

Krakatau telah menjadi simbol dari inovasi musik di Indonesia, membuka jalan bagi musisi lain untuk mengeksplorasi perpaduan antara musik tradisional dan modern. Dengan keahlian mereka dalam jazz-fusion dan dedikasi mereka untuk melestarikan budaya lokal, Krakatau berhasil menciptakan genre baru yang menghubungkan tradisi dengan modernitas. Hal ini membuat mereka tidak hanya dikenal sebagai pionir dalam jazz Indonesia, tetapi juga sebagai duta musik tradisional Indonesia di panggung global.
Karier musik Krakatau yang panjang dan penuh inovasi ini menjadi contoh bagaimana musik dapat menjembatani budaya, mempertemukan elemen modern dan tradisional, serta membawa identitas Indonesia ke tingkat internasional.
Krakatau Band adalah salah satu grup musik jazz-fusion terkemuka di Indonesia yang telah merintis jalan untuk memadukan jazz dengan elemen musik tradisional Indonesia. Dibentuk pada awal 1980-an, Krakatau Band mengalami transformasi musik yang signifikan, dari jazz-fusion kontemporer hingga menggabungkan instrumen dan gaya musik tradisional Indonesia. Berikut adalah perjalanan karier musik mereka hingga mencapai kolaborasi dengan pemain musik tradisional di Indonesia dan dunia.
Awal Mula Karier Krakatau Band
Krakatau Band dibentuk pada tahun 1985 oleh musisi jazz terkemuka Indonesia, seperti Dwiki Dharmawan, Indra Lesmana, Donny Suhendra, Budhy Haryono, Gilbert Pohan, dan Panda Bayu Perkasa. Pada awalnya, mereka berfokus pada jazz-fusion dengan pengaruh dari genre seperti jazz-rock dan pop. Karya-karya mereka selama periode ini mencerminkan eksplorasi harmonisasi jazz dengan elemen musik modern.
Album-album awal Krakatau seperti Krakatau (1986) dan Second Exploration (1987) menampilkan kecenderungan mereka untuk bereksperimen dengan bunyi dan komposisi yang kompleks, dengan sentuhan improvisasi khas jazz. Band ini segera mendapatkan pengakuan di kancah musik jazz nasional dan internasional.
Transisi Menuju Musik Tradisional
Pada 1990-an, Krakatau mulai memadukan unsur musik tradisional Indonesia dengan jazz, sehingga menciptakan suara yang lebih orisinal dan unik. Salah satu titik balik penting dalam karier mereka adalah ketika Krakatau menggabungkan elemen musik tradisional Sunda (Jawa Barat) dengan alat musik seperti gamelan, kendang, suling, dan rebab. Perpaduan ini membawa Krakatau ke arah yang lebih eksperimental dan artistik, menggabungkan struktur ritme dari musik tradisional dengan improvisasi jazz.
Pada album Mystical Mist (1994), Krakatau menunjukkan eksplorasi mereka terhadap bunyi tradisional Indonesia, menghasilkan campuran harmonisasi jazz yang berpadu dengan estetika musik daerah. Musik mereka pada periode ini dianggap inovatif karena mampu menggabungkan elemen musik Barat dan Timur tanpa kehilangan identitas budaya Indonesia.
Kolaborasi dengan Pemain Musik Tradisional di Indonesia
Krakatau memperdalam kolaborasinya dengan musisi-musisi tradisional Indonesia, termasuk seniman Tarawangsa, Kacapi (alat musik tradisional Sunda), dan berbagai bentuk musik tradisional lain dari Bali dan Jawa. Krakatau juga terlibat dalam proyek-proyek yang melibatkan seniman dari komunitas adat, memberikan panggung bagi musik lokal untuk berkolaborasi dengan jazz modern.
Grup ini juga menjadikan pendekatan ini sebagai ciri khas mereka di berbagai pertunjukan di dalam dan luar negeri. Kolaborasi mereka dengan pemain musik tradisional Indonesia membawa dimensi baru pada jazz, memberikan identitas unik yang jarang ditemukan pada grup jazz lainnya.
