• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Hati-hati, Banyak Kloset dan Urinoir yang tak Ramah Secara Syariat

5 Desember 2024 by admin Tinggalkan Komentar

Ilustrasi toilet di sebuah mall. Foto: kubikel.com
Oleh: KH Abdul Muiz Ali, Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI

Membahas soal kloset dan toilet bagi sebagian orang bisa jadi dianggap tidak penting. Apalagi dikaitkan dengan syariah. Apasih pentingnya membahas tempat buang kotoran kencing dan tinja dan apa hubungannya dengan prinsip syariah?

Sebelum menjelaskan dan menjawab pertanyaan tersebut, saya ingin bercerita sedikit. Sekitar awal November 2024 yang lalu saya melakukan kunjungan ke dua negara eropa, Jerman dan Belanda untuk kepentingan assessment halal dari BPJPH (Badan Jaminan Produk Halal).

Saat di bandara ketika hendak mau ke toilet saya bertemu dengan seorang pria membawa botol air dalam kemasan yang masih terisi separuh airnya. Saya menduga, sebagaimana kebiasaan saya, botol tersebut pasti akan digunakan untuk

memudahkan saat nantinya bersuci dari najis air kecil.

Ternyata betul, orang tersebut persis membuang air kecil tepat di samping saya, dan cara bersucinya pun sama dengan saya, yaitu menggunakan air yang terdapat di botol yang sebelumnya sudah dia isi.

Cara seperti ini dilakukan sebagai bentuk hati-hati agar bisa bersuci (istinja) dengan benar sesuai ketentuan fikih serta aman dari percikan najis.

Kembali pada pertanyaan di atas: maksud kloset dan toilet yang dirasa kurang ramah syariah, tentu tidak berlaku pada semua model kloset atau toilet.

Terdapat beberapa kriteria kloset dan urinoar khusus laki-laki yang jika penggunanya tidak hati-hati atau tidak paham cara menggunakannya, maka konsekuensinya cara bersuci dari kencing dan kotoran tidak benar atau pakaianya menjadi najis (mutanajjis) disebabkan terkena percikan najis.

Pertama, uroniar berdiri dimana antara tempat saluran buang air kecil tidak disertai pembatas. Biasanya pembatas tersebut disebut dengan akrilik mika urine protektor.

Kedua, kloset duduk dengan model jet washer toilet shower baik yang digunakan laki-laki atau perempuan. Kloset model seperti ini airnya keluar dari arah belakang setelah alat kontrolnya digeser. Model kloset seperti ini rentan percikan najisnya pindah kemana-mana yang menyebabkan pakaian dan area sekitar menjadi najis (mutanajjis).

Ketiga, jenis kloset yang menggunakan bidet di dalamnya yang memungkinkan najis terciprat ke mana-mana. Ini jenis-jenis yang rentan percikan najis kemana-mana.

Keempat, di sejumlah layanan umum, terdapat urinoar dimana saluran bagian bawahnya rusak sehingga justru air kencing tidak terbuang sebagaimana mestinya dan mengenai celana. Ironinya, pengguna layanan tersebut menyadari adanya kerusakan di bagian urinoar itu setelah yang bersangkutan membuang hajatnya. Ini patut disayangkan.

Kesesuaian syariah pada fasilitas umum

Sebenarnya belum ada peraturan yang menjelaskan tentang model kloset dan toilet yang sudah memenuhi standar syariah. Hanya saja bagi masyarakat atau pengelola tempat fasilitas umum, jika ingin membuat kloset atau toilet hendaknya dapat mempertimbangkan prinsip syariah yang memudahkan bagi penggunanya terhindar dari percikan najis.

Terkait pentingnya fasilitas umum seperti hotel misalnya bisa disebut sudah berkesesuaian syariah, dapat kita membaca keputusan fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI No: 108/DSN-MUI/X/2016Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan Prinsip Syariah.

Dalam fatwa tersebut, terkait ketentuan hotel syariah sebagaimana dijelaskan pada poin 4 terdapat ketentuan sebagaimana berikut yaitu menyediakan fasilitas, peralatan dan sarana yang memadai untuk pelaksanaan ibadah, termasuk fasilitas bersuci.

Dalam Fatwa ini meskipun terkait dengan ketentuan hotel syariah, tetapi memiliki relevansi dengan pentingnya pengadaan fasilitas bersuci seperti kloset dan toilet yang dipandang lebih mencerminkan penerapan prinsip-prinsip syariah, baik kloset atau toilet di hotel, bandara, rest area, rumah sakit, perkantoran dan tempat/fasilitas umum lainnya.

Membahas soal kloset dan toilet bagi sebagian orang bisa jadi dianggap tidak penting. Apalagi dikaitkan dengan syariah. Apasih pentingnya membahas tempat buang kotoran kencing dan tinja dan apa hubungannya dengan prinsip syariah?

