• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Prediksi Ekonomi Kesehatan 2023 Dibayangi Resesi Ekonomi Global

9 Desember 2022 by isa Tinggalkan Komentar

Ilustrasi prediksi ekonomi kesehatan 2023. Foto: Ist.

“Saat itu, tekanan ekonomi dapat memunculkan sejumlah perilaku yang tidak sehat.”

Oleh: dr. Ari Baskoro, Sp.PD-KAI (Divisi Alergi-Imunologi Klinik Departemen/KSM Ilmu Penyakit Dalam FK Unair/RSUD Dr. Soetomo– Surabaya)

Resesi global diprediksi akan menghantui seluruh dunia pada tahun 2023. Perkiraan itu disampaikan oleh bapak Presiden Jokowi pada beberapa kali kesempatan. Walaupun harus bersikap optimis, Indonesia seyogianya bersiap diri dan lebih waspada,di tengah situasi yang tidak normal tahun depan.

Krisis energi, pangan, dan finansial, serta inflasi yang dibayangi tersendatnya perekonomian, diprediksi akan melanda negara-negara di seluruh dunia. Strategi luar biasa di semua lini harus dipersiapkan di dalam negeri, untuk menjawab tantangan tersebut. Termasuk kebijakan dalam penanganan masalah medis yang terkait dengan masalah gangguan stabilitas ekonomi.

Ketimpangan ekonomi, kemiskinan dan meningkatnya angka pengangguran, telah lama dipahami dapat mengganggu kesehatan masyarakat. Tidak hanya masalah kesehatan fisik, dampak stres psikis diperkirakan akan meningkat secara signifikan. Riset tentang the biology of chronic stress, menjadi bahan pembelajaran penting atas peristiwa resesi global yang pernah dialami dunia tahun 2007-2009. Saat itu, tekanan ekonomi dapat memunculkan sejumlah perilaku yang tidak sehat.

Pola makan yang tidak teratur, meningkatnya konsumsi rokok dan alkohol, merupakan wujud “pelarian” terhadap kekhawatiran akan masa depan yang penuh ketidakpastian.Namun semuanya masih tergantung pada pola interaksi antara kesiapan individu, peranan lingkungan sosial dan agen penyebab penyakit. Durasi waktu terjadinya resesi, juga merupakan faktor penting yang bisa sangat memengaruhi.

Efek biologi stres kronik

Dampak stres kronik pada sistem biologi manusia, telah dapat diidentifikasi oleh para ahli. Risiko meningkatnya penyakit jantung dan pembuluh darah, termasuk hipertensi, masih menjadi perhatian utama. Terganggunya kualitas dan kuantitas tidur, berdampak signifikan pada terjadinya penekanan sistem kekebalan tubuh dan kekacauan produksi hormon. Keadaan ini akan semakin diperparah dengan suasana depresi dan kecemasan, pada individu yang terimbas secara ekonomi. “Anehnya” pada orang-orang tertentu, stres justru dapat memicu pola makan yang berlebihan. Menurunnya minat untuk melakukan aktivitas fisik dan olah raga, juga sering menyertai. Efek hilirnya dapat memantik munculnya persoalan obesitas dan sindrom metabolik.

Melemahnya sistem imun tubuh, dapat mempermudah terjadinya infeksi saluran nafas yang bisa timbul berulang kali. Dalam beberapa kasus berpotensi menjadi lebih berat, bahkan menjurus fatal. Beberapa penelitian tentang respons imun pasca vaksinasi, juga menunjukkan gangguan dalam derajat yang bervariasi. Hal ini diprediksi bisa berdampak negatif pada performa sistem imun, dalam menghadapi paparan virus Covid-19.

Riset molekuler bahkan bisa mendeteksi hingga tingkat kromosom manusia, akibat stres berkepanjangan. Dapat terjadi pemendekan pada telomere yang secara fisiologis melindungi kromosom, dari berbagai macam efek biologi yang merugikan. Ujung-ujungnya berisiko memicu terjadinya kanker, penuaan, bahkan kematian dini.

