

Dalam perjalanan hidup, manusia seringkali dihadapkan pada berbagai ujian, kesalahan, dan dosa yang membuatnya merasa jauh dari Tuhannya. Tidak jarang, perasaan bersalah itu berubah menjadi keputusasaan. Namun Islam, sebagai agama rahmat, mengajarkan agar seorang hamba tidak pernah putus dari rahmat Allah, betapa pun besar dosa yang telah ia perbuat.
Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang
Firman Allah dalam Al-Qur’an memberikan pelita bagi jiwa yang gelap karena dosa:
۞ قُلْ يَٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ
“Katakanlah, wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
(QS. Az-Zumar: 53)
Ayat ini merupakan seruan kasih sayang dari Allah kepada hamba-Nya, bahkan kepada mereka yang telah berbuat dosa besar. Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyebut ayat ini sebagai “ayat yang paling memberikan harapan” (arjaa ayatin fi kitabillah), karena menunjukkan luasnya ampunan Allah yang meliputi segala dosa.
Kutipan Salafus Shalih Tentang Harapan pada Rahmat Allah
Para ulama salaf memiliki pandangan mendalam yang bisa menjadi penyemangat bagi siapa saja yang tengah larut dalam penyesalan dan putus asa:
- Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata: “Barangsiapa mengenal Rabb-nya, niscaya ia tidak akan pernah berputus asa dari rahmat-Nya.”
(Hilyatul Auliya, 2/147) - Abdullah bin Mas’ud RA berkata: “Dosa yang disertai rasa takut (kepada Allah) lebih aku sukai daripada amal yang disertai ujub.”
_(Ibnul Qayyim, Madarijus Salikin) Ini menunjukkan bahwa Allah lebih menghargai hamba yang penuh harap dan takut kepada-Nya daripada yang sombong dengan amalnya. - Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah menyampaikan: “Jika Allah membuka pintu harapan untukmu, ketahuilah bahwa itu adalah pertanda akan datangnya ampunan. Maka jangan kau tutup pintu itu dengan prasangka buruk pada-Nya.”
(Madarijus Salikin, 2/322)
Jangan Takut untuk Kembali
Keputusasaan adalah jebakan setan. Iblis ingin hamba-hamba Allah merasa bahwa dosanya terlalu besar untuk diampuni. Padahal, selama ruh belum sampai di tenggorokan dan matahari belum terbit dari barat, pintu tobat masih terbuka.
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya Allah membentangkan tangan-Nya pada malam hari untuk menerima tobat orang yang berbuat dosa di siang hari, dan membentangkan tangan-Nya di siang hari untuk menerima tobat orang yang berbuat dosa di malam hari, hingga matahari terbit dari barat.”
(HR. Muslim)
Tidak ada alasan untuk berputus asa dari rahmat Allah. Sekuat apapun dosa membelenggu, rahmat Allah jauh lebih luas. Jangan biarkan rasa bersalah menjadi penghalang untuk kembali kepada-Nya. Bertobatlah dengan hati yang penuh harap, niscaya Allah akan menyambutmu dengan kasih sayang-Nya.
وَرَحْمَتِى وَسِعَتْ كُلَّ شَىْءٍ
“Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu.”
(QS. Al-A’raf: 156)
—000—
*Penceramah dan akademisi Ubaya
Tinggalkan Balasan