Surabaya (Trigger.id) – Sabar merupakan sikap yang dianjurkan dalam Islam ketika menghadapi ujian atau cobaan yang datang bertubi-tubi. Sabar dalam menghadapi ujian menunjukkan kematangan keimanan seseorang kepada Allah dan bisa menjadi tanda bahwa Allah menyayangi hamba-Nya. Bagaimana kita mampu bersabar ketika ujian tersebut datang dan yakin bahwa semuanya adalah skenario dari Allah untuk menguji hamba-hamba-Nya. Berikut ini simak materi khutbah Jumat yang membahas tentang “Sabar Ketia Ujian Datang”.
Khutbah Pertama
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الْمُنْعِمِ عَلَى مَنْ أَطَاعَهُ وَاتَّبَعَ رِضَاهُ، الْمُنْتَقِمِ مِمَّنْ خَالَفَهُ وَعَصَاهُ، أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةَ عَبْدٍ لَمْ يَخْشَ إِلاَّ اللهَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِي اخْتَارَهُ اللهُ وَاصْطَفَاهُ.
اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالاَهُ. أَيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوا اللهَ ، وَتَفَكَّرُوْا فِي نِعَمِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوْهُ، وَاذْكُرُوا آلَاءَ اللهِ وَتَحَدَّثُوا بِفَضْلِهِ وَلَا تَكْفُرُوْهُ،
.قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَهُوَ أَصْدَقُ الْقَائِلِيْنَ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:. أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن يُتْرَكُوٓا۟ أَن يَقُولُوٓا۟ ءَامَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ. صَدَقَ اللّٰهُ الْعَظِيمْ.
Hadirin Jamaah Jumat yang Dirahmati Allah,
Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Pada hari yang penuh berkah ini, khatib ingin mengingatkan diri saya pribadi dan jamaah sekalian tentang pentingnya “Sabar Ketika Ujian Datang dan Meyakini Bahwa Itu Adalah Ujian dari Allah SWT.”
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن يُتْرَكُوٓا۟ أَن يَقُولُوٓا۟ ءَامَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
Artinya: Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?. (QS. Al Ankabut: 2)
Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa ujian adalah tanda keimanan. Allah tidak memberikan ujian untuk menghancurkan kita, tetapi justru untuk menguatkan keimanan dan meningkatkan derajat ketaqwaan kita di sisi-Nya. Ujian adalah bentuk kasih sayang Allah, agar kita lebih dekat kepada-Nya.
Hadirin yang dimuliakan Allah,
Ketika ujian datang, kita harus menyikapinya dengan sabar dan yakin bahwa itu adalah bagian dari rencana Allah yang Maha Bijaksana. Kesabaran bukan berarti pasrah tanpa usaha, melainkan menerima ketentuan Allah dengan ikhlas, disertai doa dan usaha untuk memperbaiki keadaan. Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ، وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ، فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا، وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ.
“Sungguh besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian. Dan sungguh, apabila Allah mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka. Barang siapa ridha dengan ujian itu, maka ia mendapatkan keridhaan Allah. Dan barang siapa tidak ridha, maka baginya kemurkaan Allah.”
(HR. Tirmidzi)
Dengan keyakinan bahwa ujian datang dari Allah, hati kita akan lebih tenang, dan langkah kita akan lebih mantap. Kita tidak akan mudah putus asa, karena kita yakin Allah selalu bersama orang-orang yang sabar.
Menghadapi ujian hidup adalah bagian dari perjalanan manusia sebagai hamba Allah SWT. Allah menguji hamba-Nya bukan untuk menjatuhkan, tetapi untuk menguatkan iman, menghapus dosa, dan meningkatkan derajat ketaqwaan kita. Kunci menghadapi ujian adalah ketenangan jiwa dan kemantapan iman.
1. Ketenangan Jiwa: Berprasangka Baik kepada Allah
Allah SWT berfirman:
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ
“Artinya : (Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28).