Pengaruh Internasional dan Kolaborasi Global
Selain di Indonesia, Krakatau Band juga berkolaborasi dengan musisi internasional yang tertarik pada musik dunia (world music). Salah satu kolaborasi penting adalah dengan Benoît Stasiaczyk, seorang pemain perkusi dari Prancis yang tertarik pada ritme gamelan. Krakatau juga bekerja sama dengan musisi dari berbagai negara, yang menghasilkan perpaduan yang lebih global, menyatukan jazz dan musik tradisional dari berbagai belahan dunia.
Krakatau tampil di berbagai festival jazz internasional, termasuk North Sea Jazz Festival dan Montreux Jazz Festival, di mana mereka dikenal karena perpaduan budaya yang kaya dan inovatif. Kolaborasi internasional mereka menunjukkan bagaimana Krakatau mampu merangkul pengaruh dunia sekaligus mempertahankan akar budaya Indonesia.
Formasi Krakatau Band terus mengalami perubahan seiring dengan perjalanan karier mereka, tetapi beberapa anggota inti tetap menjadi bagian dari grup ini. Berikut adalah formasi Krakatau Band yang terlibat dalam karya-karya mereka saat ini:
- Dwiki Dharmawan – Keyboard/piano Sebagai salah satu pendiri Krakatau Band, Dwiki Dharmawan tetap menjadi pusat kreativitas grup ini. Dia adalah seorang komposer dan pemain keyboard yang dikenal karena kemampuan inovatifnya dalam memadukan jazz dengan musik tradisional Indonesia.
- Pra Budi Dharma – Bass Pra Budi Dharma adalah pemain bass yang telah lama bergabung dengan Krakatau dan berkontribusi dalam membawa suara yang dinamis dan ritmis dalam karya-karya mereka.
- Gilbert Pohan – Drum Sebagai pemain drum, Gilbert Pohan memberikan struktur ritme yang solid dan fleksibel dalam musik Krakatau, terutama dalam perpaduan antara jazz dan irama tradisional.
- Donny Suhendra – Gitar Donny Suhendra adalah gitaris yang memiliki gaya bermain yang sangat khas. Dia turut membentuk identitas Krakatau dengan improvisasi jazz-nya yang memikat, serta kemampuan beradaptasi dengan musik tradisional.
- Ade Rudiana – Kendang (alat musik tradisional Sunda) Ade Rudiana memainkan peran penting dalam memasukkan elemen musik Sunda ke dalam komposisi Krakatau. Permainannya pada kendang memberikan dimensi ritmis yang unik dan khas Indonesia.
- Nya Ina Raseuki (Ubiet) – Vokal Ubiet dikenal dengan suaranya yang memiliki kekuatan vokal khas dan kemampuan beradaptasi dengan berbagai genre musik, termasuk jazz dan musik tradisional.
Formasi ini mencerminkan perpaduan musisi dengan latar belakang jazz dan musik tradisional, yang menjadi ciri khas Krakatau Band dalam menciptakan karya yang menggabungkan unsur-unsur modern dan tradisional dengan sangat kaya.
Gilang Ramadhan dan Trie Utami memang pernah menjadi anggota Krakatau Band dan berperan penting dalam perjalanan grup tersebut.
- Gilang Ramadhan – Seorang drummer terkenal, Gilang Ramadhan merupakan bagian dari formasi awal Krakatau Band. Dengan teknik drumming yang energik dan kreatif, ia membantu mendefinisikan ritme dan karakter jazz-fusion grup ini pada awal karier mereka.
- Trie Utami – Sebagai vokalis utama pada masa keemasan Krakatau, Trie Utami membawa warna yang sangat kuat dengan suaranya yang khas dan kemampuan bernyanyi dalam berbagai gaya musik. Ia adalah salah satu ikon Krakatau, terutama pada periode 1980-an hingga 1990-an, ketika mereka mulai mengeksplorasi perpaduan antara jazz dan musik tradisional Indonesia.
Kontribusi keduanya telah memberikan pengaruh besar dalam membentuk identitas musik Krakatau Band selama beberapa dekade.
—000—
*Pemimpin Redaksi Trigger.id
Tinggalkan Balasan