
Surabaya (Trigger.id) – Penyiapan SDM unggul untuk mewujudkan Indonesia EMAS 2045 menjadi fokus dan perhatian sejumlah perguruan tinggi, termasuk LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan).
LPTK berperan penting dalam mencetak tenaga pendidik yang berkualitas dan berdaya saing, yang pada gilirannya akan membentuk generasi masa depan Indonesia.
LPTK terus mengembangkan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan masa depan, termasuk literasi digital, teknologi, kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis. Peningkatan mutu pendidikan akan menciptakan lulusan yang siap menghadapi tantangan global.
Komitmen itu mereka tunjukkan dalam Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia (Konaspi) XI di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), pada 8-10 Oktober 2024.
Menuju cita-cita Indonesia EMAS (Era Masyarakat Adil Sejahtera) tersebut harus by design yang mengacu pada roadmap atau arah kebijakan pendidikan tinggi yang berkelanjutan di era transisi pembangunan nasional.
Dalam pembukaan Konaspi, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek), Abdul Haris menegaskan bahwa SDM menjadi kunci utama menuju Indonesia EMAS. Kualitas SDM terletak pada kualitas pendidikannya.
Peningkatan kualitas pendidikan saat ini menjadi prioritas pemerintah, utamanya dalam menjawab tiga tantangan. Pertama, ketimpangan akses. Angka partisipasi pendidikan dari jenjang sekolah dasar, menengah pertama, menengah atas, hingga perguruan tinggi masih rendah.
Dari 105,62 persen yang sekolah dasar, hanya 92,51 persen yang sekolah menengah pertama, dan 86,34 persen yang lanjut ke jenjang sekolah menengah atas. Lalu, ketimpangan yang jauh terjadi di jenjang perguruan tinggi yang hanya 31, 45 persen yang bisa kuliah. Selain itu, dari aspek penyandang disabilitas pun hanya 2,8 persen yang menyelesaikan kuliah.
Kedua, kesenjangan kualitas, baik antara perguruan tinggi negeri di perkotaan besar dengan di daerah, maupun antara PTN dan PTS. Dari sejumlah perguruan tinggi yang ada, hanya ada 5 PTN-BH yang masuk top 500 dunia.
Ketiga, kurangnya relevansi perguruan tinggi yang dapat dilihat dari angka lulusan PT yang tidak terserap lapangan pekerjaan sesuai bidang keahlian atau kompetensi keprodiannya.
Karena itulah, arah kebijakan strategis Ditjen Diktiristek ke depan fokus pada beberapa aspek, yaitu meningkatkan partisipasi pendidikan tinggi, penguatan mutu dan relevansi, penguatan mutu dosen dan tendik, penguatan sistem tata kelola Ditjen Diktiristek, dan penguatan riset, inovasi, dan pengabdian kepada masyarakat.
Dalam menjawab tiga tantangan tersebut juga dibutuhkan kerja sama dan dukungan perguruan tinggi, termasuk jajaran LPTKNI. Dia berharap LPTKNI melalui Konaspi ke-11 ini terus konsisten menjadi mitra pemerintah dalam memberikan rekomendasi strategis percepatan pembangunan nasional. (kai)
Tinggalkan Balasan