
Surabaya (Trigger.id) — Presiden Amerika Serikat Donald Trump dikabarkan tengah mempersiapkan pengumuman kebijakan penting terkait Gaza yang dinilai akan membawa perubahan besar dalam pendekatan AS terhadap konflik di wilayah tersebut. Rencana ini disebut-sebut berpotensi menguntungkan Hamas, kelompok yang selama ini diklasifikasikan sebagai organisasi teroris oleh AS dan negara Barat lainnya.
Menurut laporan harian Israel Hayom, beberapa pejabat AS mengungkapkan bahwa Trump kemungkinan besar akan mengumumkan solusi menyeluruh untuk mengakhiri perang di Gaza dalam waktu dekat. Rencana ini sedang dikembangkan dengan sebagian kerja sama dari Israel, meski tidak sepenuhnya memenuhi tuntutan negara tersebut. Bahkan, menurut para pejabat, jika kesepakatan tercapai, rencana itu dapat diajukan kepada Israel sebagai fait accompli, atau keputusan yang sudah jadi, tanpa perlu mendapat persetujuan penuh dari pemerintah Israel.
Salah satu opsi dalam rencana ini termasuk memberikan kekebalan terhadap pembunuhan bagi para pemimpin Hamas, demi membujuk mereka menerima kesepakatan. Selain itu, terdapat kemungkinan besar Hamas akan diizinkan berpartisipasi dalam kepemimpinan sipil Gaza di masa depan. Hal ini menjadi pergeseran besar dari kebijakan Amerika sebelumnya yang sama sekali tidak melibatkan Hamas dalam berbagai solusi untuk Gaza.
Jika dilaksanakan, kebijakan baru ini berpotensi meruntuhkan tujuan utama Israel dalam perang, yakni menghancurkan Hamas, dan menggagalkan keinginan Israel untuk mencaplok seluruh wilayah Jalur Gaza. Langkah ini juga dapat memicu krisis politik dalam koalisi pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Meski begitu, seorang pejabat Israel menyatakan bahwa Trump mungkin tidak akan mendapatkan dukungan mayoritas di Senat untuk meloloskan rencana yang tidak melibatkan persetujuan Israel. Namun, AS tetap berencana melanjutkan inisiatif tersebut.
Di sisi lain, Departemen Luar Negeri AS menyatakan bahwa pengiriman bantuan pangan ke Gaza sudah hampir rampung dan pengumuman resmi akan dilakukan dalam waktu dekat, meski belum ada rincian lebih lanjut.
Sementara itu, para pemimpin Eropa dan organisasi kemanusiaan mengecam rencana Israel yang ingin mengendalikan distribusi bantuan ke Gaza melalui perusahaan swasta, dua bulan setelah militer Israel memblokade pasokan ke wilayah tersebut. Kritik muncul karena minimnya transparansi dalam rencana Israel mengenai bantuan tersebut. (bin)
Tinggalkan Balasan