
Kairo (Trigger.id) – Para negosiator dari berbagai pihak mulai berdatangan ke Kairo pada Minggu (5/10) menjelang dimulainya pembicaraan penting untuk mengakhiri hampir dua tahun perang di Gaza. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan harapannya agar para sandera yang masih ditahan dapat segera dibebaskan dalam beberapa hari mendatang.
Langkah diplomatik ini menyusul tanggapan positif dari kelompok Hamas terhadap peta jalan yang diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang mencakup rencana pembebasan sandera dan pengelolaan Gaza pascaperang.
Dalam pernyataan resminya pada Sabtu (4/10), Netanyahu mengatakan bahwa ia telah memerintahkan delegasi Israel untuk berangkat ke Mesir “guna menyelesaikan rincian teknis” dari kesepakatan yang diusulkan. Pihak Mesir mengonfirmasi bahwa mereka juga akan menerima delegasi dari Hamas untuk membahas “situasi di lapangan serta detail pertukaran seluruh tahanan Israel dan Palestina.”
Media yang berafiliasi dengan pemerintah Mesir sebelumnya melaporkan bahwa kedua pihak yang bertikai akan melangsungkan pembicaraan tidak langsung pada Minggu dan Senin.
Sementara itu, Gedung Putih mengumumkan bahwa Presiden Trump telah mengirim dua utusannya ke Kairo pada Sabtu, yakni Jared Kushner dan Steve Witkoff, untuk mendukung proses negosiasi tersebut. Trump menegaskan bahwa ia tidak akan mentolerir adanya penundaan dari pihak Hamas, memperingatkan bahwa jika tidak ada kemajuan, “semua kesepakatan akan dibatalkan.”
Dalam pernyataan yang disiarkan televisi, Netanyahu mengaitkan kesediaan Hamas untuk membebaskan para sandera dengan “tekanan militer dan diplomatik” yang dilakukan Israel.
“Saya berharap dalam beberapa hari ke depan kami dapat membawa pulang seluruh sandera kami… bertepatan dengan perayaan Sukkot,” ujar Netanyahu, merujuk pada hari raya Yahudi yang dimulai Senin mendatang.
Pada Jumat malam, Hamas mengumumkan persetujuannya untuk membebaskan semua sandera — baik yang masih hidup maupun jenazah — berdasarkan formula pertukaran yang tercantum dalam proposal Trump.
Trump kemudian menyambut langkah tersebut sebagai tanda bahwa Hamas “siap menuju perdamaian abadi” dan menyerukan Israel untuk menghentikan serangan udaranya.
Namun, Netanyahu menegaskan bahwa Hamas harus dilucuti dari senjata, baik melalui jalur diplomasi lewat rencana Trump maupun melalui kekuatan militer Israel.
Pada Sabtu malam, ribuan warga Israel turun ke jalan di Tel Aviv dan Yerusalem menuntut diakhirinya perang serta mendesak pemerintah dan Amerika Serikat untuk memastikan kesepakatan damai tercapai.
Pembicaraan di Kairo ini berlangsung hanya dua hari menjelang peringatan dua tahun serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menjadi pemicu konflik berkepanjangan antara kedua pihak. (bin)
Tinggalkan Balasan