
“Dunia hiburan khususnya konser musik belum terlalu lama bernafas lega. Setelah dua tahun lebih ‘libur’ konser akibat pandemi Covid-19, kini nasib mereka kembali terancam”.

Jakarta (Trigger.id) – Tak bisa disangkal, bahwa konser musik melibatkan begitu banyak pekerja. Mulai pekerja seni panggung terdiri dari penyanyi, pemain musik, pemain koreografi atau penari, termasuk mereka yang ada di back stage .
Perias wajah, penyedia busana, sound man, sound engineer, penata lampu, operator alat listrik, penyedia panggung dan seterusnya, mereka selama ini betul-betul tiarap karena menggantungkan hidupnya dari dunia panggung hiburan.
Jika mereka harus berhenti lagi dalam bekerja dan berkarya hanya gara-gara insiden konser musik ‘Berdendang Bergoyang’, hal tersebut patut disayangkan.
Ketua Umum Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) Dino Hamid berharap, tidak ada efek domino dari kisruh Berdendang Bergoyang yang membuat polisi harus menghentikan festival tersebut.
Dino Hamid melihat bahwa festival musik menjadi salah satu pemasukan ekonomi negara usai Tanah Air dilanda pandemi Covid-19. “Jadi kami itu ingin yang salah diperbaiki, harapannya jangan dihukum, tapi diperbaiki,” ucap Dino Hamid dalam jumpa pers usai menyampaikan pernyataan sikap APMI, di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Kamis (3/11/2022).
Dalam kesempatan yang sama, Sekjen APMI Emil Mahyudin tidak menampik festival musik yang diselenggarakan dalam waktu dekat ini terancam batal. Nama-nama festival besar tersebut seperti Soundrenaline, Head in The Clouds, hingga Djakarta Warehouse Project (DWP).
Emil Mahyudin menjelaskan, banyak promotor kemudian mengadukan dampak yang dirasakan usai kejadian keramaian di festival musik Berdendang Bergoyang. “Kondisinya kurang lebih seperti itu (festival musik usai Berdendang Bergoyang terancam batal),” ujar Emil.
Kata Emil, saat ini pihak promotor festival musik nasibnya tengah berada di ujung tanduk. Mereka dihadapi dengan ketidakpastian karena harus kembali berhadapan dengan perizinan dari pihak kepolisian.
“Kita sekarang lagi di dalam situasi penuh ketidakpastian. Apakah izin itu boleh jalan? Kalau boleh bagaimana, apakah tidak boleh jalan? Apakah boleh di indoor, apakah boleh di outdoor? Apakah boleh sampai 12.00 malam? Sekarang tuh lagi penuh ketidakpastian,” tegas Emil. (ian)
Tinggalkan Balasan