
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membela rencana militer untuk mengambil kendali Gaza City meski menuai kecaman dari berbagai negara di Dewan Keamanan PBB. Inggris, Prancis, Denmark, Yunani, dan Slovenia menilai langkah itu berpotensi melanggar hukum humaniter internasional dan membahayakan sandera Israel yang masih ditahan Hamas. Cina mengecam “hukuman kolektif” terhadap warga Gaza, sementara Rusia memperingatkan risiko eskalasi besar.
Dalam konferensi pers, Netanyahu menyebut operasi itu sebagai cara “terbaik” untuk mengakhiri perang dan membebaskan Gaza dari Hamas. Ia membantah tuduhan Israel sengaja membuat warga Gaza kelaparan, serta mengklaim Hamas menjarah bantuan dan menembaki warga. Netanyahu juga mengumumkan rencana peningkatan bantuan kemanusiaan melalui koridor aman, distribusi udara, dan titik distribusi tambahan yang dikelola Gaza Humanitarian Foundation (GHF).
Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas melaporkan lebih dari 61.000 orang tewas sejak ofensif Israel dimulai pasca serangan Hamas 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel dan menyandera 251 orang. Hingga kini, 20 sandera Israel diperkirakan masih hidup di Gaza. (bin)
Tinggalkan Balasan