
Jakarta (Trigger.id) – Hasil survei Future Health Index yang dilakukan oleh Philips menunjukkan bahwa sebanyak 74 persen pimpinan fasilitas kesehatan (faskes) di seluruh dunia berencana untuk berinvestasi dalam teknologi kecerdasan artifisial (AI), khususnya AI generatif.
Hal ini menunjukkan peningkatan minat dan kepercayaan terhadap potensi AI dalam meningkatkan layanan kesehatan. AI generatif, yang mampu menghasilkan konten baru berdasarkan data yang ada, dipandang memiliki kemampuan untuk mendukung berbagai fungsi dalam sektor kesehatan, mulai dari diagnosis yang lebih cepat dan akurat, manajemen data pasien, hingga pengembangan solusi personalisasi perawatan.
“Di Indonesia, sebanyak 74 persen berencana untuk investasi pada AI generatif dalam tiga tahun ke depan, lebih tinggi dibandingkan rata-rata global (56 persen),” kata Presiden Direktur Philips Indonesia Astri R Dharmawan dalam diskusi bersama media di Jakarta, Selasa (1/9/2024).
Ia menjelaskan sebagian besar pimpinan faskes, baik di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) hingga rumah sakit telah menerapkan atau berencana menerapkan AI untuk mendukung keputusan klinis di berbagai layanan rumah sakit.
“Termasuk pemantauan pasien di rumah sakit, perencanaan pengobatan, radiologi, dan pusat kendali klinis dalam tiga tahun ke depan,” ucapnya.
Ada beberapa alasan mengapa banyak pimpinan faskes memilih untuk berinvestasi di AI generatif:
- Meningkatkan Efisiensi Operasional: AI dapat membantu mengotomatisasi tugas-tugas administratif, mengurangi beban kerja staf medis, dan meningkatkan efisiensi operasional rumah sakit.
- Dukungan dalam Keputusan Medis: AI dapat menganalisis data pasien dalam jumlah besar untuk memberikan rekomendasi klinis yang didukung oleh data, sehingga mempercepat proses diagnosis dan pengobatan.
- Pengembangan Pengobatan Personalisasi: AI generatif memungkinkan faskes mengembangkan model perawatan yang lebih sesuai dengan kebutuhan individu berdasarkan riwayat kesehatan dan data genetik pasien.
- Pemanfaatan Big Data dan Analitik Prediktif: Faskes dapat menggunakan AI untuk menganalisis data dalam skala besar, mengidentifikasi tren kesehatan populasi, serta membuat prediksi mengenai wabah atau penyakit yang mungkin terjadi di masa depan.
- Peningkatan Pengalaman Pasien: Dengan bantuan AI, faskes dapat menyediakan layanan yang lebih cepat, lebih akurat, dan lebih personal bagi pasien, yang berujung pada peningkatan pengalaman dan kepuasan pasien.
Keinginan para pemimpin faskes untuk berinvestasi dalam teknologi AI generatif mencerminkan pergeseran besar di industri kesehatan menuju penerapan teknologi canggih untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan di masa depan.
Tinggalkan Balasan