
Surabaya (Trigger.id) – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), António Guterres, menegaskan penolakannya terhadap segala bentuk pemindahan paksa atau “pembersihan etnis” di Gaza. Pernyataan ini disampaikan sebagai respons terhadap usulan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang berencana mengambil alih Gaza dan merelokasi penduduknya ke negara-negara tetangga, seperti Mesir dan Yordania. Trump menyatakan bahwa warga Palestina tidak akan diizinkan kembali ke Gaza setelah direlokasi, dengan alasan mereka akan mendapatkan perumahan yang lebih baik di lokasi baru.
Guterres menekankan pentingnya berpegang pada hukum internasional dan menghindari tindakan yang dapat memperburuk situasi. “Dalam mencari solusi, kita tidak boleh memperburuk masalah. Sangat penting untuk tetap setia pada dasar hukum internasional dan menghindari segala bentuk pembersihan etnis,” ujarnya dalam sebuah pertemuan komite PBB.
Rencana Trump untuk merelokasi paksa warga Palestina dari Gaza telah menuai kecaman luas dari komunitas internasional, termasuk dari negara-negara Arab dan kelompok hak asasi manusia, yang menganggapnya sebagai pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan berpotensi mengancam stabilitas kawasan.
Selain itu, Mesir dan Yordania secara tegas menolak proposal tersebut, menegaskan bahwa mereka tidak akan menerima pengungsi Palestina dari Gaza. Penolakan ini menambah tekanan pada rencana kontroversial tersebut, yang juga dikhawatirkan dapat menghambat upaya perdamaian dan solusi dua negara yang telah lama diupayakan.
Situasi di Gaza tetap tegang, dengan kondisi kemanusiaan yang memburuk akibat konflik berkepanjangan. Masyarakat internasional terus mendesak dilakukannya gencatan senjata penuh dan pembebasan semua sandera, sambil mencari solusi yang menghormati hak-hak rakyat Palestina dan memastikan perdamaian yang berkelanjutan di kawasan tersebut. (ian)
Tinggalkan Balasan