

Udara malam terasa semakin hening, seakan-akan langit pun ikut termenung, menyadari bahwa Ramadan akan segera berlalu. Hari-hari penuh keberkahan ini hampir mencapai ujungnya, dan di hati ini muncul perasaan yang sulit diungkapkan—antara syukur karena telah diberikan kesempatan menikmati Ramadan, dan sedih karena takut tak bisa bertemu dengannya lagi tahun depan.
Betapa banyak dosa yang telah diampuni? Betapa banyak doa yang telah diangkat ke langit? Hanya Allah yang Maha Tahu. Namun, satu hal yang pasti: Ramadan adalah tamu agung yang sebentar lagi akan pergi, dan kita tak tahu apakah masih diberi umur untuk menjumpainya kembali tahun depan.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
(QS. Al-Baqarah: 183)
Di bulan ini, kita berlomba-lomba meraih ketakwaan. Shalat malam menjadi lebih khusyuk, tilawah Al-Qur’an lebih sering terdengar, tangan lebih ringan dalam memberi, dan hati lebih lembut dalam memaafkan. Tetapi, pertanyaannya adalah: apakah kebiasaan baik ini akan tetap bertahan setelah Ramadan pergi?
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barang siapa berpuasa Ramadan kemudian diikuti dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa sepanjang tahun.”
(HR. Muslim, No. 1164)
Hadits ini mengajarkan kita bahwa ibadah tidak boleh berhenti setelah Ramadan berakhir. Sebaliknya, Ramadan seharusnya menjadi titik awal untuk meningkatkan keimanan kita sepanjang tahun.
Malam-malam terakhir ini adalah saat terbaik untuk bermuhasabah. Mungkin ada rakaat shalat yang terburu-buru, ada dzikir yang kurang khusyuk, ada doa yang kurang sungguh-sungguh. Maka inilah waktunya untuk memperbaiki segalanya, karena di malam-malam ganjil ini, ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan:
لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ
“Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan.”
(QS. Al-Qadr: 3)
Sungguh beruntung mereka yang memanfaatkan detik-detik terakhir ini dengan ibadah terbaik. Sebab, Rasulullah ﷺ mengingatkan kita:
“Sesungguhnya setiap amal itu bergantung pada akhirnya.”
(HR. Bukhari, No. 6607)
Wahai jiwa yang masih diberi kesempatan di penghujung Ramadan, jangan biarkan hari-hari ini berlalu begitu saja. Jangan biarkan Ramadan menjadi saksi bahwa kita menyia-nyiakan keberkahannya. Mari kita tutup Ramadan dengan taubat yang sebenar-benarnya, dengan doa yang penuh harap, dan dengan janji untuk tetap istiqamah setelah ia pergi.
Jika Ramadan tahun ini adalah yang terakhir, semoga ia menjadi Ramadan terbaik yang pernah kita jalani. Jika Allah mengizinkan kita bertemu Ramadan lagi, semoga kita dipertemukan dalam keadaan iman yang lebih kuat dan hati yang lebih bersih.
Ya Allah, terimalah amal ibadah kami, ampunilah dosa-dosa kami, dan jangan jadikan ini Ramadan terakhir bagi kami. Aamiin.
—000—
*Pemimpin Redakasi Trigger.id
Tinggalkan Balasan