

Ibrahim Ibnu Adham atau Ibrahim bin Adham bin Manshur al-Balkhi (718 H. atau 722 M), adalah salah satu tokoh sufi terkenal dalam sejarah Islam. Beliau dikenal sebagai seorang zahid (asketik) yang meninggalkan kehidupan duniawi untuk mendekatkan diri kepada Allah. Kisah hidupnya menjadi inspirasi bagi banyak orang karena transformasi spiritualnya yang luar biasa. Berikut adalah ringkasan tentang siapa Ibrahim bin Adham:
Ibrahim bin Adham berasal dari keluarga bangsawan kaya dan berada. Ayahnya adalah seorang raja atau pemimpin yang sangat berpengaruh di wilayah Balkh. Ia tumbuh dalam kemewahan, memiliki kekuasaan, dan dihormati oleh masyarakat.
Beliau pernah menyebutkan penyebab-penyebab mengapa doa seseorang tidak terkabul. Dalam salah satu riwayat, ketika beliau ditanya tentang hal ini, beliau menjelaskan beberapa hal yang menjadi penghalang terkabulnya doa. Berikut adalah poin-poinnya:
- Mengenal Allah tetapi tidak menunaikan hak-Nya
Kita mengaku mengenal Allah (ma’rifatullah), tetapi tidak menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Hal ini menunjukkan kurangnya ketaatan yang sejati. - Membaca Al-Qur’an tetapi tidak mengamalkannya
Banyak orang membaca Al-Qur’an, tetapi tidak menjadikan isinya sebagai pedoman hidup. Mereka hanya membaca tanpa memahami atau menerapkan ajarannya. - Mengaku mencintai Rasulullah tetapi meninggalkan sunnahnya
Meskipun mengklaim cinta kepada Nabi Muhammad SAW, mereka tidak mengikuti teladan dan sunnah beliau. - Mengaku membenci setan tetapi tetap menuruti bisikannya
Orang-orang sering berkata mereka memusuhi setan, tetapi kenyataannya masih terjebak dalam godaan dan mengikuti langkah-langkahnya. - Mencintai surga tetapi tidak berusaha meraihnya
Orang-orang berharap masuk surga, tetapi tidak melakukan amal shaleh atau kebaikan yang dapat membawa mereka ke sana. - Takut neraka tetapi tidak menjauhi dosa
Mereka mengatakan takut akan azab neraka, tetapi terus-menerus melakukan dosa dan tidak berusaha bertaubat. - Mengaku bahwa kematian adalah pasti tetapi tidak mempersiapkan diri
Meskipun tahu kematian adalah hal yang tak terhindarkan, mereka hidup seolah-olah tidak akan mati, lalai dalam memperbanyak amal. - Menyibukkan diri dengan aib orang lain tetapi lupa akan aib diri sendiri
Orang-orang sering mencari kesalahan orang lain, tetapi lupa memperbaiki diri sendiri. - Memakan nikmat Allah tetapi tidak mensyukurinya
Mereka menikmati karunia Allah setiap hari, tetapi tidak menggunakan nikmat tersebut untuk mendekatkan diri kepada Allah dan sering lupa bersyukur. - Mengubur orang mati tetapi tidak mengambil pelajaran darinya
Ketika menyaksikan kematian orang lain, mereka tidak menjadikannya sebagai pengingat akan kehidupan akhirat dan terus menjalani hidup dengan kelalaian.
Pesan dari Ibrahim bin Adham ini mengajak kita untuk introspeksi dan memperbaiki hubungan kita dengan Allah. Dengan menjauhi hal-hal tersebut, doa kita lebih berpeluang terkabul karena menunjukkan kesungguhan dalam mendekatkan diri kepada-Nya.
—000—
*Ulama dan Akademisi Ubaya
Tinggalkan Balasan