiliki tampilan datar dengan hiasan rumit dan pernak-pernik di seluruh tubuhnya.(isa)
Tinggalkan Balasan