

Kejenuhan dalam beribadah adalah fenomena yang wajar dan manusiawi. Bahkan orang yang paling taat sekalipun bisa mengalami fase seperti ini. Penyebab kejenuhan bervariasi, baik dari aspek internal (jiwa dan mental) maupun eksternal (lingkungan dan kebiasaan).
Banyak orang melihat ibadah hanya sebagai rutinitas atau kewajiban, bukan kebutuhan spiritual. Ketika ibadah dilakukan tanpa kesadaran atau cinta kepada Allah, lama-kelamaan bisa terasa berat dan membosankan.
Ibadah yang tidak dipahami esensinya bisa kehilangan makna, seperti shalat hanya dijalankan sebagai formalitas tanpa tadabbur atau khusyuk.
Solusinya merenungi makna setiap ibadah, membaca tafsir ayat-ayat Al-Qur’an, atau mempelajari kisah para nabi dan sahabat bisa membantu memperbarui motivasi dan menambah kecintaan kepada ibadah.
Ketika seseorang merasa jenuh dalam beribadah, Al-Qur’an dan Hadits memberikan banyak dorongan dan pengingat agar manusia kembali fokus pada tujuan utama hidupnya, yaitu beribadah kepada Allah SWT. Rasa jenuh dalam ibadah adalah bagian dari ujian iman, dan ulama salafus salih telah memberikan berbagai nasihat untuk mengatasi hal tersebut. Berikut ini beberapa pengingat dari Al-Qur’an, Hadits, dan nasihat para ulama yang relevan:
1. Pengingat dari Al-Qur’an tentang Tujuan Hidup
- Surah Adz-Dzariyat (51:56) Allah SWT berfirman yang artinya:
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.”Ayat ini mengingatkan bahwa ibadah bukan hanya ritual, tapi merupakan esensi kehidupan manusia. Apapun kondisi hati, beribadah tetap menjadi misi utama kita.
2. Hadits tentang Konsistensi dalam Ibadah
- Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim:
“Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang paling konsisten (dilakukan terus-menerus) walaupun sedikit.”Hadits ini mengajarkan pentingnya istiqamah (konsistensi) dalam ibadah. Jika merasa jenuh, lebih baik mengurangi intensitas tetapi tetap beribadah secara berkesinambungan.
3. Nasihat dari Ulama Salafus Salih untuk Mengatasi Kejenuhan
- Beribadah dengan variasi:
Ibnul Qayyim al-Jawziyah menganjurkan agar seseorang mencoba mengganti bentuk ibadah yang ia lakukan. Jika merasa jenuh dengan satu jenis ibadah (seperti membaca Al-Qur’an), bisa beralih ke dzikir, sedekah, atau shalat malam. - Merenungkan Kebesaran Allah dan Mengingat Kematian:
Hasan Al-Bashri berpesan, “Beribadahlah kepada Allah seolah-olah kamu tidak punya waktu lama untuk hidup.” Mengingat bahwa setiap ibadah adalah persiapan untuk kehidupan setelah mati bisa menjadi motivasi kuat untuk kembali semangat dalam ibadah. - Menjaga Lingkungan dan Teman Shalih:
Imam Al-Ghazali menyebutkan bahwa lingkungan dan sahabat yang shalih dapat membangkitkan semangat ibadah. Berada di sekitar orang-orang yang rajin beribadah akan memberikan dorongan spiritual.
4. Pengingat tentang Ujian dalam Ibadah dan Pentingnya Sabar
- Surah Al-Baqarah (2:286):
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya…”Ayat ini mengajarkan bahwa setiap ujian, termasuk kejenuhan, pasti bisa dilalui. Allah tidak akan membebani kita lebih dari kemampuan kita. Oleh karena itu, sabar dan mencari solusi adalah bagian dari perjalanan menuju ridha-Nya. - Hadits Riwayat Tirmidzi:
“Sesungguhnya besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian…”
Rasa jenuh dalam beribadah adalah ujian, dan jika dihadapi dengan sabar dan usaha, akan mendatangkan pahala besar.
5. Tips Praktis dari Para Ulama untuk Mengatasi Kejenuhan
- Tajdid Niat (Perbarui Niat):
Ulama seperti Imam An-Nawawi menekankan pentingnya selalu memperbarui niat agar ibadah terasa segar dan bermakna. - Mendekatkan Diri melalui Ibadah yang Dicintai:
Cari bentuk ibadah yang paling disukai, seperti dzikir atau membaca tafsir Al-Qur’an, agar hati lebih terhubung dengan Allah. - Istirahat Sejenak dengan Hal-hal yang Mubah:
Ulama seperti Sufyan Ats-Tsauri menyarankan agar sesekali melakukan aktivitas mubah yang membuat hati tenang, seperti berjalan-jalan atau berbincang dengan keluarga, agar semangat ibadah kembali tumbuh.
Dengan merenungi nasihat ini, seseorang bisa menemukan kembali kekuatan untuk beribadah. Ibadah yang dilandasi rasa cinta kepada Allah akan lebih ringan dan penuh makna. Jenuh adalah hal wajar, namun Allah dan Rasul-Nya telah memberikan banyak jalan untuk kita agar kembali bersemangat dan istiqamah.
—000—
*Ulama dan akademisi dari Ubaya
Tinggalkan Balasan