
Jakarta (Trigger.id) – Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengumumkan bahwa Lembaga Penyelesaian Sengketa Nasional atau National Dispute Resolution Chamber (NDRC) Indonesia kini resmi diakui oleh FIFA. Pengakuan ini menempatkan Indonesia sejajar dengan hanya empat negara lain di dunia yang memiliki lembaga serupa.
“NDRC Indonesia menjadi satu-satunya di Asia yang diakui FIFA. Ini bentuk kemajuan luar biasa bagi sepak bola nasional. NDRC akan memastikan adanya transparansi dan mekanisme check and balance. Semua keputusan NDRC wajib dipatuhi baik oleh klub maupun pemain,” kata Erick dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (6/8/2025).
NDRC merupakan lembaga arbitrase yang dibentuk di bawah naungan PSSI untuk menangani berbagai sengketa di dunia sepak bola, seperti perselisihan antara klub dan pemain, pelatih, atau sekolah sepak bola.
Ketua NDRC Indonesia, Togi Pangaribuan, menjelaskan bahwa proses pembentukan NDRC telah dimulai sejak 2019 dan baru mendapatkan pengakuan resmi dari FIFA pada 2025. Selama masa tersebut, NDRC telah menangani lebih dari 200 kasus, mayoritas terkait tunggakan gaji pemain oleh klub.
“NDRC Indonesia adalah forum netral. Kami tidak hanya membela pemain, tapi juga klub. Tidak semua klub bermasalah, dan tidak semua pemain benar. Kami akan terus lakukan sosialisasi kepada seluruh pelaku industri sepak bola nasional,” ujar Togi.
Sebelum kehadiran NDRC, penyelesaian sengketa antara pemain dan klub kerap dilakukan secara terpisah-pisah, seperti melalui pengadilan negeri atau pengadilan hubungan industrial.
Direktur Utama I.League, Ferry Paulus, menilai NDRC Indonesia sebagai fondasi penting bagi terwujudnya sepak bola profesional yang adil dan bertanggung jawab. “Ini langkah besar untuk membela hak pemain dan membangun industri sepak bola yang lebih sehat,” ujarnya.
Wakil Presiden Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI), Achmad Jufriyanto, turut menyambut baik pengakuan FIFA terhadap NDRC Indonesia. Ia menyebut kehadiran lembaga ini memberikan kepastian hukum bagi pemain.
“NDRC Indonesia adalah terobosan besar. Sekarang, jika ada sengketa, pemain dan klub punya jalur jelas. Tapi tetap harus diupayakan penyelesaian baik-baik dulu, jika tidak berhasil, baru ke NDRC,” jelas Jupe, sapaan akrabnya.
Jupe juga mengungkapkan bahwa masih terdapat empat klub peserta BRI Super League yang belum melunasi gaji 15 pemain, dengan total tunggakan mencapai Rp4,3 miliar. Salah satu kasus tersebut kini sedang diproses oleh NDRC Indonesia. (bin)
Tinggalkan Balasan