
Jakarta (Trigger.id) – Nama konglomerat finansial dunia George Soros kembali mencuat setelah media Rusia, Sputnik, memuat tuduhan bahwa dirinya terlibat dalam pembiayaan sejumlah demonstrasi yang berakhir ricuh di Indonesia. Klaim tersebut disampaikan analis geopolitik Angelo Giuliano pada Selasa (30/9/2025).
Menurut Giuliano, Soros diduga menyalurkan dana melalui jaringan organisasi nirlaba miliknya, Open Society Foundations (OSF), yang sejak 1990-an telah mengucurkan lebih dari 8 miliar dolar AS ke berbagai negara. Salah satu lembaga yang disebut mendapat dukungan adalah TIFA Foundation di Indonesia.
“OSF sudah lama beroperasi dengan membiayai miliaran dolar AS secara global. Termasuk mendukung kelompok seperti TIFA, yang disebut berperan dalam dinamika sosial politik Indonesia,” ujar Giuliano.
Selain TIFA, OSF juga dikaitkan dengan Yayasan Kurawal, yang meluncurkan skema Dana Cepat Tanggap Darurat (DCTD) guna membantu organisasi masyarakat sipil menyuarakan penolakan terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai tidak demokratis. Republika.co.id telah berupaya menghubungi Ketua Yayasan Kurawal, Made Supriatma, namun hingga berita ini diterbitkan belum mendapat tanggapan.
Giuliano juga menyinggung lembaga asal Amerika Serikat, National Endowment for Democracy (NED), yang disebut telah lama menyalurkan bantuan kepada media dan organisasi di Indonesia sejak awal 1990-an. Berdiri melalui undang-undang Kongres AS pada 1983, NED dikenal mendukung program di lebih dari 60 negara melalui empat institusi inti: Center for International Private Enterprise, International Republican Institute, National Democratic Institute, dan Solidarity Center.
Isu dugaan campur tangan asing dalam demonstrasi juga sebelumnya diungkapkan mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), AM Hendropriyono. Ia menilai kericuhan di kompleks DPR RI pada 25 dan 28 Agustus 2025 tidak sepenuhnya digerakkan oleh faktor internal.
“Ada aktor asing yang memanfaatkan jaringan lokal di Indonesia. Mereka yang terlibat di dalam negeri mungkin tidak sadar sedang diperalat,” kata Hendropriyono usai mendampingi eks pejuang Timor Timur bertemu Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Kamis (28/8/2025).
Ia menyebut dalang utama bukanlah negara, melainkan jaringan taipan global. Nama Soros, mantan Direktur CIA George Tenet, hingga taipan David Rockefeller turut disebut sebagai pihak yang berpengaruh dalam menggerakkan aksi serupa di berbagai belahan dunia.
Menanggapi isu ini, Koordinator Forum Silaturahmi Pemuda Islam (FSPI), Zuhelmi Tanjung, mendesak aparat penegak hukum, mulai dari Polri, KPK, hingga Kejaksaan Agung, untuk segera mengusut aliran dana Yayasan Kurawal secara menyeluruh. (ian)
Tinggalkan Balasan