
Surabaya (Trigger.id) – Pemerintah Palestina menyerukan kepada jurnalis dan asosiasi pers di seluruh dunia untuk bersuara serta bertindak melindungi wartawan Palestina dari ancaman dan kekerasan yang dilakukan Israel.
Melalui pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Palestina pada Selasa (12/8), Israel disebut sebagai “pembunuh wartawan paling berbahaya” setelah 230 jurnalis di Gaza menjadi korban sejak pecahnya agresi militer.
“Kebijakan kriminal Israel bertujuan membungkam saksi mata genosida dan menghilangkan bukti kejahatan yang mereka lakukan,” tulis Kemlu Palestina di platform X, menuding serangan terhadap jurnalis sebagai bagian dari upaya pembersihan etnis yang sistematis dan berkepanjangan.
Palestina juga meminta media internasional untuk menolak narasi propaganda Israel serta tidak terlibat dalam dehumanisasi maupun delegitimasi terhadap jurnalis Palestina.
“Kami mengapresiasi wartawan yang tetap profesional dan berkomitmen pada kebenaran meski bekerja dalam kondisi yang sangat berbahaya. Mereka adalah pahlawan yang layak dihormati,” lanjut pernyataan tersebut.
Daftar korban jurnalis di Gaza kembali bertambah setelah empat jurnalis Al Jazeera — Anas Al Sharif, Mohammed Qreiqeh, Ibrahim Zaher, dan Mohammed Noufal — tewas dalam serangan roket Israel pada Minggu (10/8). Serangan yang menghantam tenda mereka di depan RS Al Shifa, Kota Gaza, juga menewaskan seorang warga sipil. (ian)
Tinggalkan Balasan