
Surabaya (Trigger.id)– Pemprov Jatim melakukan ekspor test market ke Singapura berupa produk olahan pangan. Penjajakan pasar ini untuk memperluas jaringan penjualan produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
“Kontribusi UMKM kita sudah mencapai 57,81% terhadap PDRB Jatim. Kalau pasar ekspornya makin terbuka maka tentu UMKM kita bisa bergerak lebih masif lagi. Jadi test market ini merupakan langkah awal untuk membawa UMKM Jatim ke level yang lebih mendunia,” kata Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, Kamis (20/10/2022).
Setidaknya, ada delapan produk UMKM yang dikirim dari berbagai wilayah di Jatim untuk di pasarkan ke Singapura. Diantaranya, keripik kelapa panggang dari Pacitan, Olahan snack Coklat Tempe dari Magetan, Keripik Jamur dari Pasuruan, hingga Brownies Kering Tempe dari Ngawi.
Selain itu dikirim pula produk olahan Brownies Kering dari Tuban, Jamur Tiram Krispi dari Malang, Olahan Bawang Merah dari Nganjuk dan Brownies Ketan Cruncy dari Sidoarjo. Masing-masing pelaku UMKM, diberi kesempatan untuk mengirimkan lima pcs produknya.
“Jadi ekspor test market ini bertujuan juga untuk mengetahui bagaimana potensi produk pangan olahan yang dihasilkan UMKM kita ketika masuk pasar negara lain. Tentu harapannya mendapatkan respon positif dan bisa diterima oleh buyer,” jelas Khofifah.
Dia menambahkan, produk yang dikirim ke negeri Singa itu diharapkan bisa masuk ke pasar modern, bukan perseorangan. Guna mendukung program UMKM Jatim go global, Pemprov Jatim juga sudah menyiapkan rumah kurasi yang bekerjasama dengan Bank Indonesia. “Tujuannya adalah untuk standarisasi produk, agar produk UMKM Jatim semuanya bisa memenuhi standar ekspor,” katanya.
Khofifah menegaskan bahwa, tidak semua produk bisa dikirim melalui ekspor test market. Ini karena, Pemprov Jatim sebelumnya telah melakukan seleksi dengan beberapa persyaratan bagi setiap pelaku UMKM yang berminat untuk mengikuti ekspor test market.
“Persyaratan tersebut diantaranya adalah telah memiliki NPWP, NIB, Sertifikat BPOM, ataupun Sertifikat PIRT serta Sertifikat Halal. Selain itu, bentuk, kemasan dan ketahanan produk juga masuk dalam persyaratan,” terangnya.
Sementara itu, salah satu pelaku ekspor UMKM asal Sidoarjo yaitu Arso dari CV. Bolu Ketan Mendut menyebut, produknya yang berupa Brownies Keripik Ketan, telah beberapa kali dikirim ke mancanegara seperti Hongkong, Australia dan Turki. Pasar di Singapura merupakan yang pertama kali baginya. “Saya senang bisa mendapat fasilitasi perluasan market dari pemerintah semacam ini,” katanya.(ian)
Tinggalkan Balasan