Dampak resesi terhadap kesehatan masyarakat, juga sangat dipengaruhi kondisi masing-masing individu sebelum terjadinya resesi. Efeknya bisa beragam antar lintas generasi. Tergantung pada perbedaan kondisi  demografis antar wilayah dan kelompok sosial ekonomi. Dampak merugikan pada anak-anak, bisa memicu trauma psikis yang berkepanjangan. Pada perempuan dapat  menimbulkan gangguan kesuburan.

Risiko medis resesi

Resesi ekonomi akan selalu meningkatkan potensi terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK). Berdasarkan data asuransi kesehatan masyarakat di Amerika Serikat dan Eropa menunjukkan, kehilangan pekerjaan dapat meningkatkan risiko kematian. Hal ini terkait dengan terjadinya strok, hipertensi, penyakit jantung, radang sendi, diabetes, problem  emosional dan kejiwaan. Risiko kematian akibat bunuh diri, tercatat meningkat.

Fenomena akibat resesi, berakibat pada pengeluaran dana cadangan mereka, untuk menutupi biaya hidup.Persoalan ini akan semakin menyulitkan mereka mengakses pelayanan kesehatan. Riset yang pernah dilakukan di Amerika Serikat menunjukkan, 40 persen penyandang diabetes dan jantung, mengalami kesulitan mengelola penyakit mereka. Sebanyak 20 persen penderita kanker, juga mengalami situasi yang sama. Bantuan berupa jaring pengaman sosial, terbukti dapat meredam gejolak negatif munculnya penyakit-penyakit akibat PHK. Di sisi lain, meningkatkan budaya ikatan sosial dan solidaritas antar warga masyarakat, dapat menekan dampak stres sosial.

Kecemasan akibat resesi dan pengangguran, juga dapat memicu penyalahgunaan narkoba dan timbulnya  masalah kriminal. Terutama terjadi pada orang-orang yang telah berusaha keras, namun mengalami kegagalan dalam mencari solusi bagi masa depannya yang lebih baik. Mereka sering kali akan menyalahkan diri sendiri.

Ada pula hasil penelitian yang justru memperoleh kesimpulan yang berbeda. Selama resesi, terjadi penurunan polusi udara. Hal ini membawa pengaruh pada menurunnya angka morbiditas dan mortalitas penyakit-penyakit terkait polusi. Misalnya asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Angka kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan di tempat kerja juga menurun. Berkurangnya aktivitas sosial dan mobilisasi masyarakat, dapat menekan penularan penyakit-penyakit infeksi. Khususnya penularan virus.

Aspek perlindungan kesehatan

Aspek psikologis positif, khususnya membangun sikap optimis, dapat menekan risiko timbulnya/memberatnya penyakit jantung koroner dan penyakit lainnya.Dukungan sosial dari keluarga, teman, rekan kerja dan tetangga, sangat berarti untuk menciptakan rasa optimis dan menekan rasa putus asa. Waktu yang lebih banyak tercurah pada hewan peliharaan, juga mampu meredam kecemasan dan menciptakan suasana hati yang lebih baik.

Pemerintah sangat berperan besar dalam meningkatkan upaya pencegahan timbulnya penyakit terkait resesi. Kampanye gaya hidup sehat dan peningkatan efisiensi  sistem layanan kesehatan, seharusnya menjadi prioritas. Penghematan biaya diperlukan agar dapat dialokasikan pada layanan sosial.

Apabila sistem kesehatan nasional dapat terlindungi akibat resesi ekonomi, problem medis masyarakat yang terkena dampak dapat tertolong. Organisasi sosial kemasyarakatan dapat berperan lebih, khususnya dalam hal memberikan sokongan moril dan bantuan sosial.            

Prediksi gejolak ekonomi tahun 2023, belum tentu akan terjadi. Diakhirinya perang Rusia-Ukraina yang disuarakan dalam deklarasi G20 di Bali, akan semakin mempercepat pemulihan ekonomi.Untuk menjawab tantangan terhadap prediksi resesi global dan dampaknya,diperlukan persiapan yang matang sejak dini. “Sedia payung sebelum hujan”, menjadi kata kunci yang terbaik bagi semua pihak.

