• Skip to main content
  • Skip to secondary menu
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • BERANDA
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Sitemap
Trigger

Trigger

Berita Terkini

  • UPDATE
  • JAWA TIMUR
  • NUSANTARA
  • EKONOMI PARIWISATA
  • OLAH RAGA
  • SENI BUDAYA
  • KESEHATAN
  • WAWASAN
  • TV

Ironi Pendidikan Tinggi: Mengapa Sarjana Justru Lebih Banyak Menganggur?

8 Juni 2025 by admin Tinggalkan Komentar

Oleh: Isa Anshori*

Pendidikan tinggi sering dianggap sebagai jalan emas menuju masa depan cerah. Namun, data justru menunjukkan ironi: jumlah pengangguran terbuka dari lulusan perguruan tinggi lebih tinggi dibandingkan lulusan SMA dan SMP. Mengapa fenomena ini bisa terjadi di Indonesia?

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2024, tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada lulusan perguruan tinggi mencapai 6,1%, lebih tinggi dibanding lulusan SMA (5,2%) dan SMP (4,5%). Ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah gelar sarjana masih relevan di pasar kerja saat ini?

1. Ketimpangan antara Dunia Pendidikan dan Dunia Kerja

Dr. Endang Retno Wulandari, pakar Sumber Daya Manusia dari Universitas Indonesia, menyebutkan bahwa kurikulum di banyak perguruan tinggi belum sepenuhnya sejalan dengan kebutuhan industri.

“Masih banyak lulusan yang hanya kuat secara teori, tapi lemah dalam keterampilan teknis dan soft skill seperti komunikasi, kerja tim, dan problem solving,” ujar Endang.

Hal ini menyebabkan banyak sarjana tidak siap terjun ke dunia kerja, sementara sektor informal atau pekerjaan teknis sudah lebih mudah diakses oleh lulusan SMA atau SMP yang langsung bekerja setelah sekolah.

2. Over-Qualification dan Mismatch Kompetensi

Banyak lulusan perguruan tinggi mengalami over-qualification untuk pekerjaan level entry yang tersedia. Mereka mengharapkan posisi dan gaji yang tinggi, namun pasar tidak selalu menyediakan hal itu. Akibatnya, mereka menunggu terlalu lama pekerjaan ideal, sehingga berakhir menjadi penganggur terdidik.

Sosiolog dari UGM, Prof. M. Nasrullah, menjelaskan:

“Ada jurang antara ekspektasi lulusan dan realitas pasar. Banyak yang ingin langsung jadi supervisor atau manajer, padahal harus mulai dari bawah. Ini diperparah oleh ketidaksesuaian jurusan kuliah dengan kebutuhan lapangan kerja.”

3. Pertumbuhan Ekonomi Tak Sejalan dengan Penyerapan Tenaga Kerja

Meski Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi, hal ini tidak dibarengi dengan penciptaan lapangan kerja formal yang memadai, terutama bagi lulusan perguruan tinggi. Banyak sektor masih padat karya dan menyerap tenaga kerja non-sarjana.

Di sisi lain, startup dan sektor teknologi yang biasanya menyerap talenta intelektual pun kini lebih selektif, mencari talenta yang tidak hanya berpendidikan tinggi, tapi juga adaptif secara digital dan kreatif.

4. Minimnya Jiwa Wirausaha dan Kemandirian Karier

Lulusan perguruan tinggi di Indonesia cenderung berpikir untuk menjadi pegawai dibanding membangun usaha. Padahal, semangat kewirausahaan adalah salah satu jalan keluar dari terbatasnya lapangan kerja formal.

Dr. Yanuar Nugroho, peneliti sosial dari LIPI, menyatakan:

“Kampus kita jarang membangun mindset berwirausaha. Mereka lebih sibuk mengejar IPK daripada belajar membangun jejaring, karakter, dan ketangguhan yang dibutuhkan di luar dunia akademik.”


Solusi dan Harapan ke Depan

Fenomena ini menegaskan perlunya revolusi besar dalam sistem pendidikan tinggi Indonesia. Kurikulum harus lebih adaptif terhadap perubahan zaman dan kebutuhan pasar. Penguatan keterampilan praktis, magang industri, dan kerja sama dengan dunia usaha menjadi kunci utama.

Pemerintah juga perlu mendorong terbentuknya ekosistem inkubasi wirausaha kampus, memberikan insentif untuk startup mahasiswa, serta memperluas program vokasi berbasis keterampilan kerja.

Di sisi lain, para mahasiswa dan lulusan harus lebih realistis dan tangguh. Dunia kerja bukan hanya soal ijazah, tetapi soal nilai tambah yang bisa mereka tawarkan.

“Jangan hanya bangga jadi sarjana. Banggalah jika Anda bisa mandiri, memberi manfaat, dan menciptakan lapangan kerja, bukan sekadar mencari,” tutup Dr. Endang Retno.



