
Rocafonda, Spanyol (Trigger.id) – Bintang muda Barcelona, Lamine Yamal, menutup musim La Liga dengan sorotan besar, tak hanya dari para penggemar sepak bola, tetapi juga dari komunitas asalnya di Rocafonda, Mataro, yang dengan bangga menyaksikan perjalanan karier sang anak ajaib.
Nama Yamal kembali menghiasi halaman utama media olahraga Spanyol, Marca, dengan tajuk “LAMINE YA!”, di tengah spekulasi tentang perpanjangan kontraknya bersama Barcelona. Agen Yamal, Jorge Mendes, menyatakan bahwa kontrak baru akan segera diteken sebelum ulang tahunnya ke-18 pada Juli mendatang.
Sementara itu, direktur olahraga Barcelona, Deco, membantah isu bahwa pihak Yamal meminta gaji tertinggi di skuad. Meski begitu, media Spanyol memperkirakan bahwa Yamal akan menerima kenaikan gaji hingga 10 kali lipat, mencapai lebih dari 15 juta euro (sekitar Rp273 miliar) per musim setelah pajak.
Namun, besarnya nilai tersebut terasa jauh dari kehidupan masa kecil Yamal yang sederhana. Ia tumbuh di Rocafonda, kawasan pekerja di kota industri Mataro yang terletak sekitar 32 kilometer dari Barcelona. Di lingkungan yang keras dan penuh tantangan itulah, Yamal mengasah bakat sepak bolanya.
Rocafonda dikenal sebagai daerah miskin, dengan sekitar setengah dari 11.000 penduduknya dikategorikan “berisiko mengalami kemiskinan” oleh Badan Statistik Nasional Spanyol. Banyak bangunan yang rusak dan tak memiliki fasilitas dasar seperti lift. Anak-anak yang kesulitan belajar pun mendapat dukungan dari pusat-pusat bantuan lokal.
Dengan keberagaman yang tinggi – 88 kewarganegaraan tinggal berdampingan – Rocafonda penuh dengan toko halal dan suasana multikultural. Meski demikian, banyak keluarga kesulitan membayar sewa bulanan yang rata-rata mencapai $1.334 atau setara dengan belasan juta rupiah.
Di tengah kesulitan tersebut, Yamal menjadi cahaya harapan. Di lapangan sepak bola Rocafonda, grafiti bertuliskan “Di Rocafonda, lebih banyak Lamine Yamal dan lebih sedikit penggusuran” menjadi simbol semangat anak-anak yang bermimpi menjadi seperti dia.
Mohammed Kaddouri, remaja setahun lebih muda dari Yamal, mengaku terinspirasi. “Sejak Lamine, semakin banyak anak bermain bola dan percaya bahwa mereka juga bisa sukses. Bukan hanya anak laki. (bin)
Tinggalkan Balasan