Sebelum menjelaskan dan menjawab pertanyaan tersebut, saya ingin bercerita sedikit. Sekitar awal November 2024 yang lalu saya melakukan kunjungan ke dua negara eropa, Jerman dan Belanda untuk kepentingan assessment halal dari BPJPH (Badan Jaminan Produk Halal).

Saat di bandara ketika hendak mau ke toilet saya bertemu dengan seorang pria membawa botol air dalam kemasan yang masih terisi separuh airnya. Saya menduga, sebagaimana kebiasaan saya, botol tersebut pasti akan digunakan untuk

memudahkan saat nantinya bersuci dari najis air kecil.

Ternyata betul, orang tersebut persis membuang air kecil tepat di samping saya, dan cara bersucinya pun sama dengan saya, yaitu menggunakan air yang terdapat di botol yang sebelumnya sudah dia isi.

Cara seperti ini dilakukan sebagai bentuk hati-hati agar bisa bersuci (istinja) dengan benar sesuai ketentuan fikih serta aman dari percikan najis.

Kembali pada pertanyaan di atas: maksud kloset dan toilet yang dirasa kurang ramah syariah, tentu tidak berlaku pada semua model kloset atau toilet.

Terdapat beberapa kriteria kloset dan urinoar khusus laki-laki yang jika penggunanya tidak hati-hati atau tidak paham cara menggunakannya, maka konsekuensinya cara bersuci dari kencing dan kotoran tidak benar atau pakaianya menjadi najis (mutanajjis) disebabkan terkena percikan najis.

Pertama, uroniar berdiri dimana antara tempat saluran buang air kecil tidak disertai pembatas. Biasanya pembatas tersebut disebut dengan akrilik mika urine protektor.

Kedua, kloset duduk dengan model jet washer toilet shower baik yang digunakan laki-laki atau perempuan. Kloset model seperti ini airnya keluar dari arah belakang setelah alat kontrolnya digeser. Model kloset seperti ini rentan percikan najisnya pindah kemana-mana yang menyebabkan pakaian dan area sekitar menjadi najis (mutanajjis).

Ketiga, jenis kloset yang menggunakan bidet di dalamnya yang memungkinkan najis terciprat ke mana-mana. Ini jenis-jenis yang rentan percikan najis kemana-mana.

Keempat, di sejumlah layanan umum, terdapat urinoar dimana saluran bagian bawahnya rusak sehingga justru air kencing tidak terbuang sebagaimana mestinya dan mengenai celana. Ironinya, pengguna layanan tersebut menyadari adanya kerusakan di bagian urinoar itu setelah yang bersangkutan membuang hajatnya. Ini patut disayangkan.

Ancaman bersuci dari kencing yang tidak benar

Dalam istilah fikih, membersihkan najis yang keluar dari alat kelamin semisal kencing dengan menggunakan air atau batu dan benda sejenisnya yang bersih dan suci disebut dengan istinja’.

Dalam kondisi normal membersihkan kencing dengan menggunakan air dipandang lebih efektif dan lebih membersihkan.

Rasulullah bersuci dari najis kencing menggunakan air sebagaimana dipahami dari penjelasan hadis riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim:

كَانَ رَسُوْلُ الله صَلىَّ الله عليه وسَلَّمَ يَدْخُلُ الْخَلاَءَ فَأَحْمِلُ أَنَا وَغُلَامٌ نَحْوِي إِدَاوَةً مِنْ مَاءٍ وعَنَزَةً فَيَسْتَنْجِي بِالْمَاءِ.

Artinya, “Bilamana Rasulullah SAW masuk ke kamar kecil untuk buang hajat, maka saya (Anas RA) dan seorang anak seusia saya membawakan wadah berisi air dan satu tombak pendek, lalu beliau istinja dengan air tersebut.” (HR Bukhari dan Muslim)

Terdapat beberapa hadits yang menjelaskan tentang ancaman bagi seorang yang membersihkan (bersuci) dari najis kencing yang dilakukan dengan cara yang tidak benar.

ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ , ﺃﻥ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗﺎﻝ: اﺳﺘﻨﺰﻫﻮا ﻣﻦ اﻟﺒﻮﻝ ﻓﺈﻥ ﻋﺎﻣﺔ ﻋﺬاﺏ اﻟﻘﺒﺮ ﻣﻨﻪ

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: “Bersihkanlah dari kencing. Sebab kebanyakan siksa kubur adalah karena kencing” (HR Daraquthni dan Al-Hakim).

Dalam hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim juga disebutkan tentang kisah orang yang disiksa dalam kuburnya karena masalah kencing:

إِنَّهُمَا يُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ، أَمَّا هَذَا فَكَانَ لَا يَسْتَنْزِهُ مِنَ الْبَوْلِ، وَأَمَّا هَذَا فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ

Artinya: Sesungguhnya kedua penghuni kubur ini sedang disiksa. Dan keduanya disiksa bukan karena perkara yang berat.