Ketenangan jiwa lahir dari keyakinan bahwa semua yang terjadi adalah ketentuan Allah. Saat kita mengingat Allah melalui doa, dzikir, dan shalat, jiwa kita akan dipenuhi ketenangan. Sebaliknya, kepanikan hanya akan memperburuk keadaan.
Rasulullah SAW bersabda:
عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ.
“Ajaibnya perkara seorang mukmin, semua urusannya baik. Jika ia ditimpa kebaikan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia ditimpa musibah, ia bersabar, dan itu juga baik baginya.” (HR. Muslim)
2. Kemantapan Iman: Meyakini Hikmah di Balik Ujian
Allah SWT telah menjelaskan bahwa setiap ujian pasti memiliki hikmah, dan setiap kesulitan diikuti kemudahan:
إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا
“Karena sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 6)
Ujian adalah sarana untuk menilai sejauh mana keimanan kita. Dengan iman yang mantap, kita akan melihat ujian bukan sebagai beban, melainkan peluang untuk mendekat kepada Allah, introspeksi diri, dan memperbaiki kehidupan.
Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُصِبْ مِنْهُ.
“Barang siapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan mengujinya.”(HR. Bukhari: 5645)
Cara Menghadapi Ujian dengan Ketenangan Jiwa dan Kemantapan Iman
- Berdoa dan Memohon Pertolongan Allah.
Jangan menghadapi ujian sendiri. Berdoalah agar Allah memberikan kekuatan dan petunjuk. - Bersabar dan Ridha.
Kesabaran adalah cahaya yang menerangi jalan kita saat menghadapi kesulitan. - Memperbanyak Dzikir dan Membaca Al-Qur’an.
Dzikir memberikan ketenangan jiwa, sementara Al-Qur’an menjadi petunjuk yang meneguhkan iman. - Mencari Hikmah di Balik Ujian.
Renungkan bahwa setiap ujian adalah pelajaran dari Allah untuk menjadikan kita pribadi yang lebih baik. - Tetap Berusaha dan Tawakal.
Usaha adalah bentuk ikhtiar kita, sedangkan tawakal adalah menyerahkan hasilnya kepada Allah.
Menghadapi ujian dengan ketenangan jiwa dan kemantapan iman adalah bentuk kepasrahan kita kepada Allah. Dengan keyakinan bahwa Allah tidak pernah meninggalkan hamba-Nya, kita akan mampu melewati segala ujian dengan ridha dan mendapatkan pahala yang besar di sisi-Nya.
“Ya Allah, berikanlah kami ketenangan dalam hati, keteguhan dalam iman, dan kesabaran dalam menghadapi segala ujian hidup. Jadikan kami hamba-Mu yang senantiasa ridha atas segala ketetapan-Mu.” Amin, ya Rabbal ‘alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدَنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ ،
اَللّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ إِيْمَانًا كَامِلاً وَيَقِيْنًا صَادِقًا وَرِزْقًا وَاسِعًا وَقَلْبًا خَاشِعًا وَلِسَانًا ذَاكِرًا وَحَلاَلاً طَيِّبًا وَتَوْبَةً نَصُوْحًا.
اَللّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ وَالسَّلاَمَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ وَالْغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ وَالْفَوْزَ بِالْجَنَّةِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ،
اَللَّهُمَّ يَا مُيَسِّرَ كُلِّ عَسِيْرٍ ، وَيَا جَابِرَ كُلِّ كَسِيْرٍ ، وَيَا صَاحِبَ كُلِّ فَرِيْدٍ ، وَيَا مُغْنِيَ كُلِّ فَقِيْرٍ ، وَيَا مُقَوِّيَ كُلِّ ضَعِيْفٍ ، وَيَا مَأْمَنَ كُلِّ مَخِيْفٍ ، يَسِّرْ عَلَيْنَا كُلَّ عَسِيْرٍ ، فَتَيْسِيْرُ الْعَسِيْرِ عَلَيْكَ يَسِيْرُ ،
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Tinggalkan Balasan