
”Setiap usaha dalam menghafal Al-Quran, meskipun hanya satu kata, tetap memiliki nilai dan manfaat yang besar,”
Surabaya (Trigger.id) – Prof. Dr. KH Ahmad Zahro, M.A., guru besar ilmu fiqih UINSA Surabaya mengajak para guru serta pendakwah Al-Qur’an metode tilawati untuk menata hati dan menjaga kesucian dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik agama.
Prof. Zahro juga menekankan pentingnya sikap sabar, ikhlas, dan tawakal dalam menghadapi berbagai tantangan yang mungkin dihadapi saat mengajarkan pendidikan agama kepada murid-muridnya.
”Sebagai guru ngaji, tugas kita bukan hanya mengajarkan agama kepada murid-murid kita, tetapi juga menjaga kesucian hati dan menjaga hubungan dengan Allah SWT. Karena itu, kita perlu senantiasa menata hati dan melakukan introspeksi diri secara berkala,” lanjut Prof. Zahro saat memberikan siraman rohani bertema “Menata Hati Guru Ngaji” kepada para tamu undangan Rakernas Tilawati di Balai Diklat Kemenag Surabaya pada Sabtu (04/03/2023) pagi.
Zahro juga menyampaikan pernah melakukan kampanye “Satu Indonesia” ketika menjabat sebagai ketua Imam Masjid Seluruh Indonesia. Ia mengajak ajak para peserta memperbanyak hafalan Al-Qur’an sesuai kemampuan masing-masing individu. ”Setiap usaha dalam menghafal Al-Quran, meskipun hanya satu kata, tetap memiliki nilai dan manfaat yang besar,” tuturnya.
Karena itu, lanjut dia, penting bagi seluruh umat untuk memperjuangkan kampanye tersebut.
”Seseorang yang ingin menghafal Al-Qur’an harus memiliki niat yang tulus dan tekad yang kuat. Tidak perlu harus menghafal 30 juz secara langsung, tapi setidaknya satu juz dalam sebulan. Hal ini tetap menjadi tujuan kampanye kita yang harus diperjuangkan,” tegasnya.
Selain itu, Prof. Zahro menegaskan bahwa guru ngaji harus mampu memberikan teladan yang baik kepada murid-muridnya. Menjadi guru ngaji yang baik tidak hanya ditentukan oleh seberapa banyak ilmu agama yang dimiliki, tetapi juga oleh akhlak yang baik dan sikap rendah hati dalam menghadapi murid-muridnya. (nf/Ian)
Tinggalkan Balasan