Share This :

Ditempatkan di bawah: nusantara, update, wawasan Ditag dengan:Ironi, Menganggur, Pendidikan Tinggi, sarjana

Reader Interactions

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sidebar Utama

Lainnya

Berjalan Lebih dari 100 Menit Sehari Bisa Kurangi Risiko Sakit Punggung Bawah Kronis

29 Juni 2025 By admin

Israel Keluarkan Perintah Evakuasi Warga Palestina dari Gaza Tengah

29 Juni 2025 By admin

Tragedi Rinjani, Kemenparekraf Tegaskan Pentingnya Kepatuhan SOP Pendakian

29 Juni 2025 By admin

Makan Mangga Setiap Hari, Apa Dampaknya terhadap Kadar Gula Darah Anda?

29 Juni 2025 By admin

Wali Kota Surabaya Ajak Pelajar Teladani Bung Karno Lewat Tur Literasi

29 Juni 2025 By admin

Trump Sebut Gencatan Senjata di Gaza Mungkin Terjadi dalam Sepekan

29 Juni 2025 By admin

Remaja Suriah Didakwa Terkait Rencana Teror di Konser Taylor Swift di Wina

28 Juni 2025 By admin

BPH Kaji Masa Tinggal Jamaah Haji Jadi 30 Hari pada Musim Haji 1447 H

28 Juni 2025 By admin

Trump Kecam Khamenei, Ancam Akan Bombardir Iran Jika Lanjutkan Program Nuklir

28 Juni 2025 By admin

Ini Jadwal Lengkap 16 Besar Piala Dunia Antarklub 2025

28 Juni 2025 By admin

Jatim Siapkan 19 Lokasi Sekolah Rakyat, Salah Satunya di Jombang

28 Juni 2025 By admin

PBB: Israel Lakukan Genosida Lewat Kekerasan Reproduksi

28 Juni 2025 By admin

Kemendikti Saintek Bentuk Satgas Akselerasi Tambah Dokter

28 Juni 2025 By admin

Keutamaan dan Bacaan Niat Puasa Muharram, Tasu’a, dan Asyura

27 Juni 2025 By admin

Khamenei Bantah Klaim Trump: Kerusakan Fasilitas Nuklir Iran Dibesar-besarkan

27 Juni 2025 By isa

KPK Duga Korupsi Kuota Haji Khusus Terjadi pada 2023–2024

27 Juni 2025 By admin

Khutbah Jumat: Hakikat Taat yang Sesungguhnya

27 Juni 2025 By admin

Jazz dan Big Band, Harmoni Dinamis dalam Sejarah Musik Dunia

26 Juni 2025 By admin

Muharram, Sejarah dan Keutamaan Amal Di Dalamnya

26 Juni 2025 By admin

Maratua Jazz & Dive Fiesta 2025: Harmoni Musik, Alam, dan Kesadaran Lingkungan di Surga Tersembunyi

26 Juni 2025 By admin

Mediator Gaza Intensifkan Upaya Gencatan Senjata, Meski Negosiasi Masih Buntu

26 Juni 2025 By admin

Begini Dahsyatnya Orang Bertawakal

26 Juni 2025 By admin

Tubuh Makin Tua, Makin Rentan Panas Ekstrem, Begini Cara Mencegahnya

26 Juni 2025 By admin

Menteri ESDM dan Pertamina Bahas Strategi Ketahanan Energi Dampak Konflik Iran-Israel

25 Juni 2025 By isa

Selat Hormuz, Nadi Energi Dunia

25 Juni 2025 By admin

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

TERPOPULER

Kategori

Video Pilihan

WISATA

KALENDER

Juni 2025
S S R K J S M
 1
2345678
9101112131415
16171819202122
23242526272829
30  
« Mei    

Jadwal Sholat

RAMADHAN

Merayakan Keberagaman: Tradisi Unik Idul Fitri di Berbagai Negara

31 Maret 2025 Oleh admin

Khutbah Idul Fitri 1446 H: Ciri-ciri Muttaqin Quran Surat Ali Imran

31 Maret 2025 Oleh admin

Ketika Habis Ramadhan, Hamba Rindu Lagi Ramadhan

30 Maret 2025 Oleh admin

Tujuh Tradisi Lebaran yang Selalu Dinantikan

29 Maret 2025 Oleh admin

Ramadhan, Sebelas Bulan Akan Tinggalkan Kita

28 Maret 2025 Oleh admin

Footer

trigger.id

Connect with us

  • Facebook
  • Instagram
  • Twitter
  • YouTube

terkini

  • Cristiano Ronaldo Tolak Piala Dunia Antarklub Demi Mimpi Terakhir di Piala Dunia 2026
  • AS Desak Israel Capai Gencatan Senjata dan Pertukaran Tawanan di Gaza
  • Indonesia Harus Siapkan Regulasi AI Demi Wujudkan Kedaulatan Digital
  • Maratua Jazz & Dive Fiesta 2025 Dimulai, Kolaborasi Irama dan Alam Tarik Ribuan Wisatawan
  • Dua Gol Harry Kane Antar Bayern Muenchen Lolos ke Perempat Final Piala Dunia Antarklub 2025

TRIGGER.ID

Redaksi

Pedoman Media Siber

Privacy Policy

 

Copyright © 2025 ·Triger.id. All Right Reserved.