• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Antara Piala Dunia 2022 Qatar dan Harapan Perdamaian Dunia

18 Desember 2022 by admin Tinggalkan Komentar

“Piala dunia seperti menjadi sebuah gerakan raksasa dengan memanfaatkan 5 miliar lebih komunitas pecinta sepak bola di seluruh dunia untuk menjaga Planet bumi dari kehancuran dan menyemaikan perdamaian untuk masyarakat Palestina.”

Kata Pengantar: Isa Anshori (Pemred Trigger.id)

Presiden FIFA Gianni Infantino pernah berujar bahwa penyelenggaraan Piala Dunia 2022 Qatar menawarkan platform unik untuk perdamaian.

“Permohonan saya, untuk memikirkan gencatan senjata sementara selama satu bulan selama Piala Dunia atau setidaknya penerapan beberapa koridor kemanusiaan atau apa pun yang dapat mengarah pada dimulainya kembali dialog sebagai langkah pertama menuju perdamaian,” kata Gianni Infantino.

Kepada para pemimpin dunia, Gianni berharap, Anda adalah pemimpin dunia, Anda memiliki kemampuan untuk mempengaruhi jalannya sejarah. Sepak bola dan Piala Dunia menawarkan kepada Anda dan dunia platform persatuan dan perdamaian yang unik di seluruh dunia.

Sementara mengutip mui.co.id, ada tulisan menarik dari DR. KH. Mujahidin Noor, Lc, MA. – Pengurus Komisi Infokom MUI Direktur Eksekutif Peace Literacy Institude Indonesia. Ia mengatakan, Piala dunia seperti menjadi sebuah gerakan raksasa dengan memanfaatkan 5 miliar lebih komunitas pecinta sepak bola di seluruh dunia untuk menjaga Planet bumi dari kehancuran dan menyemaikan perdamaian untuk masyarakat Palestina.

Sebuah gerakan moral yang impresif dan dinilai banyak kalangan sebagai cara yang tepat untuk mengkampanyekan keprihatinan pada climate change dan tragedi kemanusiaan tiada henti di Palestina.

Sepak bola mempunyai magnet yang menarik perhatian lebih dari setengah penduduk bumi. Miliaran manusia mengikuti setiap pertandingan dengan penuh kebahagiaan baik mereka yang datang secara langsung ke Qatar atau mereka yang menonton dengan jaringan live streaming maupun televisi.

Dalam sepak bola, batas-batas primordial menjadi lebur. Latar belakang suku, agama, ras, antargolongan (SARA) tidak menjadi penghalang kebersamaan mereka. Semua orang hanya menyandang satu identitas, footballer, pesebak bola.

Disamping sepak bola juga sarat emosi positif. Para suporter hanya memiliki satu rasa, cita, harapan, dan visi. Yaitu, keberhasilan dan kemenangan team favoritnya dalam setiap pertandingan.

Para suporter sepak bola akan tetap mendukung klub kesayangan mereka terlepas dari latar belakang SARA susunan pemain. Inilah yang terjadi di dalam sepak bola yang mungkin jarang terjadi di pada cabang olahraga lain. Karenanya, banyak kalangan termasuk penulis menilai sepak bola potensial menjadi pilar perdamaian dunia.

Untuk menyampaikan pesan-pesan kemanusiaan dan perdamaian dari para fans sepak bola diseluruh dunia, pada 2013 muncullah sebuah organisasi bernama Fotball for Peace (FFP). FFP ini didirikan oleh Kashif Siddiqi (pesebak bola Ingris kelahiran Pakistan) dan Elias Figueroa (legenda FIFA dari Chile) disamping organisasi ini didukung secara formal oleh PBB.

Elias Figueroa pertama kalinya berkampanye di Amerika Selatan dengan mengusung semboyan “Futbol Por la Paz (Sepak Bola untuk Perdamaian)” pada 2006.

Di Amerika, kampanye ini diterima dengan baik, kemudian dibawa ke Eropa, Asia, Timur Tengah, Afrika, dan Timur Jauh. Hari ini, FFP bebasis di London, Chile, India dan Liberia.

Pada 2016, dua besar FFP, Pele dan Ronaldinho, mengunjungi London untuk inagurasi “Bola Perdamaian Sepak Bola Diplomatik.” Acara ini disponsori oleh Pangeran Ali Bin Al Hussein, putra Kerajaan Jordan, sebagai anggota pelindung badan amal tersebut. Dari sini, kita mengenal sepak bola untuk perdamaian dunia.

