

Islam adalah agama yang sangat menekankan pentingnya amanah dan menegaskan larangan keras terhadap pengkhianatan. Dalam Al-Qur’an Allah berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَخُونُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ وَتَخُونُوٓا۟ أَمَٰنَٰتِكُمْ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul, dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.”
(QS. Al-Anfāl: 27)
Ayat ini menunjukkan bahwa setiap muslim wajib menjaga amanah, baik dalam hal besar maupun kecil. Pengkhianatan terhadap amanah (ghulul) merupakan dosa besar yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.
Hadits tentang Sahabat yang Melakukan Ghulul
Diriwayatkan oleh Abū Dāwūd dan Aḥmad dari Zaid bin Khalid Al-Juhani radhiyallāhu ‘anhu, ada seorang sahabat yang gugur dalam perang Khaybar. Ketika kabar wafatnya disampaikan kepada Rasulullah ﷺ, beliau bersabda:
“Shalatkanlah teman kalian!”
Para sahabat terkejut, karena biasanya Rasulullah ﷺ sendiri yang memimpin shalat jenazah. Lalu beliau menjelaskan:
“Sesungguhnya teman kalian telah berkhianat di jalan Allah (ghulul).”
Setelah diperiksa, ternyata sahabat tersebut mengambil manik-manik milik orang Yahudi yang nilainya tidak lebih dari dua dirham.
Peristiwa ini menunjukkan betapa tegasnya Rasulullah ﷺ terhadap urusan amanah. Meskipun barang yang diambil nilainya sangat kecil, hanya seperti uang receh di zaman kita, Rasulullah ﷺ tetap menolak menshalatkannya. Tindakan itu bukan berarti beliau tidak peduli, tetapi sebagai bentuk peringatan keras bagi umat agar tidak bermain-main dengan amanah.
Pesan Penting dari Hadits
- Pengkhianatan sekecil apa pun tetap dosa besar.
Rasulullah ﷺ tidak melihat besar kecilnya harta, tetapi menekankan kejujuran dan integritas. - Pendidikan moral bagi umat.
Rasulullah ﷺ enggan menshalatkan jenazah sahabat itu sebagai bentuk pendidikan keras agar umat sadar bahwa pengkhianatan merusak amal. - Jangan meremehkan harta yang bukan hak kita.
Dari memakai fasilitas kantor untuk kepentingan pribadi, memotong dana bantuan, menyelewengkan anggaran, hingga korupsi besar—semua termasuk ghulul yang dilarang keras dalam Islam.
Peringatan untuk Zaman Kita
Jika harta senilai dua dirham saja membuat Rasulullah ﷺ enggan menshalatkan pelakunya, bagaimana dengan orang yang menyelewengkan dana miliaran rupiah? Bagaimana dengan korupsi yang merugikan rakyat, mengambil hak fakir miskin, dan menyengsarakan masyarakat kecil?
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barang siapa melakukan ghulul, maka ia akan datang pada hari kiamat dengan membawa barang yang ia khianati itu.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini mengingatkan kita bahwa setiap rupiah haram yang kita ambil akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat.
Korupsi, pengkhianatan, dan penyalahgunaan amanah bukan hanya persoalan hukum di dunia, tetapi juga persoalan iman dan akhirat. Amanah adalah ujian yang akan menentukan nasib kita di hadapan Allah. Karena itu, mari kita menjaga diri, keluarga, dan masyarakat dari harta haram, serta menanamkan kejujuran dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga Allah membersihkan hati kita dari sifat khianat, menjaga tangan kita dari perbuatan haram, dan menjadikan kita hamba-Nya yang amanah. Āmīn.
—000—
*Dosen UINSA dan Pengasuh Pesantren Miftahul Ula Surabaya
Tinggalkan Balasan