Suasana lobi Rumah Sakit KPJ Damansara Specialist Hospital 2 seperti lobi hotel bintang lima.
Kualalumpur (Trigger.id)– Rumah Sakit terbaru di Malaysia, KPJ Damansara Specialist Hospital 2 (DSH2) makin banyak dikunjungi pasien, termasuk pasien Indonesia yang mendominasi. Tercatat, 62 persen jumlah pasien di rumah sakit ini berasal dari Indonesia.
Pasien Indonesia datang ke DSH2 dengan berbagai macam keluhan penyakit, seperti asam lambung, jantung dan penyakit lain.
Cukup beralasan jika pasien Indonesia memilih rumah sakit ini sebagai rujukan untuk mencari sehat.
Banyak fasilitas yang ditawarkan. Selain tenaga medis yang berpengalaman dan harga perawatan yang terjangkau, rumah sakit ini juga didesain layaknya hotel bintang lima.
Menurut Head of Business Development & Marketing Communications Damansara Specialist Hospital 2, Mohd Adenin Hashim, rumah sakit ini memiliki 15 lantai dengan 4 carpark serta terdapat sekitar 123 kamar rawat inap dan 7 ruang operasi.
Adenin menambahkan, DSH2 memiliki berbagai tipe kamar untuk pasien rawat inap, yakni Single Standard, Single Deluxe, dan VIP Suite. Harga berkisar dari RM 300 hingga RM 1.800.
Dia menyebut, DSH2 menawarkan peralatan medis yang canggih. Salah satunya adalah Robotic Surgical Centre.
Fasilitas lain yang diberikan untuk pasien yang akan dirawat, sebelum berobat, pasien dapat membuat janji temu dengan dokter lewat website. Kemudian pasien dapat melakukan teleconference dengan dokter.
“Pasien bisa bertanya apakah harus dirawat karena penyakitnya, jenis perawatannya, berapa lama dirawat, dan anggaran yang dikeluarkan sebelum terbang ke Malaysia,” imbuhnya.
Rumah sakit yang diresmikan Kepala Raja Malaysia, Sultan Ibrahim tahun lalu ini, juga memberikan kenyamanan yang lain.
“Ini rumah sakit paling baru di Malaysia. Karena pelayanan yang bagus, baru masuk lobi saja pasien sudah sembuh,” selorohnya.
Beberapa fasilitas medis canggih yang tersedia di antaranya adalah MRI Magnetom Lumina, CT Somatom Dual Source, Angiografi Azurion B20/15, Mammografi 3D Hologic Selenia Dimensions, dan densitometri tulang dengan ultrasonografi, mesin X-Ray portabel, ruang operasi digital, dan kateterisasi jantung atau cath lab.
Ada pula prosedur bedah dengan bantuan robot yang bernama Da Vinci XI Robotic Surgical System. Sistem ini dirancang untuk memperluas kemampuan dokter bedah dan menawarkan opsi untuk operasi terbuka.
Selain itu, sistem tersebut juga memungkinkan prosedur bedah invasif minimal yang kompleks dengan presisi dan akurasi tinggi. Misalnya, pada operasi jantung invasif minimal.
Sistem bedah Da Vinci XI memungkinkan prosedur pembedahan di dada tanpa memotong tulang rusuk. (zam)
Tinggalkan Balasan