Share This :

Ditempatkan di bawah: jatim, Kesehatan, nusantara, update Ditag dengan:Ari Baskoro, Ekonomi Kesehatan, Prediksi Ekonomi, Resesi Ekonomi Global, Tahun 2023

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Jerman Desak Israel Kurangi Penderitaan Warga Gaza

21 Agustus 2025 By admin

Fadilah dan Dasar Dalil Berzikir Setelah Shalat Subuh Hingga Terbit Matahari

21 Agustus 2025 By admin

Mengapa Jalan Kaki Sangat Baik untuk Kesehatan?

20 Agustus 2025 By admin

Israel Ragu Terima Proposal Gencatan Senjata dan Desak Pembebasan Seluruh Sandera

20 Agustus 2025 By admin

Mampukah Merdeka Dari Belenggu Rasa Manis?

20 Agustus 2025 By admin

Palestina Bentuk Komite Konstitusi Menuju Status Negara Penuh

20 Agustus 2025 By admin

Kemenkeu Bantah Isu Sri Mulyani Sebut Guru Beban Negara

19 Agustus 2025 By admin

Komnas Haji Usulkan RUU Haji Lebih Fleksibel dan Adaptif

19 Agustus 2025 By admin

Bojan Hodak Sebut Gol Kedua ke Gawang Persib sebagai Kesalahan Fatal

19 Agustus 2025 By admin

Atalanta Resmi Datangkan Nicola Zalewski dari Inter Milan

19 Agustus 2025 By admin

Hamas Tolak Rencana Israel Relokasi Warga Gaza, RI Bantah Ikut Berunding

18 Agustus 2025 By admin

Teman dalam Genosida: Jejak Rekat Hubungan Serbia–Israel

18 Agustus 2025 By admin

Gol Tunggal Calafiori Bawa Arsenal Taklukkan Manchester United di Old Trafford

18 Agustus 2025 By admin

Alicia Silverstone: Ratu ’90-an yang Kembali Bersinar

17 Agustus 2025 By admin

Bayern Muenchen Juara Piala Super Jerman 2025 Usai Kalahkan Stuttgart

17 Agustus 2025 By admin

Mengapa Harus 10.000 Langkah Sehari?, Studi Terbaru Ungkap Jumlah yang Sebenarnya

17 Agustus 2025 By admin

Tren Jalan Kaki 6-6-6 Diklaim Bermanfaat untuk Turunkan Berat Badan dan Jaga Jantung, Apa Kata Ahli?

16 Agustus 2025 By admin

Tom Cruise Tolak Penghargaan Kennedy Center 2025 dari Trump

16 Agustus 2025 By admin

Persebaya Siap Bangkit di Kandang Persita, Perez Tegaskan Semangat Juang Tanpa Henti

16 Agustus 2025 By admin

Samsung Kembangkan Metalens, Teknologi Kamera Tipis untuk Ponsel dan Headset XR

16 Agustus 2025 By admin

Liverpool Awali Musim dengan Kemenangan 4-2 atas Bournemouth

16 Agustus 2025 By admin

Liga Inggris Terapkan 12 Aturan Baru Musim 2025/26

15 Agustus 2025 By admin

Yovie Widianto: Musik adalah Berkah, Bukan Sekadar Royalti

15 Agustus 2025 By admin

Rumah Sejarah Rengasdengklok: Jejak Tekad Menuju Kemerdekaan

15 Agustus 2025 By admin

Ketua MPR: Sekolah Rakyat Wujud Pemerataan Pendidikan di Indonesia

15 Agustus 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

Agustus 2025
S S R K J S M
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
25262728293031
« Jul    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Ramadhan, Sebelas Bulan Akan Tinggalkan Kita

28 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Membaca Itu Sehat: Manfaat Besar dan Cara Menjaganya Tetap Menyenangkan
  • Emil Audero Tampil Gemilang Saat Cremonese Hantam AC Milan 2-1 di San Siro
  • Milklife Soccer Challenge Surabaya Lahirkan Bintang Baru
  • Jumlah Jurnalis Gugur di Gaza Capai 240, Tertinggi dalam Sejarah Konflik Dunia
  • Kemendikdasmen Komitmen Sukseskan Program Digitalisasi Sekolah di Seluruh Indonesia

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.