

Membangun kemandirian melalui pendidikan dan ekonomi berkelanjutan adalah konsep yang sangat penting, terutama dalam konteks pemberdayaan individu dan masyarakat.
Pendidikan yang bermutu tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga pada pengembangan keterampilan hidup, kemampuan berpikir kritis, dan nilai-nilai moral yang kuat. Ini membekali individu dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mandiri.
Mengajarkan etos kerja, tanggung jawab, dan kemandirian dalam pendidikan sangat penting agar siswa tidak hanya bergantung pada bantuan eksternal, tetapi juga memiliki inisiatif dan keberanian untuk menghadapi tantangan hidup.
Di usia kemerdekaan RI yang ke 79 tahun ini, kita perlu mengoreksi berbagai aspek pembangunan terutama di bidang pendidikan dan ekonomi berkelanjutan yang menjadi pilar kemandirian bangsa.
Di usia kemerdekaan RI yang ke-79, momen ini sangat tepat untuk melakukan refleksi dan koreksi terhadap berbagai aspek pembangunan, terutama di bidang pendidikan dan ekonomi berkelanjutan, yang merupakan pilar penting dalam membangun kemandirian bangsa. Berikut adalah beberapa aspek yang perlu diperhatikan dan diperbaiki:
1. Pendidikan yang Merata dan Berkualitas
- Akses Pendidikan: Meskipun sudah banyak kemajuan, masih terdapat kesenjangan akses pendidikan, terutama di daerah terpencil dan tertinggal. Perlu ada upaya lebih lanjut untuk memastikan semua anak di seluruh penjuru negeri mendapatkan pendidikan yang layak.
- Mutu Pendidikan: Kualitas pendidikan di Indonesia masih perlu ditingkatkan. Kurikulum harus lebih relevan dengan kebutuhan zaman, mengintegrasikan teknologi, dan mendorong pengembangan keterampilan abad 21 seperti berpikir kritis, kreativitas, dan kolaborasi.
- Kesejahteraan Guru: Guru adalah ujung tombak pendidikan. Kesejahteraan mereka, baik dalam hal gaji maupun pengembangan profesional, harus diperhatikan agar mereka dapat memberikan yang terbaik dalam proses belajar-mengajar.
2. Pengembangan Ekonomi Berkelanjutan
- Pemberdayaan UKM: Usaha Kecil dan Menengah (UKM) adalah salah satu pilar ekonomi nasional, namun masih menghadapi banyak tantangan, seperti akses permodalan, pemasaran, dan teknologi. Dukungan pemerintah dan kemudahan regulasi sangat diperlukan untuk mendorong pertumbuhan UKM.
- Ekonomi Hijau dan Inovatif: Ekonomi berkelanjutan harus menjadi prioritas dengan mengedepankan praktik-praktik bisnis yang ramah lingkungan dan inovatif. Ini termasuk mendorong penggunaan energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam yang tidak terbarukan.
- Ketahanan Pangan dan Energi: Untuk membangun kemandirian ekonomi, ketahanan pangan dan energi adalah aspek vital. Investasi dalam sektor pertanian dan energi terbarukan harus terus ditingkatkan untuk memastikan keberlanjutan dan kemandirian bangsa.
3. Peningkatan Kapasitas dan Inovasi
- Riset dan Pengembangan (R&D): Investasi dalam riset dan pengembangan perlu ditingkatkan agar Indonesia tidak hanya menjadi konsumen teknologi, tetapi juga produsen inovasi. Hal ini termasuk penguatan sinergi antara universitas, industri, dan pemerintah.
- Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM): Pengembangan SDM yang unggul dan berdaya saing tinggi harus menjadi prioritas. Program-program pelatihan dan pendidikan vokasional perlu diintensifkan untuk membekali tenaga kerja dengan keterampilan yang relevan dan adaptif terhadap perubahan teknologi.
4. Infrastruktur yang Mendukung Pendidikan dan Ekonomi
- Infrastruktur Digital: Di era digital, infrastruktur internet yang cepat dan merata sangat penting untuk mendukung pendidikan dan ekonomi. Akses internet yang luas dan murah harus menjadi prioritas agar semua lapisan masyarakat dapat memanfaatkan teknologi untuk pendidikan dan bisnis.
- Infrastruktur Fisik: Selain itu, pembangunan infrastruktur fisik seperti jalan, jembatan, dan fasilitas publik di daerah-daerah terpencil juga harus terus ditingkatkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang merata.
5. Kebijakan yang Progresif dan Inklusif
- Regulasi yang Mendukung: Kebijakan pemerintah harus progresif dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Reformasi birokrasi dan kemudahan berusaha (ease of doing business) harus terus dilakukan untuk menarik investasi dan mendukung wirausaha.
- Inklusivitas dan Pemerataan: Semua program dan kebijakan harus memastikan inklusivitas dan pemerataan, agar tidak ada kelompok yang tertinggal, termasuk masyarakat di daerah terpencil, kelompok miskin, dan penyandang disabilitas.
Dengan mengoreksi dan memperkuat aspek-aspek ini, Indonesia dapat lebih siap dalam menghadapi tantangan global dan mewujudkan cita-cita menjadi bangsa yang mandiri, berdaulat, dan berkelanjutan di masa depan.
—000—
*Dekan FTK UIN Sunan Ampel Surabaya
Tinggalkan Balasan