

Pandangan bernilai ibadah dalam Islam didasarkan pada ayat-ayat Al-Quran dan hadits Rasulullah ﷺ. Pandangan yang dimaksud tidak hanya merujuk pada kegiatan fisik “melihat,” tetapi juga pada cara pandang hati dan pikiran yang diarahkan kepada ketaatan dan ibadah kepada Allah. Berikut adalah beberapa contohnya:
1. Melihat Al-Quran
- Al-Quran sebagai sumber pahala dan petunjuk
Allah Swt berfirma:
وَكَذَٰلِكَ أَنزَلْنَٰهُ قُرْءَانًا عَرَبِيًّا وَصَرَّفْنَا فِيهِ مِنَ ٱلْوَعِيدِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ أَوْ يُحْدِثُ لَهُمْ ذِكْرًا
“Dan demikianlah Kami menurunkan Al-Quran dalam bahasa Arab, dan Kami telah menjelaskan berulang-ulang di dalamnya sebagian dari ancaman agar mereka bertakwa atau agar (Al-Quran) itu menimbulkan pengajaran bagi mereka.”
(QS. Thaha: 113).
Membaca, melihat, dan memperhatikan tulisan Al-Quran adalah ibadah, bahkan sekadar memandangnya dengan niat merenungi maknanya dapat mendatangkan pahala.
2. Melihat Ka’bah
- Ka’bah sebagai pusat perhatian ibadah
Rasulullah ﷺ bersabda:
“يُنَزِّلُ اللَّهُ عَلَى الْبَيْتِ الْحَرَامِ كُلَّ يَوْمٍ مِائَةً وَعِشْرِينَ رَحْمَةً؛ سِتِّينَ لِلطَّائِفِينَ، وَأَرْبَعِينَ لِلْمُصَلِّينَ، وَعِشْرِينَ لِلنَّاظِرِينَ إِلَيْهِ.”
“Allah menurunkan seratus dua puluh rahmat ke Baitullah setiap hari; enam puluh untuk orang yang bertawaf, empat puluh untuk orang yang shalat, dan dua puluh untuk orang yang hanya memandang Ka’bah.”
(HR. Baihaqi dan At-Thabarani).
Pandangan kepada Ka’bah, apalagi disertai zikir dan doa, adalah ibadah yang membawa rahmat dan mendekatkan hati kepada Allah.
3. Melihat Orang Tua dengan Kasih Sayang
- Berbakti kepada orang tua
Allah berfirman:
وَٱخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيرًا
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah: ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka berdua sebagaimana mereka telah mendidikku waktu kecil.’QS. Al-Isra: 24)
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
“النَّظَرُ إِلَى الْوَالِدَيْنِ بِرَحْمَةٍ عِبَادَةٌ.”
“Melihat kedua orang tua dengan rasa kasih sayang adalah ibadah.”
(HR. Bukhari)
4. Tafakur dan Melihat Keajaiban Ciptaan Allah
- Mengamati ciptaan Allah untuk mengingat kebesaran-Nya
Allah berfirman:
أَفَلَمْ يَنظُرُوٓا۟ إِلَى ٱلسَّمَآءِ فَوْقَهُمْ كَيْفَ بَنَيْنَٰهَا وَزَيَّنَّٰهَا وَمَا لَهَا مِن فُرُوجٍ
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya, dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikit pun?”(QS. Qaf: 6).
Pandangan yang mengarahkan hati untuk merenungi keindahan alam dan kekuasaan Allah adalah ibadah yang menumbuhkan rasa syukur.
5. Melihat Wajah Ulama dan Orang Shalih
- Mengingatkan kepada Allah
Rasulullah ﷺ bersabda:“
“الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ”
“Seseorang akan bersama dengan orang yang dicintainya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa mencintai orang-orang shalih adalah bagian dari keimanan, karena mencintai mereka berarti mencintai ketaatan kepada Allah.
6. Melihat dengan Niat yang Baik
- Pandangan yang menjaga hati
Allah berfirman:
قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا۟ مِنْ أَبْصَٰرِهِمْ وَيَحْفَظُوا۟ فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا يَصْنَعُونَ
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.’”
(QS. An-Nur: 30)
Menahan pandangan dari hal-hal yang haram adalah ibadah, sedangkan melihat sesuatu dengan niat baik (seperti untuk mempelajari ilmu atau membantu orang lain) juga bernilai pahala. Dalam Islam, pandangan bernilai ibadah adalah pandangan yang:
- Menumbuhkan rasa cinta kepada Allah dan ketaatan kepada-Nya.
- Mendorong pelakunya untuk berbuat baik dan merenungi kekuasaan Allah.
- Dilakukan dengan niat ikhlas dan menjauhi hal-hal yang haram.
Hadits dan ayat Al-Quran menunjukkan bahwa setiap pandangan yang diarahkan untuk tujuan ibadah atau mengingat Allah dapat menjadi sarana mendekatkan diri kepada-Nya.
—000—
Tinggalkan Balasan