Orang pertama disiksa karena tidak membersihkan dirinya dari air kencing. Orang kedua disiksa karena dirinya berjalan kesana kemari menebarkan namimah (adu domba) (HR. Bukhari dan Muslim 292).

Dalam ketentuan fikih, posisi buang air kecil yang benar adalah dengan cara duduk, tidak menghadap atau membelakangi kibat, tidak sambil bicara dengan orang lain, dan sebisa mungkin menghindar dari percikan najis.

Namun demikian, seseorang boleh kencing dalam keadaan berdiri, sebagaimana di toilet gantung pada fasilitas umum, dengan sarat, tidak menyebabkan terbukanya aurat yang dapat dilihat oleh orang lain, dan terhindar dari percikan najis. Jika saat kencing saja kita harus memperhatikan etika seperti disebutkan diatas, maka saat buang air besar juga berlaku ketentuan yang sama, terlebih kehati-hatiannya dalam hal bersuci.

—0000—

Sumber: mui.or.id

Share This :

Ditempatkan di bawah: nusantara, update, wawasan Ditag dengan:Hati-hati, Kloset, MUI, Urinoar, Urinoir

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Arsenal Lolos Dramatis ke Semifinal Carabao Cup

24 Desember 2025 By admin

Kaleidoskop Media Massa 2025: Perlu Intervensi Negara Menjaga Eksistensi Media

24 Desember 2025 By admin

UGM Bentuk Tujuh Pokja Tanggulangi Bencana Hidrometeorologi di Sumatra

24 Desember 2025 By admin

Stok Pangan Surabaya Aman Delapan Bulan Jelang Nataru

24 Desember 2025 By admin

Mentan Tegaskan Impor Pangan Ilegal Tak Ditoleransi

24 Desember 2025 By admin

4 Kebiasaan Dokter Onkologi untuk Menurunkan Risiko Kanker

23 Desember 2025 By admin

Iran Tegaskan Program Rudal Tak Bisa Dirundingkan

23 Desember 2025 By admin

Hantam Bologna 2-0, Napoli Juarai Piala Super Italia

23 Desember 2025 By admin

Albanese Minta Maaf, Australia Siapkan Reformasi Pascapenembakan Bondi

23 Desember 2025 By admin

Menghayati Kasih Sayang Ibu, Perspektif Genetika-Imunologi

22 Desember 2025 By admin

Pemerintah Siapkan PP Atur Jabatan Sipil Anggota Polri

22 Desember 2025 By zam

Gus Yahya Tegaskan Patuh Putusan Musyawarah Kubro dan Dorong Islah PBNU

22 Desember 2025 By zam

Barca Perlebar Jarak dari Real Usai Tekuk Villarreal 2-0

22 Desember 2025 By zam

MU Tumbang 1-2 dari Aston Villa di Villa Park

22 Desember 2025 By zam

Mayoritas Tapi Tak Berbobot: Tafsir Sabda Nabi tentang Umat Akhir Zaman

21 Desember 2025 By admin

Gol Penalti Gyokeres Antar Arsenal ke Puncak

21 Desember 2025 By admin

Liga Italia Serie A: Juve Tekuk Roma 2-1

21 Desember 2025 By admin

ICJ Sidangkan Dugaan Genosida Rohingya

21 Desember 2025 By admin

Prabowo Setujui PP Reformasi Polri

21 Desember 2025 By admin

20 Desember dan Retaknya Solidaritas Manusia di Tengah Kepentingan Dunia

20 Desember 2025 By admin

UNRWA Ingatkan Krisis Kelaparan di Gaza Masih Mengancam

20 Desember 2025 By admin

Persebaya Percayakan Shin Sang-gyu Dampingi Tim Saat Hadapi Borneo FC

20 Desember 2025 By admin

Bologna Tembus Final Piala Super Italia Usai Singkirkan Inter Milan

20 Desember 2025 By admin

Napoli Singkirkan AC Milan, Lolos ke Final Piala Super Italia 2025

19 Desember 2025 By admin

Putusan MK soal Royalti Perlu Aturan Turunan Jelas

19 Desember 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

Desember 2025
S S R K J S M
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
293031  
« Nov    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Menambang Kehidupan, Bukan Sekadar Emas: Jejak Hijau Martabe di Jantung Sumatra

21 Oktober 2025 Oleh admin

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Jadwal Serie A: Milan Hadapi Verona, Inter Tantang Atalanta
  • BNPB: 24 Daerah Masuk Tahap Transisi Darurat ke Pemulihan
  • Dirjen Bina Haji: Kartu Nusuk Dibagikan di Asrama Haji sebelum Keberangkatan
  • Forkopimda Banda Aceh Imbau Warga Tak Rayakan Tahun Baru 2026
  • Tangis dan Imunitas di Tengah Bencana

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.