
Jombang (Trigger.id) – Anak-anak oleh zaman ini dikotak, diasingkan dari sahabat, dari keluarga, dari dolanan di kampung, dari main dan sholat di Surau, karena Gadget. Karena HP menyandera kehidupan.
Itulah cacatan dari Master Trainer Menebar Energi Positif (MEP) Yusron Aminulloh, saat melihat puluhan atau bahkan ratusan anak menikmati sejuk udara di Dedurian Park, lereng Gunung Asjasmoro Wonosalam Jombang.
Kata Yusron, semua anak yang masuk kampus alam DeDurian Park harus meletakkan hpnya. Mengenal kawannya, berakrab dengan gurunya, dialog dengan kawannya termasuk ‘bercengkerama’ dengan alam terbuka. “Bahkan kerjasama, saling peduli, tidak diajarkan dengan kata kata dan rangkaian kalimat, tapi dengan action, dengan gerak langkah mengelilingi 6 ha kebun,” jelas Yusron yang juga CEO DeDurian Park Wonosalam Jombang.
Menurut Yusron, itulah merdeka belajar sejati.
Tentang hp dan bentuk kesenangan lainnya, ada peringatan Allah SWT yang mestinya ini jadi pengingat kia. Allah Swt berfirman: “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. (Qs. Al-An’am: 44)
Berbicara tentang teknologi, ayat di atas layak menjadi renungan. Dibukakan oleh Allah untuk kita semua lewat Handphone, yang dekat menjadi jauh dan internet memberikan informasi yang belum pernah kita dapatkan sebelumnya.
“Allah SWT yang sudah menciptakan semua kemudahan ini dan Dia sudah memperingatkan bahwa kemudahan ini justru menyibukkanmu,” kata Yusron.
Yusron juga menggambarkan, berapa kali kita buka WA dan berapa kali kita membuka Al-Quran?. Kita lebih senang dengan pesan manusia daripada pesan Allah, enggan dengan Al-Qur’an, sibuk di grup WA, ada pesan apa, siapa kirim foto, ada berita hits apa hari ini? “Inilah fenomena yang disebut dengan syndrome Nomophobia, yaitu ketakutan seseorang ketika tidak memegang handphone/smartphone,” terang Yusron.
Menurut Yusron, kemajuan teknologi telah membuat perubahan dan loncatan besar pada peradaban manusia, khususnya generasi saat ini. Smartphone adalah salah satu wujud dari daya ungkit peradaban manusia tersebut.
“Sampai kapan kita terus bermesraan dengan handphone? Kebiasaan ini akan berdampak buruk suatu saat nanti ketika kalian sudah berumah tangga. Mana yang lebih penting, anak, suami, istri atau ponsel?,” tanya Yusron. (ian)
Tinggalkan Balasan