
Surabaya (Trigger.id) – Uni Eropa (UE) mengajukan langkah-langkah tegas terhadap Israel sebagai respons terhadap situasi di Jalur Gaza yang memburuk. Beberapa poin penting dari proposal UE antara lain, UE ingin menangguhkan sebagian ketentuan perdagangan yang termasuk dalam Association Agreement (Perjanjian Asosiasi) antara UE dan Israel.
Bagian dari kesepakatan perdagangan yang akan ditangguhkan adalah perlakuan preferensial (zero tariffs) untuk banyak produk Israel — artinya beberapa barang yang sebelumnya bebas bea masuk ke pasar UE akan kembali dikenai tarif standar. Selain itu, UE mengusulkan sanksi terhadap dua menteri sayap kanan dalam kabinet Israel: Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich.
Juga disarankan sanksi terhadap pemukim (“settlers”) yang melakukan kekerasan, dan terhadap beberapa pemimpin Hamas. UE juga berencana membekukan sebagian dukungan bilateral kepada Israel, meskipun bantuan kemanusiaan dan kerja sama dengan masyarakat sipil serta beberapa pengakuan simbolis seperti Yad Vashem tetap akan dilanjutkan.
Namun, ada tantangan politik dalam penerapan: proposal ini belum mendapat dukungan cukup di antara negara-negara anggota UE. Negara-negara seperti Jerman, Italia, dan lain-lain masih ragu atau menahan diri dalam decisinya.
Motivasi UE adalah kondisi kemanusiaan di Gaza yang semakin kritis: penumpukan korban sipil, kurangnya akses bantuan, dan kerusakan infrastruktur yang meluas.
Implikasi & Reaksi
Ada kekhawatiran bahwa massa warga sipil yang mengungsi akan menghadapi krisis kemanusiaan yang makin parah: kekurangan makanan, air bersih, bahan bakar, fasilitas kesehatan, dan risiko keamanan dalam perjalanan evakuasi.
Pengusulan UE ini menunjukkan gesekan diplomatik yang meningkat antara Israel dan sebagian besar negara Eropa, dengan tuntutan agar Israel mengubah pendekatannya di Gaza — termasuk menghentikan ofensif darat besar, memastikan akses bantuan, dan memperhatikan keselamatan warga sipil.
Israel sendiri mengkritik langkah‐langkah UE sebagai “morally and politically distorted” (secara moral dan politik menyimpang) dan memperingatkan bahwa mereka akan merespons langkah-langkah yang dianggap melecehkan kedaulatan keamanan negaranya.
Tinggalkan Balasan