

Seringkali kita mengalami kondisi dilema, tatkala sedang shalat lalu ibunda kita tiba-tiba memanggil untuk satu keperluan.
Para ulama berbeda pandangan dalam menyikapi hal tersebut. Wafa binti Abdul Aziz as-Suwailim dalam Fikih Ibu Kumpulan Hukum Islam Khas Umahat mengatakan, ada dua pendapat terkait masalah ini.
Pendapat pertama dikemukakan ulama Mazhab Hanafi, Mazhab Syafii, dan Hanbali. Menurut mereka, ketika ibu memanggil anaknya sementara dia tengah shalat, maka anak tidak diharuskan menghentikan shalat ketika yang dikerjakan itu shalat fardhu. Namun, jika anak itu mengerjakan adalah shalat nafilah atau shalat sunah, maka dia harus menghentikan shalat dan memenuhi panggilan ibunya.
Pendapat kedua sebagian Mazhab Syafi’i sebagaimana dituturkan ar-Rauyani. Shalat harus dihentikan secara mutlak untuk memenuhi panggilan ibu, baik itu shalat fardhu ataupun shalat sunat.
Sementara pendapat Mazhab Hanbali menyebutkan tidak boleh menghentikan, shalat fardhu untuk memenuhi panggilan Ibu. Imam Ahmad menyatakan, ketika seorang anak tengah melakukan shalat sunat, kemudian salah salah satu di antara kedua orang tuanya memanggil, dia harus menghentikan shalat untuk memenuhi panggilan orang tua.
Dari ketiga pendapat tersebut intinya sepakat betapa luar biasanya kedudukan ibu sebagai orang tua. Rasulullah SAW bersabda:
عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه سألتُ رسولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قلتُ يَا رسولَ الله أَيُّ العملِ أفضَلُ قال الصلاةُ على مِيْقاتِها قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ قال ثُمَّ بِرُّ الوالِدَيْنِ قلتُ ثُمَّ أَيٌّ قال الجِهادُ في سبيلِ اللهِ
Artinya, “Dari sahabat Abdullah bin Mas’ud ra, ia bertanya kepada Rasulullah, ‘Wahai Rasulullah, apakah amal paling utama?’ ‘Shalat pada waktunya,’ jawab Rasul. Ia bertanya lagi, ‘Lalu apa?’ ‘Lalu berbakti kepada kedua orang tua,’ jawabnya. Ia lalu bertanya lagi, ‘Kemudian apa?’ ‘Jihad di jalan Allah,’ jawabnya,” (HR Bukhari dan Muslim).
عن عَبْد اللَّهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُولُ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم فَاسْتَأْذَنَهُ فِى الْجِهَادِ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَحَىٌّ وَالِدَاكَ؟ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَفِيهِمَا فَجَاهِدْ
Artinya, “Dari sahabat Abdullah bin Amr bin Ash ra, seorang sahabat mendatangi Rasulullah saw lalu meminta izin untuk berjihad. Rasulullah saw bertanya, ‘Apakah kedua orang tuamu masih hidup?’ ‘Masih,’ jawabnya. Rasulullah saw mengatakan, ‘Pada (perawatan) keduanya, berjihadlah,’” (HR Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah).
Dari kedua hadits di atas jelas kedudukan orang tua di mata anak sangatlah besar. Tidak ada keridhoaan Allah SWT tanpa ridha dari orang tua.
Rasulullah Muhammad ﷺ memberikan banyak ajaran tentang pentingnya menghormati orang tua. Berikut adalah beberapa tindakan dan ajaran yang diajarkan beliau tentang menghormati orang tua:
- Ketaatan kepada Orang Tua: Rasulullah ﷺ mengajarkan agar kita berbakti kepada orang tua. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an Surah Al-Isra’ [17:23], di mana Allah SWT menyuruh untuk berbakti kepada kedua orang tua.
- Menyayangi dan Memuliakan Orang Tua: Nabi Muhammad ﷺ menekankan pentingnya menyayangi dan memuliakan orang tua. Beliau bersabda, “Tidak masuk surga seorang anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
- Menyampaikan Kebaikan: Rasulullah ﷺ juga mengajarkan untuk selalu menyampaikan kebaikan kepada orang tua, baik dalam bentuk perkataan maupun perbuatan.
- Pentingnya Doa untuk Orang Tua: Beliau mendorong umat Islam untuk selalu mendoakan kebaikan untuk orang tua, baik ketika mereka masih hidup maupun setelah meninggal dunia.
- Menjauhi Kebencian Terhadap Orang Tua: Rasulullah ﷺ melarang umat Islam untuk membenci orang tua mereka, bahkan jika orang tua tersebut meminta sesuatu yang sulit atau tidak menyenangkan.
- Menjaga Hubungan yang Baik: Beliau mengajarkan bahwa menjaga hubungan yang baik dengan orang tua merupakan salah satu kunci untuk mendapatkan keberkahan dan kesuksesan dalam hidup.
Dengan demikian, ajaran Rasulullah Muhammad ﷺ mengenai menghormati orang tua sangatlah jelas, dan umat Islam diajarkan untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai bagian dari ibadah dan ketaatan kepada Allah SWT.
—000—
*Pemimpin Redaksi Trigger.id
Tinggalkan Balasan