Selama ini tidak bisa dimungkiri bahwa konflik dan ketegangan sosial yang terjadi di dunia acap kali dilatarbelakangi perbedaan SARA. Radikalisme dan terorisme, misalnya, lahir dari ketidaksiapan umat beragama menghadapi perbedaan sehingga pemikiran keagamaan dihantui fanatisme, bahwa hanya agamanya yang paling benar.

Melihat orang lain memiliki ritual, keyakinan, dan perilaku beragama berbeda muncul emosi dan keingian berkonflik. Pikiran yang tidak pernah ada dalam kepala suporter maupun pemain sepak bola.

Setidaknya kita bisa belajar dari Mohammad Salah, Sergio Mane, Naby Keita dan Ibrahima Konate, para pemain team sepak bola Liverpool. Mereka umat Muslim yang jenius di antara para pemain non-Muslim Liverpool lainnya.

Namun, masalah agama para pemain Muslim di hadapan manajemen maupun suporter Livepool sama sekali tidak menjadi masalah. Ini merupakan pelajaran penting dari dunia sepak bola, yang mendasari upaya perdamaian dunia.

Manchester United juga dihuni pemain Muslim, antara lain: Zidane Iqbal, Adnan Januzaj, Marouane Fellaini, Ahmad Diallo, dan Paul Pogba. Begitu pun Manchester City dengan pemain muslimnya seperti: Yaya Toure, Samir Nasri, Edin Dzeko, Riyad Mahrez, dan Ilkay Gundogan.

Yang penting untuk dijadikan pelajaran adalah bukan mengenai keberadaan pemain Muslim, tetapi cara pandang yang menghargai profesionalitas pemain Muslim. Penghargaan inilah yang menjadi prasyarat terciptanya perdamaian dunia.

Penghormatan dan penghargaan ini harus diimplementasikan dalam kehidupan personal, keluarga, masyarakat dan berbangsa sebagai upaya untuk mewujudkan perdamaian.

Karenanya, Global Peace Fondation mengkampanyekan pentingnya menghargai kebudayaan orang lain (https://www.globalpeace.org/). Karena dari penghargaan akan lahir penerimaan, dan dari penerimaan akan orang lain akan lahir kehidupan yang harmonis.

Contoh paling konkret adalah bagaimana kita bisa menghargai dan menghormati atas perbedaan budaya, agama, nasionalitas orang lain sebagaimana di dunia sepak bola.

Dunia sepak bola menolak sikap maupun perilaku pembedaan atas orang lain (otherness). Sybille Reinke de Buitrago (2019) mengatakan, konflik saat ini dan masa lalu menjadi bukti bahwa orang lain mendapat bias negatif, baik dengan perbedaan maupun menjaga jarak dari orang lain.

Karenanya, menganggap orang lain berbeda tetapi setara adalah upaya bermanfaat untuk mewujudkan perdamaian. Buitrago juga menambahkan bahwa anggapan setara atas orang yang berbeda memunculkan sikap toleransi terhadap perbedaan. Hubungan dan interaksi sosial bersifat seimbang. (Handbook of Critical International Relations, Routledge, 2019).

Hubungan dan interaksi sosial yang seimbang walaupun berbeda-beda latar belakangnya ditunjukkan oleh dunia sepak bola. Namun, ada sisi lain dari sepak bola yang tidak bisa kita abaikan, yaitu keterlibatan politik organisasi sepak bolah internasional, FIFA.

Pada piala dunia tahun ini, FIFA mengeluarkan team sepak bola perwakilan Rusia dari Piala Dunia Qatar 2022 sampai pemberitahuan berikutnya.

Adanya dugaan kepentingan politik yang mengintervensi FIFA menurut penulis akan membuat dunia sepak bola menjadi bias dan akan menjadi masalah serius pada independensi FIFA, karena apabila FIFA tidak independen maka sepak bola tidak akan bisa memaksimalkan perannya sebagai pilar perdamaian dunia.

Alhasil, penulis berpandangan bahwa sepak bola sebagai upaya perdamaian dunia memang harus terus digerakkan dan diperjuangkan. Dalam dunia sepak bola terlihat bukti nyata bahwa perbedaan bisa diterima dengan baik, sebaliknya politik identitas ditolak dengan serius.

