
Surabaya (Trigger.id) – Radio siaran, yang dulunya menjadi primadona di era 80-an hingga awal 2000-an, kini menghadapi tantangan besar di tengah generasi Z (Gen Z) yang lahir di era digital. Generasi ini tumbuh bersama internet, media sosial, dan platform streaming. Dengan begitu banyak pilihan hiburan dan informasi, dapatkah radio siaran kembali relevan dan menjadi akses utama bagi Gen Z?
Pandangan Gen Z terhadap Radio Siaran
Gen Z dikenal sebagai generasi yang adaptif terhadap teknologi dan cenderung multitasking dalam mengonsumsi berbagai media. Berdasarkan beberapa survei, radio siaran tidak lagi menjadi pilihan utama mereka. Gen Z lebih akrab dengan podcast, layanan streaming musik, hingga video pendek di media sosial. Namun, bukan berarti radio siaran kehilangan daya tarik sepenuhnya. Ada beberapa faktor yang masih membuat Gen Z berhubungan dengan radio:
- Rasa Nostalgia: Meski bukan menjadi media utama, beberapa Gen Z menikmati mendengar siaran radio karena nilai nostalgia yang mengingatkan mereka pada masa kecil.
- Konten Interaktif: Beberapa stasiun radio sudah mulai merangkul media sosial dan siaran live streaming, yang memungkinkan interaksi langsung dengan pendengar.
- Acara Bertema Komunitas: Radio yang menyajikan konten lokal dan berbasis komunitas bisa menarik minat Gen Z yang senang dengan hal-hal autentik dan dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Hambatan Radio untuk Menembus Batas Gen Z
Meski memiliki potensi, radio menghadapi beberapa hambatan:
- Kurangnya Personalisasi: Radio siaran tradisional sering dianggap kurang fleksibel dibandingkan playlist atau podcast yang dapat disesuaikan dengan preferensi pribadi.
- Minimnya Visualisasi: Gen Z sangat visual. Mereka menyukai konten yang memiliki daya tarik visual yang kuat, sesuatu yang masih jarang ditemukan di radio tradisional.
- Keterbatasan On-Demand: Radio siaran masih terbatas dalam hal ketersediaan konten yang dapat didengarkan ulang kapan saja seperti podcast.
Strategi Radio Siaran untuk Menembus Pasar Gen Z
Agar dapat menjadi akses utama bagi hiburan, informasi, dan edukasi Gen Z, radio siaran perlu beradaptasi dengan beberapa cara:
- Kombinasi Siaran dan Digital: Radio tidak hanya disiarkan lewat frekuensi tradisional, tetapi juga diperluas melalui platform digital seperti aplikasi streaming dan media sosial.
- Siaran Bertema yang Menarik Gen Z: Mengangkat tema yang relevan, seperti isu sosial, kesehatan mental, atau budaya pop, dapat menarik perhatian Gen Z yang dikenal peduli dengan isu-isu tersebut.
- Kolaborasi dengan Influencer: Mengundang influencer atau public figure yang dikenal oleh Gen Z untuk menjadi pembawa acara tamu atau mengadakan segmen khusus.
- Siaran Interaktif dan Visual: Menyediakan opsi visualisasi siaran melalui YouTube atau Instagram Live dapat memperkaya pengalaman pendengar dan memperkuat interaksi dengan audiens.
- Penyediaan Konten On-Demand: Menyediakan siaran ulang dalam bentuk podcast agar pendengar dapat mengakses konten kapan saja.
Radio siaran masih memiliki peluang besar untuk menjadi akses utama hiburan, informasi, dan edukasi bagi Gen Z, asalkan mampu beradaptasi dengan kebutuhan dan gaya hidup generasi ini. Dengan menggabungkan teknologi, kreativitas, dan interaktivitas, radio bisa menembus batas-batas tradisional dan menjadi bagian penting dari kehidupan digital Gen Z. (bin)
Tinggalkan Balasan