

Melatih kesabaran memang membutuhkan proses dan kesungguhan, karena sabar bukan sekadar menahan diri dari emosi, tetapi juga melibatkan aspek spiritual dan mental.
Al-Qur’an dan hadits Nabi Muhammad SAW mengajarkan bahwa sabar adalah kunci kebahagiaan, kedekatan dengan Allah SWT, dan keberhasilan dalam hidup.
Sabar bukan berarti pasrah, tetapi upaya aktif untuk tetap teguh, baik dalam kebaikan maupun saat menghadapi ujian. Allah SWT dalam Al Quran mengingatkan:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah: 153).
Latih kesabaran dalam situasi ringan terlebih dahulu, misalnya menahan amarah saat menunggu seseorang terlambat atau saat antrian panjang. Rasulullah SAW bersabda:
“Orang kuat bukanlah yang pandai bergulat, melainkan yang dapat mengendalikan dirinya ketika marah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Melatih diri dalam hal-hal sederhana akan membuat kita lebih siap saat menghadapi ujian yang lebih besar.
Ketika emosi mulai muncul, perbanyak istighfar dan dzikir untuk mengingat Allah SWT dan menenangkan hati.
Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa hawa nafsu adalah musuh utama yang sering menggoda kita untuk bertindak tergesa-gesa atau marah. Istighfar membantu menenangkan jiwa dan mengembalikan kesadaran kita untuk tidak terbawa nafsu.
Baca juga: Islam dan Kesehatan Jiwa yang Wajib Anda Tahu
Shalat yang khusyuk dapat melatih kesabaran. Allah SWT berfirman:
وَٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلْخَٰشِعِينَ
Artinya: Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (Surat Al-Baqarah Ayat 45).
Melihat setiap ujian sebagai kesempatan untuk mendekat kepada Allah dan meningkatkan kualitas diri.Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin. Semua urusannya adalah baik, dan itu tidak dimiliki oleh siapa pun kecuali seorang mukmin. Jika dia mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika dia ditimpa musibah, dia bersabar, dan itu baik baginya.” (HR. Muslim).
Memiliki pola pikir positif akan membuat kita lebih tenang dan mampu bertahan saat menghadapi kesulitan.
Bersahabat dengan Orang-orang Saleh dan Berilmu
- Lingkungan sangat mempengaruhi keteguhan hati. Berteman dengan orang-orang yang teguh imannya akan membantu kita belajar dari kesabaran mereka.
- Mendengar nasihat dan kisah Nabi dan sahabat tentang kesabaran dapat memberikan inspirasi. Misalnya, kesabaran Nabi Ayyub AS yang tetap bersyukur meski diuji dengan penyakit dan kehilangan harta.
Meningkatkan Rasa Syukur dan Tawakal
- Kesabaran tumbuh bersama rasa syukur. Syukur membuat hati tidak mudah kecewa atas apa yang belum diraih dan lebih menerima takdir Allah SWT.
- Tawakal (berserah diri kepada Allah) juga memperkuat kesabaran karena kita yakin bahwa segala sesuatu terjadi dengan kehendak Allah dan pasti ada hikmah di balik setiap kejadian.
Evaluasi Diri secara Berkala
- Setelah melalui ujian atau situasi yang menuntut kesabaran, evaluasi diri: Apakah kita sudah berhasil bersabar? Apa yang bisa diperbaiki?
- Setiap kegagalan dalam bersabar adalah pelajaran untuk lebih baik di masa mendatang.
Penutup
Sabar adalah sikap mental yang bisa dilatih dan dibentuk dengan terus mendekatkan diri kepada Allah dan berusaha memperbaiki diri. Ingatlah bahwa kesabaran tidak hanya bermanfaat di dunia, tetapi juga akan mendapatkan pahala besar di akhirat. Allah SWT berfirman:
قُلْ يَٰعِبَادِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمْ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا۟ فِى هَٰذِهِ ٱلدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗ وَأَرْضُ ٱللَّهِ وَٰسِعَةٌ ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّٰبِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ
Artinya: Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.
Dengan konsisten melatih kesabaran, kita akan semakin kuat dalam menghadapi tantangan hidup dan semakin dekat dengan Allah SWT.
—000—
*Dosen di FK Universitas Muhammadiyah Surabaya
Tinggalkan Balasan