
Isfahan (Trigger.id) — Komunitas Yahudi di Isfahan, Iran, secara terbuka mengecam serangan militer besar-besaran yang dilancarkan oleh Israel terhadap wilayah Iran. Dalam sebuah pernyataan yang dilansir oleh kantor berita IRNA, komunitas ini menyatakan duka mendalam atas korban jiwa dari kalangan sipil, termasuk anak-anak, serta menyampaikan dukungan penuh terhadap respons tegas pemerintah Iran.
“Brutalitas rezim Zionis yang tidak mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan dan telah merenggut nyawa sejumlah warga terkasih kami, termasuk anak-anak yang tak berdosa, sungguh melukai hati kami semua,” demikian bunyi pernyataan tersebut. Mereka juga menegaskan keyakinan bahwa Iran akan memberikan balasan yang akan membuat Israel menyesali tindakannya. “Republik Islam Iran yang terhormat akan membalas dengan kekuatan yang dahsyat dan menyesakkan,” lanjut mereka.
Komunitas Yahudi di Iran merupakan minoritas agama yang secara resmi diakui dan dilindungi oleh konstitusi negara. Mereka memiliki perwakilan di parlemen dan menjalankan kehidupan keagamaan secara bebas dengan dukungan dari pemerintah, termasuk dalam pengelolaan sekolah, sinagoge, dan pusat komunitas. Meski jumlahnya kini sekitar 3.000 orang, komunitas Yahudi Iran tetap aktif, terutama di Teheran, Isfahan, dan Shiraz. Di Isfahan sendiri, terdapat sekitar 1.200 orang Yahudi dan 16 sinagoge aktif.
Para tokoh Yahudi di Iran secara konsisten menegaskan loyalitas mereka kepada bangsa Iran, bukan kepada Israel. Kritik terhadap kebijakan pemerintah Israel kerap disuarakan tanpa rasa takut akan represi, dan pemerintah Iran sendiri membedakan antara anti-Zionisme dan anti-Semitisme.
Serangan Israel pada 13 Juni lalu menargetkan lebih dari 250 lokasi di seluruh Iran, termasuk fasilitas nuklir, pangkalan militer IRGC, serta kawasan sipil di Teheran dan Isfahan. Ratusan orang dilaporkan tewas, termasuk pejabat militer tinggi, ilmuwan nuklir, serta warga sipil, di antaranya perempuan dan anak-anak.
Sebagai respons, Iran meluncurkan Operasi True Promise III, dengan menghujani sejumlah kota besar di Israel — termasuk Tel Aviv, Haifa, dan Yerusalem (al-Quds) — menggunakan rudal balistik dan drone. Serangan balasan ini menyebabkan puluhan korban jiwa dan kerusakan besar.
Konflik ini menjadi eskalasi langsung paling intens antara kedua negara dalam sejarah, memicu kekhawatiran dunia atas potensi instabilitas lebih luas di kawasan. Sejumlah negara dan organisasi internasional mendesak de-eskalasi segera guna mencegah pecahnya perang yang lebih besar di Timur Tengah. (bin)
Tinggalkan Balasan