Semoga dunia sepak bola bisa menjadi inspirasi bersama untuk saling menghargai perbedaan sebagai prasyarat mewujudkan perdamaian dunia. Karena perdamaian adalah hak semua manusia terlepas dari suku, golongan dan agama mereka.

Share This :

Ditempatkan di bawah: nusantara, olah raga, update Ditag dengan:Palestina, Perdamaian Dunia, Piapa Dunia, Qatar

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Energi Tuan di Negeri Sendiri: Jalan Menuju Swasembada dari Hulu ke Hilir

10 Oktober 2025 By admin

Aktor Peraih Oscar Javier Bardem Sebut Tentara Israel Berlaku Seperti Nazi

10 Oktober 2025 By admin

Pakar PBB Desak Israel Dihukum atas Pelanggaran Hukum Internasional

10 Oktober 2025 By admin

Infantino Serukan Keterbukaan Global dalam Penentuan Jadwal Piala Dunia

10 Oktober 2025 By admin

Jazz dan Blues: Dua Saudara dalam Dunia Musik

10 Oktober 2025 By admin

Axl Rose Kibarkan Bendera Palestina Saat Konser Guns N’ Roses di Bogota

9 Oktober 2025 By admin

Trump Umumkan Israel dan Hamas Setujui Tahap Pertama Rencana Gencatan Senjata di Gaza

9 Oktober 2025 By admin

Kualifikasi Piala Dunia 2026, Arab Saudi Taklukkan Indonesia 3-2

9 Oktober 2025 By admin

KPK Temukan Fakta Baru: Biro Travel Tak Berizin Bisa Dapat Kuota Haji Khusus

8 Oktober 2025 By admin

Timnas Indonesia Asah Eksekusi Bola Mati Jelang Hadapi Arab Saudi

8 Oktober 2025 By admin

Pertamina Imbau Masyarakat Tak Terpengaruh Isu Negatif Soal Etanol pada BBM

8 Oktober 2025 By admin

Kluivert: Timnas Indonesia Siap Tarung Habis-habisan Demi Tiket Piala Dunia 2026

7 Oktober 2025 By admin

Kementerian PUPR Siap Bangun Ulang Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo

7 Oktober 2025 By admin

Arsenal Geser Liverpool dari Puncak Klasemen Liga Inggris

6 Oktober 2025 By admin

Delegasi Hamas Tiba di Mesir untuk Bahas Rencana Gencatan Senjata Gaza

6 Oktober 2025 By admin

Menjaga Harmoni Laut: Kisah Nelayan Bajo Berburu Gurita dengan Panah Tradisional di Wakatobi

6 Oktober 2025 By admin

Negosiator Menuju Kairo Bahas Gencatan Senjata dan Pembebasan Sandera di Gaza

5 Oktober 2025 By admin

Basarnas Temukan Lagi 13 Jenazah Korban Reruntuhan Mushalla Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo

5 Oktober 2025 By admin

Titi Kamal: Teror Santet Getih Ireng, Film Horor Terbaru yang Siap Guncang Bioskop

5 Oktober 2025 By admin

BMKG Prediksi Hujan Ringan Warnai Balapan Utama MotoGP Mandalika 2025

5 Oktober 2025 By admin

5 Makanan dengan Kandungan Magnesium Lebih Tinggi dari Almond

4 Oktober 2025 By admin

Ruben Amorim Bantah Taktik Jadi Biang Keterpurukan Manchester United

4 Oktober 2025 By admin

TikTok Tanggapi Pembekuan Sementara Izin PSE oleh Kemkomdigi

4 Oktober 2025 By admin

Jeda BRI Super League, Eliano Reijnders Antusias Bela Timnas Indonesia

3 Oktober 2025 By admin

Emas untuk Kehidupan: Dari Perut Bumi Martabe, Tumbuh Harapan Anak Negeri

3 Oktober 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

Oktober 2025
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  
« Sep    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Ramadhan, Sebelas Bulan Akan Tinggalkan Kita

28 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Ketika Sehat Tak Bisa Dibeli, Sebuah Renungan dari Lorong Rumah Sakit
  • Pemkot Surabaya Kembangkan SITALAS untuk Perkuat Kebijakan Responsif Anak
  • Kemkomdigi Tegur X karena Tak Bayar Denda Pornografi
  • PSSI Tunggu Erick Thohir Bahas Nasib Kluivert Setelah Gagal ke Piala Dunia 2026
  • Trump Tegaskan Tidak Akan Biarkan Israel Langgar Gencatan Senjata di Gaza

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.