
Surabaya (Trigger.id) – Di wilayah Gaza, setelah masa konflik yang intens antara Gaza Strip dan Israel sejak 7 Oktober 2023, terhampar ancaman tersembunyi: puluhan ribu bom dan rudal yang belum meledak (unexploded ordnance, UXO) masih tersebar di antara reruntuhan. Para ahli dan lembaga kemanusiaan memperingatkan bahwa risiko dari ranjau ini jauh melampaui masa perang — bisa menghantui warga sipil selama bertahun-tahun ke depan.
Fakta-Fakta Kunci
- Menurut laporan media Israel, sejak awal perang pasukan udara Israel menjatuhkan sekitar 30.000 bom ke wilayah Gaza. Dari jumlah itu, sejumlah bom dinyatakan tidak meledak.
- Sebuah organisasi kemanusiaan, Handicap International, memperkirakan bahwa sekitar 70.000 ton peledak telah dijatuhkan ke Gaza dan bahwa UXO menimbulkan “risiko enorm” bagi warga yang kembali ke rumah mereka.
- Lembaga seperti Mines Advisory Group (MAG) dan United Nations Mine Action Service (UNMAS) memperingatkan bahwa ribuan ranjau berbahaya tersembunyi di bawah reruntuhan atau tertanam di tanah, dan bahwa proses pembersihan bisa memakan waktu sangat lama.
- Sebuah artikel Reuters mencatat bahwa “antara 5–10% senjata yang ditembakkan gagal meledak” — angka yang, jika diaplikasikan pada puluhan ribu bom, menunjukkan potensi ancaman yang sangat besar.
- Sebagian wilayah Gaza kini digambarkan sebagai “ladang ranjau” yang tak terpetakan — menurut para ahli, bisa memakan waktu 20 hingga 30 tahun atau lebih untuk pembersihan total.
Dampak Terhadap Warga Sipil
- Kematian dan cedera ketika bom meledak tanpa disengaja
 UXO bukan hanya kenangan peperangan: sudah ada korban. Beberapa laporan menyebutkan puluhan tewas dan ratusan cedera akibat ledakan senjata yang tertinggal.
- Hambatan kembalinya warga ke rumah
 Warga yang mulai kembali ke rumah mereka menghadapi reruntuhan yang penuh ranjau — banyak yang terpaksa menunggu karena tak bisa memastikan keamanan.
- Penghambat rekonstruksi dan normalisasi
 Pembersihan reruntuhan dan ranjau menjadi langkah penting sebelum pembangunan dapat dimulai. Kekhawatiran terus-muncul mengingat banyak alat berat yang diblokir masuk.
- Risiko jangka panjang terhadap generasi mendatang
 Karena banyak ranjau tersembunyi, anak-anak dan warga yang tinggal di dekat reruntuhan berisiko mengalami kecelakaan kapan saja. Waktu penyelesaian yang lama memperbesar kemungkinan dampak jangka panjang.
Kendala yang Dihadapi
- Akses terbatas: Alat berat dan tim pemusnah ranjau menghadapi pembatasan masuk ke banyak area Gaza dari pihak Israel ataupun karena kondisi keamanan.
- Jumlah besar reruntuhan: Bahkan saat ranjau bisa diakses, banyak yang tersembunyi di bawah tumpukan beton, logam, dan batuan — membuat identifikasi dan penanganan sangat rumit.
- Kurangnya data pasti: Belum ada survei komprehensif yang memetakan seluruh ranjau. Ukuran risiko hanya diestimasi.
- Sumber daya yang terbatas: Pembersihan ranjau memerlukan waktu, tenaga ahli, alat khusus, dan dana besar — semua dalam situasi darurat kemanusiaan.
Tuntutan dan Upaya Kemanusiaan
- Organisasi seperti Handicap International menyerukan agar akses untuk alat dan tim pembersihan dinaikkan segera demi melindungi warga yang kembali ke rumah mereka.
- Tim pemusnah ranjau dari berbagai negara, termasuk oleh HALO Trust, sedang dikirim untuk membantu proses di Gaza.
- Edukasi dan kampanye kesadaran kepada warga sipil tentang risiko UXO menjadi bagian penting dari strategi jangka pendek — karena pemulihan penuh butuh waktu lama.
Kesimpulan
Wilayah Gaza kini menghadapi “peperangan keduanya” — setelah konflik aktif berkurang, ancaman tersembunyi dari bom dan rudal yang belum meledak tetap mengintai kehidupan warga sipil. Tanpa akses penuh ke area-area berbahaya, tanpa inventarisasi yang jelas, dan dengan jumlah besaran reruntuhan yang amat besar, proses rekonstruksi dan kembalinya kehidupan normal akan sangat tertunda. Fakta bahwa pembersihan bisa memakan waktu puluhan tahun menegaskan bahwa bagi warga Gaza, bahaya dari peperangan belum berakhir walau tembakan mungkin telah mereda. (ian)
Referensi: Berbagai sumber



Tinggalkan Balasan