Surabaya (trigger.id)-Museum Jalan Tol Indonesia Jawa Timur dibangun dan akan diresmikan di Kota Surabaya. Museum tersebut menjadi tempat koleksi benda-benda bersejarah yang berhubungan dengan infrastruktur jalan berbayar ini.
Kehadiran museum yang berlokasi di kompleks Kantor Jasa Marga Tollroad Operator Area Surabaya-Gempol ini diharapkan menjadi media pembelajaran bagi anak bangsa dan generasi yang akan datang.
Kepala Museum Jalan Tol Indonesia Jawa Timur, Suyitno mengatakan, museum ini digagas sejak 2024 lalu dan terealisasi tahun ini. Rencananya, launching akan digelar pada 11 Oktober 2025.
“Museum ini kita bangun sebagai rasa kepedulian kami terhadap sejarah dan proses pembangunan jalan tol di Indonesia,” kata Suyitno kepada wartawan, Kamis (21/8/2025). Pendirian museum ini digagas Perhimpunan Pensiunan Jasa Marga (PPJM)
Menurutnya, museum ini akan menampung koleksi benda-benda yang bersangkut paut dengan sejarah perjalanan jalan tol di Jawa Timur dan Indonesia. “Sampai saat ini sudah ratusan koleksi yang disimpan di museum,” tambahnya.
Pihaknya terus berupa untuk menggali dan menambah serta melengkapi koleksi-koleksinya. Tahap awal ini, sambungnya, benda yang berhasil disimpan berupa dokumen, buku dan arsip mulai tahun 1981 saat pertama kali jalan berbayar berlaku di Kota Surabaya.
Pada prinsipnya, koleksi museum ini melingkupi tiga hal, yaitu benda, panel display dan multimedia. “Kita akan mengumpulkan benda sejarah jangan sampai hilang,” terangnya. Pihaknya menyebut, museum ini menjadi yang pertama di Indonesia, bahkan di dunia.
Rektor ITS periode 2007 hingga 2011 Priyo Suprobo menyambut baik museum ini. Menurutnya, berbicara museum pasti isinya barang-barang kuno. “Nah, museum ini menjadi tempat pembelajaran bagi generasi yang akan datang. Adik-adik kita bisa belajar sekaligus menghormati jasa para senior,” kata Suprobo yang berkesempatan melihat museum ini.
Dia mengatakan, museum ini penting karena banyak hal yang dipelajari dari jalan tol. Bukan hanya soal jalan berbayar, melainkan ini menyangkut peradaban bangsa. “Tentu saja, koleksi-koleksi yang sudah ada ini akan semakin lengkap dengan adanya visualisasi,” terangnya.
Museum ini akan terus berproses dan menambah koleksi-koleksinya, termasuk arsip sistem pembayaran jalan tol dari yang sederhana menggunakan kartu warna warni hingga sistem non tunai seperti yang berlaku sekarang.(kho)
Tinggalkan Balasan