
“Tidak ada perkara yang disesali oleh para penduduk surga kecuali ada satu saat (waktu) yang terlewati tanpa berzikir kepada Allah (ketika di dunia).”
Oleh: Habib Achmad AlHabsyi

Ketika penduduk surga ditanya apa yang kamu sesali sebagai penduduk surga, maka mereka menjawab, saya menyesal karena telah melewatkan waktu di dunia untuk tidak berdzikir kepada Allah SWT.
Jadi mereka menyesal ketika hidup di dunia, mereka melalaikan sedikit waktu untuk tidak berdzikir kepada Allah. Menjadi penduduk surga saja menyesal karena ada sedikit waktu mereka lalai untuk berdizikir, lalu bagaimana dengan penduduk di luar surga atau penghuni neraka?. Mereka tentu jauh lebih menyesal lagi.
Jadi mengingat Allah itu manfaatnya luar biasa beasr. Nanti setelah kita meninggal baru akan tahu betapa besar manfaat berdzikir atau mengingat Allah itu. Shalat dan bentuk ibadah lainnya itu khan tujuannya untuk mengingat Allah.
Ketika kita bekerja lalu mendengar suara adzan, seketika itu kita langsung mengingat Allah. Seluruh aktivitas kita tinggalkan dan kita konsentrasi beribadah untuk mengingat Allah. Kita ini punya Tuhan atau mahluk bertuhan, dan kita ini milik Tuhan. Disaat kita lalai kita langsung diingatkan oleh Allah dengan panggilan adzan.
Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mengingat Allah. Jika kita menganggap pekerjaan kita penting, maka Allah lebih penting. Pekerjaan kita menuntut tanggungjawab, maka tanggungjawab kita kepada Allah jauh lebih besar dan lebih penting.
Ketika muadzin mengumandangkan kalimat Hayya Alash Shalah “Marilah kita menuju sholat”. Maksudnya, kalimat ini adalah panggilan kepada umat Islam untuk segera melaksanakan sholat. Setelah itu ada kalimat Hayya Alal Falah artinya “Marilah kita menuju kepada kemenangan / kebahagian”. Kalimat ini merupakan ajakan kepada umat Muslim untuk meraih kebahagiaan dan kesuksesan, baik di dunia maupun di akhirat.
Mu’az bin Jabal Radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan, “Tidak ada perkara yang disesali oleh para penduduk surga kecuali ada satu saat (waktu) yang terlewati tanpa berzikir kepada Allah (ketika di dunia).”
Karenanya, sesibuk apapun dan sepenting apapun urusan duniawi atau pekerjaan kita, jangan sampai membuat kita lalai barang sedikitpun untuk mengingat Allah. Jangan sampai kita menyesal nanti di akhirat.
Tinggalkan Balasan